/1/
berkacalah wajah zaman
jangan sampai kau menyesal di kemudian hari
tuhan maha penyayang lagi maha menunjukkan jalan
/2/
menumpas belantara hidup
hanyalah perjalanan kaki tanpa rasa
belajar hakikat ilmu tanpa guru
sama dengan menggali sumur di lahan tandus
/3/
dan kita saling bisa menyaksikan
wajah peradaban zaman
apakah yang sekiranya menjadi pertanda
bacalah, dan bacalah
Malang, 3 Desember 2020.
Asmara
/1/
suatu ketika hujan menahanmu
di ujung bulu mata panas
kita berdua berteduh mendekap tubuh cuaca
menatap beku hulu kenangan
mengalir ke rimba hilir
dan betapa ingin segera kubasuh
garis tanganmu
namun barangkali aku hanyalah angin bagimu
dari satu pohon ke lain daun
melompat dari satu mata ke lain hati
membagi kasih
/2/
entah bagaimana mulanya aku mencintaimu
laksana daun gugur yang tidak sempat menyentuh tandus
sebab angin segera membuangnya ke tengah samudra
kemudian memecah bersama gulungan-gulungan ombak
lautan asmara
/3/
apakah yang berpaling darimu
keraguan rintik hujan di luar jendela
datang laju angin membawa kabar
bisik-bisik daun kering
asmaradahana sepasang burung jalak
hinggap sayap sengketa di dahan rambutan
berhujan-hujan asmara ke bumi
dua paruh saling patah
menangkup garis musim mengabu
jauh di luar batas
/4/
dingin pun mulai menyetubuhi malam
sedang di kamarku
cermin itu masih mengenang wajahmu
yang telanjang pada katil
mencatat awan noda dan
pulau-pulau kecil
mendaki puncak gairah
asmara
Malang, 23 Januari 2021.
Jambu Mete
:Harut dan Marut
/1/
hendaklah kau sentuh
dari binggel ranting
akar pohon melintang
mencengkeram alismu
/2/
selembar daun payung
matahari tengah curam
sungai langit mengalir
tumbuhan sengit menggantung
/3/
pesona sayap kupu-kupu
memikat penuh asmara
bagai telah dimabuk anggur
tersihir senjata tuan
Malang, 5 Juli 2020.