• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Minggu, 17 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Puisi

Dalam Buku untuk Bersikap Mangap

Alvida Maulida Bowo by Alvida Maulida Bowo
11 Februari 2021
in Puisi
0
Dalam Buku untuk Bersikap Mangap

https://unsplash.com/photos/1VATqD3HYiA

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Satu atau dua, pilih aku atau dia yang engkau suka

  • Gamma1

 

Dua atau tiga yang dipilih orang biasa, kala hari senja ….

Kentut pada senja yang saja terminum mula

Penampakan uang-uang receh beterbangan oleh senja

yang ditaksir sama oleh para wanita:

Para pria.

 

Namun, dalam buku yang bertajuk

“Musim: utusan-utusan yang merata”

Selayaknya cecairan suci nan berguna

Seputih susu sapu yang berharap terhadap apa

Yang dilaluinya.

 

Ialah seorang wanita yang

Selayaknya tersemat di bawah sang saka merahnya

Darah dalam buku “Seni untuk bersikap

Mangap!”

Darahnya sejernih air yang

Mengalir dari sumber-Nya:

Membasuh pundak tegapnya dan terutama bibirnya

Semerah sang saka di balik keringat

pejuangnya.

 

Di penjuru kamar mandi,

Ada lubang suara

Dan Kartini terbawa. Namun, lokasinya

Terlangkup Kartini tengah berada di ambang

Kotak suara bagian pria sang mata tiga yang semula.

Para kaum wanita dalam buku “Ratus tahun lamanya,” yang belum

Sampai kiamat: aku menjatuhkan kotak suara mudahnya

Seperti memusing telapak tangan putih namanya. Aku tak benci

Melakukannya:

Dengan telunjuk, aku berdoa. Namun ternyata,

Telunjukku harum: sebab Kartini

Ialah sampo khusus wanita.

 

Madiun, 31 Januari 2021

 

Aku Mengangkasa

 

Aku membarut-barut menyeberangi komet-komet

Adalah rambutku:

Yang hening, tak ada pengunjung. Yang dingin

permukaannya seperti salju di Enceladus¹

Yang bahkan menjelma bumi bersandarnya

Komet-komet mahkotaku.

 

Daripada Saturnus

Aku adalah banjar, cincin-

Cincin yang berputar-putar

Di Pasar. Pak Presiden: matahari berkunjung

Datang

Mesem, dan membiayai bayiku siang dan malam.

 

Daripada Saturnus

Mahkotaku adalah komet yang beredar mengerumuni pasar terus

Mendapati presiden matahari memancar.

 

Madiun, 29 Januari 2021

 

 

Harapan yang Hidup

 

Harapan,

adalah tatkala rambut rontok yang

makin damping. Adalah rambut

yang rontok yang dilawannya musuh-musuh harapan. Pada yang makin dempang

adalah Tuhan. Ialah uang demi uang

dalam bekerja mengeluarkan rona.

Adalah selerang uang kurasa bersama

tenunan Tuhan jempol dengan telunjuk yang memincuk lembut.

 

Bak, bak, bak, bak, bak!

Bukan lagi uang adalah

Tuhan. Bukan lagi

waktu ialah uang.

 

Bak, bak, bak, bak, bak!

Tak lagi pula mengucur:

Menginjak saatnya mandi, air pancur semestinya membilas harapan

yang tak kunjung nur. Ialah kehendak-Nya:

Harapan adalah segenap penghuni

Dunia-Nya ialah kecoak.

Bagi manusia yang lega hati,

Harapan adalah dirinya sendiri.

 

 

Belakang Drama Liam Silk

 

L ama di wajah, kujumpa junjungannya yang berdendang

dan terlihat terus-menerus dibasuh

seorang gadis.

I a mendepak dan seret tutur,

Dan memecat cara mereka:

Orang-orang memainkan drama yang meriwayatkan

Wahai, ahli surga.

A ku adalah kunang-kunang di kasur lama. tak berani

M embenarkan sungguh-sungguh yang nyenyak dan

kasur berbunga-bunga, adanya sambung tangan yang

mengajukan suara.

S uara receh.

I a adalah yang sudah.

L ahir berupa otak seorang biji mata yang

menjeramah objeknya mengarah-arahi tanda-tanda muram dan

diamnya sebuah hutan.

K enangan adalah pesawat baja yang awet menyinggung kesejukan.

 

Madiun, 25 Januari 2021

 

Kata Harapan

 

Kata ia. Memestakan situasi nyepi dalam sebuah kubus yang serupa

Enam kali mengempap. Serupa bunyinya

Yaitu terus membancuh kartu di tangan, dan selalu memangkung

Pintu dalam hati. Sedikit meroyak saat ini

Pelepasanku mengedor rusuk-rusuk yang membentengi

Ketamakannya. Adalah sebab telah bermodal kebarat-

baratan. Beserta negara Australia yang berangkap kabut. Kataku,

Ia serupa seseorang yang memang ambruk. Maka, dan hanya

Belum positif dikawini kabut. Katanya,

“Iya! Aku bangga.” Mendabik dada. Serupa

Orang yang gering sepanjang hayatnya:

 

Tak pernah ombak yang memanggul dan

Sampai-sampai ke daratan. Yang padat kabut

Aku adalah harapan, maka aku tidak pernah melihat kabut:

Oleh karena ini aku dilahirkan. Belum pernah berpautan oleh ke sana-

Ke mari dan setuju untuk dikhususkan. Walaupun begitu, para orang tua yang buta

Warna: teguh ditetapkannya kepada kelak dunia yang dijawat

wanita-wanita berkuasa.

 

Madiun, 20 Januari 2021

Tags: dalam buku untuk bersikap mangapdramaharapanliam silkpuisi
ShareTweetSendShare
Previous Post

Pembaharuan Pendidikan Muhammadiyah di Indonesia: Refleksi Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan

Next Post

Suaka Rasa dan Derita

Alvida Maulida Bowo

Alvida Maulida Bowo

Penulis asal Madiun - Jawa Timur.  Ingin tau lebih lanjut bisa hubungi via Instagram: @alvd_52253.

Artikel Terkait

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
Puisi

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya

14 Agustus 2025

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya setiap malam ia menyetrika tubuhnya di depan kaca mencari lipatan-lipatan yang membuat lelaki itu malas pulang...

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
Puisi

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya

3 Agustus 2025

Hisap Aku hingga Putih bulan merabun serbuk langit bebal pohon dan batu tak bergaris hitam coreng malam yang sumuk punggung...

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
Puisi

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya

20 Juli 2025

Status Baru Ibu Ia tidak menangis di depan siapa pun. Tapi aku tahu, ada yang basah tiap kali ia mencuci...

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
Puisi

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya

22 Juni 2025

Kiat Marah yang Payah  Malam hari yang dingin mencekam cepat menusuk pori-pori. Dan keniscayaan lupa mendekam di hati dan kantong...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Desas-Desus Ultraman

Desas-Desus Ultraman

11 November 2021
Hikayat Seorang Lelaki yang Bersikejar dengan Matahari

Hikayat Seorang Lelaki yang Bersikejar dengan Matahari

16 Februari 2021
Diam dan Merapal Hujan

Diam dan Merapal Hujan

6 Juli 2022
Membaca Cara Kerja Pikiran

Membaca Cara Kerja Pikiran

8 April 2022
Sajak Seorang Preman Sebelum Jadi Penyair

Sajak Seorang Preman Sebelum Jadi Penyair

17 Februari 2022
Dari Pesisir

Dari Pesisir

12 Agustus 2021
Kidung Rindu

Kidung Rindu

11 Juni 2021
Indonesia Tidak Punya Filsafat?

Indonesia Tidak Punya Filsafat?

27 April 2021
Truk Berlin: Bincang Cerpen Karya Hassan Blasim

Truk Berlin: Bincang Cerpen Karya Hassan Blasim

26 Mei 2023
Kalaulah Sebab Langit Tergelar Kembali

Kalaulah Sebab Langit Tergelar Kembali

16 April 2021
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata
  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (212)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (18)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.