• Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kerjasama
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
Wednesday, 03 December 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Resensi

Flow di Era Sosmed; Efek Dahsyat Mengikat Makna

Fiqram Iqra Pradana by Fiqram Iqra Pradana
6 November 2020
in Resensi
1
Gambar Artikel Flow di Era Sosmed Efek Dahsyat Mengikat Makna

Sumber: Tokopedia

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Resensi Buku Flow di Era Sosmed, Efek Dahsyat Mengikat Makna

Karya: Hernowo Hasim

Oleh: Fiqram Iqra Pradana

 

Buku Flow di Era Sosmed ini diterbitkan pada tahun 2016 oleh penerbit Kaifa, Bandung (Anak perusahaan PT. Mizan Pustaka). Jumlah halaman pada buku ini yaitu 226 halaman dan terdiri 5 Bab besar pembahasan. Buku ini dilengkapi dengan foto, ilustrasi dan quotes yang menginspirasi disebelah kiri setiap halaman buku. Menurut saya buku ini unik dalam hal tampilan sehingga ada rasa penasaran untuk membuka halaman selanjutnya

Hernowo Hasim disampul buku ini dikenalkan sebagai penulis produktif yaitu 24 buku dalam 4 tahun. Dalam pengantar yang diberikan oleh Haidar Bagir disebutkan bahwa Hernowo Hasim ini dikenalkan sebagai perjuang literasi (baca dan tulis) yang terus berjuang menulis buku-buku yang menyenangkan untuk dibaca. Hernowo juga dikenal sebagai coach menulis mengikat makna.

Buku ini secara umum memberikan kita pemahaman mengenai hubungan dari 4 keterampilan dasar (membaca, menulis, menyampaikan dan menyimak) dengan upaya meningkatkan skill komunikasi. Komunikasi dalam hal ini adalah bahasa yang dijadikan sebagai alat, sangat perlu untuk dikonstruksi melalui latihan mengikat makna untuk memproduksi ide atau gagasan orisinal. Apalagi yang kita sampaikan itu di media sosial, maka sangat perlu kejelasan, ketertataan dan keunikan karena tulisan Anda mencerminkan isi pikiran Anda!

Menampung atau Menumbuhkan?

Saya sangat menyukai ilustrasi belajar yang dikemukakan Hernowo Hasim dalam buku Flow di Era Sosmed ini. Beliau menggunakan gelas dan tanaman sebagai dua perbandingan. Jika cara belajar seperti cangkir yang diisi oleh air maka ia hanya menampung dan tidak ada guna lain selain digunakan ketika perlu. Berbeda halnya jika cara belajar seperti tanaman yang disiram oleh air, maka ia akan bertumbuh dan berkembang menciptakan tanaman baru yang sangat bermanfaat. Menurut saya, dalam hal belajar, menulis dan mengembangkan pikiran, kita wajib menggunakan dasar ini.

Maraknya aktivitas copy and paste yang dipraktekan oleh siswa bahkan mahasiswa menandakan bahwa cara belajarnya masih sistem cangkir, bayangkan jika tidak ada kesempatan untuk mengisi cangkir dalam hal ini belajar maka sudah tentu jalan terakhir pasti akan copy and paste. Apalagi perkembangan teknologi mendukung itu.

Kita Perlu Ruang Privat!

Ruang privat yang dalam hal ini dijelaskan Hernowo dalam buku ini adalah sebuah ruang yang hanya ada kita dan pikiran-pikiran kita. Ruang itu membebaskan kita untuk merenungkan apapun mengenai perasaan, pikiran, perilaku, pengalaman atau apapun yang ditulis baik itu di buku maupun di layar laptop. Ruang itu tidak memiliki larangan dan hukuman, ia membebaskan sebebas-bebasnya tanpa perlu takut dicibir.

Ruang privat menurut Hernowo, melatih kita untuk berdialog dengan diri kita sendiri, mengevaluasi diri dan terutama mengenali diri kita sendiri. Jangan sampai kita terlalu sering melihat ke luar diri, sehingga abai atau lupa terhadap apa yang ada pada dalam diri.

Kita perlu selfish untuk menciptakan kenyaman dan manfaat untuk diri sendiri dahulu. Kata Hernowo, jadikan apa yang kita baca, tulis dan simak menjadi bagian utuh untuk meningkatkan diri kita, pengetahuan kita, pikiran kita dan untuk kesehatan kita. Sama halnya dengan tubuh yang butuh makanan yang bergizi, mental perlu ruang privat untuk kenyamanan yang hakiki.

Mengikat Makna dan Media Sosial

Empat keterampilan dasar yang dijelaskan Hernowo dalam buku ini yaitu reading, writing, speaking and listening. Jika pada tahapan pendidikan yang diusung oleh Resensi Institute, listening menjadi pijakan awal, dan selanjutnya reading, writing dan speaking. Maka saya lebih berpendapat tergantung dari tujuannya. Jika kita ingin lebih concern dalam menulis maka perlu mengikuti pendapat Hernowo. Namun jika ingin lebih jauh lagi seperti menjadi pendidik maka pendapat dari resensi lebih relevan.

Mengikat makna menjadi syarat utama untuk mengaitkan antara empat keterampilan dasar dan upaya untuk memperbaiki skill komunikasi. Mengikat makna adalah upaya menuliskan kembali pemahaman kita melalui aktivitas membaca dan menyimak pada selembar kertas atau halaman kosong di laptop.

Membaca, menulis, berbicara dan menyimak adalah empat keterampilan dasar yang mampu memperbaiki keterampilan komunikasi. Bahasa yang menjadi salah satu bahan dalam komunikasi kini bisa divisualisasikan, Diaudiokan, diaudio-visualkan, bahkan yang paling sering kita jumpai bahasa yang berbentuk teks. Terutama jika berkaitan dengan media sosial. Komunikasi kita melalui media sosial perlu diperbaiki, karena apa yang kita tulisankan pada media sosial adalah penggambaran skill komunikasi kita.

Apresiasi Pribadi

Apa yang ditulis oleh Hernowo Hasim ini adalah sebuah peninggalan berharga untuk generasi bangsa agar bisa lebih orisinal dalam berkarya. Mengutamakan “proses kontruksi” sebelum melakukan “upaya produksi”.

Menulis adalah aktivitas luhur yang sangat perlu diusahakan agar dikuasai. Ia bukan hanya penting untuk diri sendiri namun sangat penting untuk membangun orang lain. Bagaimana mungkin kita ingin mengajak orang menulis, membaca ataupun berbicara dengan baik sedangkan kita jauh dari itu dan jarang mempraktikkannya.

Apapun yang kita pelajari maka ikatlah dengan menulis. Menulis adalah usaha mengikat makna.[]

Tags: bukuflow di era sosmedherwono hasyimmedia sosialresensi
ShareTweetSendShare
Previous Post

Sali dan Suli

Next Post

Pecel Lele Batas Kota

Fiqram Iqra Pradana

Fiqram Iqra Pradana

Fiqram Iqra Pradana adalah founder Manabrain Institute. Alumni Tasawuf Psikoterapi UIN bandung 2013 ini bekerja sebagai news anchor di TVRI Sulbar sekaligus pegawai Bank Sulselbar. Senang membaca dan menulis. Bisa disapa di akun instagram @fiqram.ip

Artikel Terkait

Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
Resensi

Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme

13 October 2025

Ketidakadilan sosial di ruang sehari-hari kita mendorong banyak pemikir mencari pisau analisis baru dan segar. Di tengah diskursus tersebut, Mansour...

Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu
Resensi

Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu

24 August 2025

Dalam hidup ini, pastinya kita pernah mengalami situasi keterburu-buruan. Waktu seolah-olah mengejar kita. Tak ada waktu lagi untuk sekadar duduk...

Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan
Resensi

Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan

26 April 2025

 “Manungsa kuwi gampang lali, Le. Mula kowe kudu sregep nyatheti. Nyatheti opo wae kanggo pangeling-eling. Mbesuk yen simbah lan ibumu...

Novel “Heaven”: Perundungan dan Pergulatan Hidup Penyintas
Resensi

Novel “Heaven”: Perundungan dan Pergulatan Hidup Penyintas

28 March 2024

Deretan kasus perundungan akhir-akhir ini terus bermunculan. Belum lama ini ramai tajuk berita seputar kasus perundungan di Binus School Serpong,...

Comments 1

  1. Pingback: Flow di Era Sosmed; Efek Dahsyat Mengikat Makna – Fiqram Iqra Pradana

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Gambar Artikel Kenapa Bahasa Inggris untuk Anak SD tidak boleh Dianggap enteng

Kenapa Bahasa Inggris untuk Anak SD Tidak Boleh Dianggap Enteng

25 April 2021
Sandalku Dicuri Tuhan | Puisi-puisi Widya Prayoga T.

Sandalku Dicuri Tuhan | Puisi-puisi Widya Prayoga T.

24 May 2023
Surat Terbuka untuk Sunyi

Surat Terbuka untuk Sunyi

15 February 2021
Menyoal Tirani: Pelajaran Penting Demokrasi Abad Ini

Menyoal Tirani: Pelajaran Penting Demokrasi Abad Ini

9 August 2022
Gambar Artikel Bahagia Menurut Aristoteles

Bahagia Menurut Aristoteles

28 December 2020
Gambar Artikel Mind Management

Mind Management

27 November 2020
Puisi Siap Saji

Puisi Siap Saji

22 February 2021
Mawar Hitam Praja Buana

Mawar Hitam Praja Buana

29 April 2021
Puisi yang Mengantarkan Kematian

Puisi yang Mengantarkan Kematian

25 February 2021
Gambar Artikel Cintaku Urusan Orang Lain

Cintaku Urusan Orang Lain

2 November 2020
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Mempersenjatai Trauma: Strategi Jahat Israel terhadap Palestina
  • Antony Loewenstein: “Mendekati Israel adalah Kesalahan yang Memalukan bagi Indonesia”
  • Gelembung-Gelembung
  • Mengeja Karya Hanna Hirsch Pauli di Museum Stockholm
  • Di Balik Prokrastinasi: Naluri Purba Vs Tuntutan Zaman
  • Pulau Bajak Laut, Topi Jerami, dan Gen Z Madagaskar
  • Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
  • Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
  • Dua Jam Sebelum Bekerja
  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu

Kategori

  • Event (14)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (12)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (66)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (53)
  • Metafor (217)
    • Cerpen (55)
    • Puisi (141)
    • Resensi (20)
  • Milenial (49)
    • Gaya Hidup (26)
    • Kelana (13)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (72)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (33)
    • Surat (21)
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kontributor
  • Hubungi Kami

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Kami
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Hubungi Kami
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.