Adakah Sempat?
kepada waktu yang terus melaju
adakah healing yang menjamu dirimu?
atau hanya diisi bising mesin yang tak pernah
berhenti menderu
yang dapat membuatmu sinting
saat sempat, istirahat tidak lagi menjadi prioritas
saat tanggung jawab, keluarga membuatmu kian bergegas
untuk melawan waktu
yang kian beringas
dirimu terbuai oleh kerja, kerja, dan kerja
hingga puisi pun tak pernah kaujamah
; sebagai bentuk pembelaan diri
pada tiap-tiap doa dan usaha
layaknya bekal makan siang
yang selalu kaubawa
dan kau hirup asap sehari-hari
seperti udara segar di pagi hari
saat terbukanya jendela rumah
kini adakah sempat
istirahat di tengah pekerjaan
yang sedang kau tekuni?
Gresik, 31 Januari 2022
Sebagai Pekerja Tangguh
sebagai pekerja; berpeluh keringat tercampur air mata
air mata api yang kian mendidih
membakar tubuh, menjerang mimpi
rasa nyeri dan linu, pada punggungmu yang berdebu
adalah saksi-saksi bisu
yang kelak akan menemani
di akhirat sebagai amalmu
di dunia sebagai persembahan bagi anak cucumu
sebagai pekerja; berangkat pagi pulang petang
dari gigihnya daya juang
dengan sepenuh cinta; berupah rupiah
kaugadaikan tenaga, pikiran, dan waktu
demi keluarga yang sudah lama menunggu
peluk lengan kekar darimu
setabah tubuh, yang bertumbuh dari doa anak dan istrimu
2022
Segelas Es Teh
pada suatu malam
setelah mengambil gajian di mesin ATM
aku mampir di warung kopi; di pojok tikungan, di depan Masjid Jami’ Darussalam Cerme
sebagai bentuk patuh kepada salah satu guru penyairku,
Joko Pinurbo pernah berkata,
“Kurang atau lebih, setiap rezeki perlu dirayakan dengan secangkir kopi”
yang membedakan ialah, hari ini aku
merayakannya dengan segelas es teh
segelas es teh tiba-tiba menyapaku
di tengah diriku yang sedang asyik membaca buku
“Hai, bolehkah aku duduk di depanmu? Di bangku panjang yang masih kosong itu?”
ucap segelas es teh kepadaku
“Silakan. Kebetulan aku juga sedang gerah dan dahaga”
jawabku mengiyakan kepadanya
segelas es teh terseduh
mendinginkan dahaga kerongkongan
yang kepanasan
sebab terik siang seharian
selepas bertugas di lapangan
dan tak kunjung menghilang
lalu, keprihatinanku atas fenomena membaca buku di masyarakat
tidak lagi membuat kepalaku mendidih
karena dinginnya mampu meredakan
tak peduli rasa dingin menyentuhku dua kali lipat
atas dinginnya malam dan dinginnya segelas es teh
“Aku ingin menemanimu dan mari berdiskusi soal puisi”
kata segelas es teh yang sok akrab, penuh basa-basi
dahagaku akan puisi
terpenuhi
Gresik, 22 Maret 2022
Buron
seusai lelah bekerja
bekas sidik jari yang menempel pada mesin pemotong kayu-delapan jam sehari tanpa henti
saat ini menjadi buron, dan saksi-saksi didatangkan oleh polisi
dengan membawa beragam peristiwa
suka dan duka
Gresik, 22 Maret 2022