• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Minggu, 17 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Puisi

Pada Suatu Kangen dan Kontradiksi Interminus

Puisi-Puisi Aditya Ardi N.

Aditya Ardi N. by Aditya Ardi N.
6 Agustus 2021
in Puisi
0
Pada Suatu Kangen dan Kontradiksi Interminus

https://www.elisatalentino.it/project/d-repubblica-3/

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Kontradiksi Interminus

dua lembar daun mangga tua
telah lepas dari tangkainya
namun tak pernah sampai ke tanah
: sebut saja itu rindumu yang tak pernah mencapai aku

“batu mengasah pisau,
hati menajamkan hati”

meski hari-hari kehilangan humus
musim-musim mengerang gersang
pohon-pohon kesabaran tumbang

dua lembar daun mangga tua
yang telah lepas dari tangkainya
namun tak pernah sampai ke tanah itu tahu
bahwa keberterimaan atas keberadaan ialah keberuntungan

 

Pada Suatu Kangen

pada suatu kangen
aku pergi ke dalam diri
memeriksa kembali berkas-berkas rindu
yang sempat kau tandai

pada suatu kangen
di rongga dadaku dipenuhi orkestrasi
serangga nokturnal di ambang dini hari

bulan abu-abu di langit kampungku
bintang terang meriap langit kotamu

dan hujan turun sesekali
tempiasnya sama-sama kita kenali
tapi jarak tetaplah jarak, yang selalu galak
bagi rasa yang mendesak

dan waktu hanya bisa bergerak maju
mengacuhkan rindu yang gagal mencapai cumbu

 

Titik Dua Bintang

cantikmu tak menua
meski rekah bunga azalea
bakal gugur juga ditikam cuaca

dan waktu menetaskan tahun
dan tahun memperanakkan bulan
dan hari-hari menetaskan keraguan

dan jam-jam hanya malam
dan menit-menit hanya merumrum sakit
tapi di kalenderku tak pernah ada
tanggal merah untuk mengingatmu

 

Rutinitas Rita

alarm jam 6 pagi
setumpuk berkas kerja menggugahnya
ia masih ingin tidur menyambung mimpi semalam
: sebuah tamasya—ret ret di hutan pinus berkabut
suara sungai di jauhan dan hujan dan suara burung murai.
ia membuat perapian. membakar ikan sambil menghirup harum kopi robusta

tapi pagi selalu turun tergesa
seperti bunyi terompet yang memekakkan telinga
rita tergeragap. ia berjalan langsam ke meja makan
berharap menemu sekerat roti atau gurih telur mata sapi
tapi hanya secangkir sepi ia tuang lagi ke dalam diri

di hadapan meja rias
ia tak tahu pasti untuk apa
bedak di pipinya dan lipstik di bibirnya
yang ia tahu hanya jam kerja bakal segera meraihnya
hingga alarm jam 6 pagi membangunkannya lagi

Tags: aditya ardi npuisi
ShareTweetSendShare
Previous Post

Haruskah Ulang Tahun Selalu Dirayakan?

Next Post

Bukti Pemerintah Serius Menangani Pandemi Covid-19

Aditya Ardi N.

Aditya Ardi N.

Lahir di Ngoro, Jombang, Jawa Timur. Buku Puisinya yang telah terbit antara lain Mobilisasi Warung Kopi (2011), Mazmur dari Timur (2016), Manifesto Koplo (2019). Beberapa karya puisi dan esai dimuat di media online/cetak lokal maupun nasional. IG: @aditya_ardi_n

Artikel Terkait

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
Puisi

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya

14 Agustus 2025

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya setiap malam ia menyetrika tubuhnya di depan kaca mencari lipatan-lipatan yang membuat lelaki itu malas pulang...

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
Puisi

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya

3 Agustus 2025

Hisap Aku hingga Putih bulan merabun serbuk langit bebal pohon dan batu tak bergaris hitam coreng malam yang sumuk punggung...

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
Puisi

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya

20 Juli 2025

Status Baru Ibu Ia tidak menangis di depan siapa pun. Tapi aku tahu, ada yang basah tiap kali ia mencuci...

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
Puisi

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya

22 Juni 2025

Kiat Marah yang Payah  Malam hari yang dingin mencekam cepat menusuk pori-pori. Dan keniscayaan lupa mendekam di hati dan kantong...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Menyuarakan Mereka yang Terbungkam

Menyuarakan Mereka yang Terbungkam

18 April 2022
Kalaulah Sebab Langit Tergelar Kembali

Kalaulah Sebab Langit Tergelar Kembali

16 April 2021
Vincent van Gogh: Mati atau Mukti?

Vincent van Gogh: Mati atau Mukti?

24 April 2021
Gambar Artikel Menghidupkan Tuhan yang Telah Mati

Menghidupkan Tuhan yang Telah Mati

26 Desember 2020
Kalporina

Kalporina

18 Juni 2021
Nirwana Khatulistiwa

Nirwana Khatulistiwa

3 Agustus 2021
Bersama Kakek

Bersama Kakek

11 Mei 2021
Pemberdayaan Perempuan sebagai Pemangku Peradaban

Pemberdayaan Perempuan sebagai Pemangku Peradaban

10 April 2022
Gambar Artikel Mind Management

Mind Management

27 November 2020
Fafifu John Mayer

Fafifu John Mayer

16 Maret 2021
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata
  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (212)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (18)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.