Satu atau dua, pilih aku atau dia yang engkau suka
- Gamma1
Dua atau tiga yang dipilih orang biasa, kala hari senja ….
Kentut pada senja yang saja terminum mula
Penampakan uang-uang receh beterbangan oleh senja
yang ditaksir sama oleh para wanita:
Para pria.
Namun, dalam buku yang bertajuk
“Musim: utusan-utusan yang merata”
Selayaknya cecairan suci nan berguna
Seputih susu sapu yang berharap terhadap apa
Yang dilaluinya.
Ialah seorang wanita yang
Selayaknya tersemat di bawah sang saka merahnya
Darah dalam buku “Seni untuk bersikap
Mangap!”
Darahnya sejernih air yang
Mengalir dari sumber-Nya:
Membasuh pundak tegapnya dan terutama bibirnya
Semerah sang saka di balik keringat
pejuangnya.
Di penjuru kamar mandi,
Ada lubang suara
Dan Kartini terbawa. Namun, lokasinya
Terlangkup Kartini tengah berada di ambang
Kotak suara bagian pria sang mata tiga yang semula.
Para kaum wanita dalam buku “Ratus tahun lamanya,” yang belum
Sampai kiamat: aku menjatuhkan kotak suara mudahnya
Seperti memusing telapak tangan putih namanya. Aku tak benci
Melakukannya:
Dengan telunjuk, aku berdoa. Namun ternyata,
Telunjukku harum: sebab Kartini
Ialah sampo khusus wanita.
Madiun, 31 Januari 2021
Aku Mengangkasa
Aku membarut-barut menyeberangi komet-komet
Adalah rambutku:
Yang hening, tak ada pengunjung. Yang dingin
permukaannya seperti salju di Enceladus¹
Yang bahkan menjelma bumi bersandarnya
Komet-komet mahkotaku.
Daripada Saturnus
Aku adalah banjar, cincin-
Cincin yang berputar-putar
Di Pasar. Pak Presiden: matahari berkunjung
Datang
Mesem, dan membiayai bayiku siang dan malam.
Daripada Saturnus
Mahkotaku adalah komet yang beredar mengerumuni pasar terus
Mendapati presiden matahari memancar.
Madiun, 29 Januari 2021
Harapan yang Hidup
Harapan,
adalah tatkala rambut rontok yang
makin damping. Adalah rambut
yang rontok yang dilawannya musuh-musuh harapan. Pada yang makin dempang
adalah Tuhan. Ialah uang demi uang
dalam bekerja mengeluarkan rona.
Adalah selerang uang kurasa bersama
tenunan Tuhan jempol dengan telunjuk yang memincuk lembut.
Bak, bak, bak, bak, bak!
Bukan lagi uang adalah
Tuhan. Bukan lagi
waktu ialah uang.
Bak, bak, bak, bak, bak!
Tak lagi pula mengucur:
Menginjak saatnya mandi, air pancur semestinya membilas harapan
yang tak kunjung nur. Ialah kehendak-Nya:
Harapan adalah segenap penghuni
Dunia-Nya ialah kecoak.
Bagi manusia yang lega hati,
Harapan adalah dirinya sendiri.
Belakang Drama Liam Silk
L ama di wajah, kujumpa junjungannya yang berdendang
dan terlihat terus-menerus dibasuh
seorang gadis.
I a mendepak dan seret tutur,
Dan memecat cara mereka:
Orang-orang memainkan drama yang meriwayatkan
Wahai, ahli surga.
A ku adalah kunang-kunang di kasur lama. tak berani
M embenarkan sungguh-sungguh yang nyenyak dan
kasur berbunga-bunga, adanya sambung tangan yang
mengajukan suara.
S uara receh.
I a adalah yang sudah.
L ahir berupa otak seorang biji mata yang
menjeramah objeknya mengarah-arahi tanda-tanda muram dan
diamnya sebuah hutan.
K enangan adalah pesawat baja yang awet menyinggung kesejukan.
Madiun, 25 Januari 2021
Kata Harapan
Kata ia. Memestakan situasi nyepi dalam sebuah kubus yang serupa
Enam kali mengempap. Serupa bunyinya
Yaitu terus membancuh kartu di tangan, dan selalu memangkung
Pintu dalam hati. Sedikit meroyak saat ini
Pelepasanku mengedor rusuk-rusuk yang membentengi
Ketamakannya. Adalah sebab telah bermodal kebarat-
baratan. Beserta negara Australia yang berangkap kabut. Kataku,
Ia serupa seseorang yang memang ambruk. Maka, dan hanya
Belum positif dikawini kabut. Katanya,
“Iya! Aku bangga.” Mendabik dada. Serupa
Orang yang gering sepanjang hayatnya:
Tak pernah ombak yang memanggul dan
Sampai-sampai ke daratan. Yang padat kabut
Aku adalah harapan, maka aku tidak pernah melihat kabut:
Oleh karena ini aku dilahirkan. Belum pernah berpautan oleh ke sana-
Ke mari dan setuju untuk dikhususkan. Walaupun begitu, para orang tua yang buta
Warna: teguh ditetapkannya kepada kelak dunia yang dijawat
wanita-wanita berkuasa.
Madiun, 20 Januari 2021