Jauh di Mata
Jika hadiah bukan barang dari berlian dan emas. Aku pungut
segala macam warna kenangan menjadi suatu kalung berliontin
kejujuran. Terlilit di lehermu nanti, niscaya cantik kau merekah,
membias biang adiwarna.
Terimalah segenap hadiah itu bersama pelukanku di surat jarak
yang bertanda tangan rindu. Sambutlah sebaik-baiknya, di tilas
genggammu, seperti dulu, yang pernah mengasuh belai di pipiku.
Sapu ragu kita, lipat sengketa menyelinap di dada. Lantangkan
doa cinta, semoga fasihnya sampai, kekasih.
Pesisir Selatan | 2022
Panen Akhir Tahun
Waktu kian memakan hari
Menanti umur senja terpatri
Ringkih meniti harapan tiap petang dan pagi:
Gigil subuh menindik kulit
Terik siang mematuk tengkuk
Hulu padi menari angin menunggu patuk
Siasat petuah bahasa ibu
“jangan tunggu dimakan, kalau bisa teriak, itu setidaknya”
Sawah hidup adalah denyut
yang diperjuangkan
Kelakar nasib, bandar musim
menuai cukup
Pesisir Selatan | 2022
Sedih yang Diam
Di kerangkeng sungkan, mendungmu tertahan urai tanpa bahasa.
Menunggu gemiris jatuh di tubuh pikiranku adalah interpretasi
yang berkelana, sepanjang gelap, bukan teluk dengan desir
ombak, tetapi fajar terbelangah biru haru. Lantas, apa gerangan
yang membawa awanmu? Tidakkah malamku cukup sunyi
untuk rintih rintikmu yang demikian riuh?
Pesisir Selatan | 2022