• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Senin, 18 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Puisi

Hikayat Jenderal Koruptor

Puisi-puisi Syukur Budiardjo

Syukur Budiardjo by Syukur Budiardjo
31 Januari 2021
in Puisi
0
Gambar Artikel Puisi Hikayat Jenderal Koruptor

Sumber Gambar : https://mir-s3-cdn-cf.behance.net/project_modules/source/bf4f8f46328979.58503dc8bf191.jpg

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Puisi Hikayat Jenderal Koruptor

 

Tersebutlah di dalam hikayat ini
Seorang jenderal berbintang dua
Tentu dengan sangat gagah berani
Lalu kalap menilap uang negara

Padahal dia seorang perwira tinggi
Yang tentu kayak untuk dihormati
Serta tentu layak pula jadi teladan
Bagi mereka yang menjadi bawahan


Akan tetapi tabiat sang jenderal
Memang sungguh tidak bermoral
Karena wataknya bagaikan kadal
Kelakuannya juga terlihat kumal

Ratusan miliar rupiah telah dijarah
Tanpa sedikit pun merasa bersalah
Karena semua dibuat seolah lumrah
Meski nilainya sangat melimpah ruah


Ia bersekongkol dengan pengusaha
Menggunakan cara atau modus lama
Melipatgandakan nilai atau harganya
Hingga untung segunung diperolehnya

Dengan jimat kekuasaan yang dipegang
Ia mencuri tanpa sedikit pun rasa bimbang.
Ia ramnpok uang negara berdasar wewenang
Seperti harimau yang terlepas dari kandang


Kekayaannya tentu tak sebanding dengan gaji
Yang diperolehnya sejak menjadi perwira pertama
Meski dikumpulkan bertahun-tahun lamanya
Hingga ia kini menjadi seorang perwira tinggi

Agar kekayaannya tak mudah diketahui
Maka kekayaannya itu harus dicuci
Untuk itu ia kemudian menikah lagi
Memalsukan nama dan umur ia jalani

Istri mudanya memang benar-benar muda
Ia mantan ratu kecantikan di sebuah kota
Diberikannya rumah mewah bagaikan istana
Yang tentunya terserak di mana-mana                                                                  

 

Istri mudanya yang lain juga berumah megah
Di samping itu tentu juga bermobil mewah
Hartanya tersebar di mana-mana melimpah
Pasti membuat semua orang jadi terperangah

Selain diatasnamakan istri-istri mudanya
Kekayaan hasil korupsi dari uang negara
Yang nilainyai tentu sangat tiada terkira
Juga diatasnamakan saudara dan mertua

Hasil korupsi uang negara kemudian dicucinya
Hingga dengan cepat telah berubah bentuknya.
Menjadi pom bensin, tanah, perkebunan, sawah
Perusahaan pengangkutan dan tentu saja rumah

Akan tetapi, semua cerita tentu saja ada akhirnya
Atau semua hikayat tentu saja akan tamat
Sang jenderal koruptor tertangkap aparat KPK
Hingga kini mendekam di balik terali besi berkarat

Demikianlah hikayat jenderal koruptor
Yang bergelimang dengan perbuatan kotor
Semua kekayaannya telah disita negara
Katanya dimiskinkan kembali seperti sedia kala

Cibinong, Mei 2020 

 

Puisi Berkata dan Tertawa Gila


Ketika kamu ketahuan korupsi
uang negara yang nilainya berlipat-lipat,
aku berkata: Gila!
Padahal, kamu wakil rakyat.

Ketika kamu ketahuan korupsi
uang negara yang nilainya sungguh hebat,
aku berkata: Gila!
Padahal, kamu layaknya birokrat.

Ketika kamu ketahuan korupsi
uang negara yang nilainya memerlukan nyali,
aku berkata: Gila!
Padahal, kamu Ketua Mahkamah Konstitusi.

Ketika kamu ketahuan korupsi
uang negara yang nilainya tak terperi,
aku berkata : Gila!
Padahal, kamu seorang menteri.

Ketika korupsi terjadi di mana-mana
yang dilakukan pejabat, partai, dan penguasa,
aku berkata dengan nada tertawa: Gila!
Padahal, seharusnya mengurusi rakyat yang menderita.

Jakarta, 12 November 2020

 

Ngeri-ngeri Sadap

Korupsi itu 

ngeri-ngeri sadap.

 

Jakarta, Maret 2020

Tags: korupsikoruptorpenjahatuang rakyat
ShareTweetSendShare
Previous Post

Solilokui Seorang Koruptor

Next Post

Promothean

Syukur Budiardjo

Syukur Budiardjo

Penulis dan Pensiunan Guru ASN di DKI Jakarta. Alumnus Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Jurusan Bahasa Indonesia IKIP Jakarta. Menulis artikel, cerpen, dan puisi di media cetak dan daring. Menulis buku kumpulan puisi Mik Kita Mira Zaini dan Lisa yang Menunggu Lelaki Datang (2018), Demi Waktu (2019), Beda Pahlawan dan Koruptor (2019), buku kumpulan esai  Enak Zamanku, To! (2019), dan buku nonfiksi Strategi Menulis Artikel Ilmiah Populer di Bidang Pendidikan Sebagai Pengembangan Profesi Guru (2018). Akun Facebook, Instagram, dan Youtube menggunakan nama Sukur Budiharjo.

Artikel Terkait

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
Puisi

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya

14 Agustus 2025

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya setiap malam ia menyetrika tubuhnya di depan kaca mencari lipatan-lipatan yang membuat lelaki itu malas pulang...

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
Puisi

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya

3 Agustus 2025

Hisap Aku hingga Putih bulan merabun serbuk langit bebal pohon dan batu tak bergaris hitam coreng malam yang sumuk punggung...

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
Puisi

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya

20 Juli 2025

Status Baru Ibu Ia tidak menangis di depan siapa pun. Tapi aku tahu, ada yang basah tiap kali ia mencuci...

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
Puisi

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya

22 Juni 2025

Kiat Marah yang Payah  Malam hari yang dingin mencekam cepat menusuk pori-pori. Dan keniscayaan lupa mendekam di hati dan kantong...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Gambar Artikel Jangan Baper!

Jangan Baper!

23 Desember 2020
Ada Nafas Sahara di Hutan Amazon

Ada Nafas Sahara di Hutan Amazon

30 April 2023
Peringati Hari Buku Nasional, Forum Buku Berjalan Adakan Temu Buku di Wisdom Park UGM Yogyakarta

Peringati Hari Buku Nasional, Forum Buku Berjalan Adakan Temu Buku di Wisdom Park UGM Yogyakarta

24 Mei 2024
Nirwana Khatulistiwa

Nirwana Khatulistiwa

3 Agustus 2021
Penjaring Ikan di Laut

Penjaring Ikan di Laut

2 April 2021
Gambar Artikel Monolog : Bersama Sangkala, Menuju Tiada

Monolog: Bersama Sangkala, Menuju Tiada

1 November 2020
Surat dari Sekar

Surat dari Sekar

10 November 2021
Gambar Artikel Bung Karno Di Ende, Remah remah kisah dari ende

Remah-remah Kisah dari Ende

7 Januari 2021
Gubuk Sajak

Gubuk Sajak

16 Maret 2021
Mencintaimu Bagi yang Mampu

Mencintaimu Bagi yang Mampu

16 Maret 2021
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata
  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (212)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (18)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.