Puisi Ada yang Tetap Kuat
ada yang tetap kuat dalam hati
sungai tak berhenti mengalir
dan tak ambil pusing
meski kau lempari batu
setiap waktu
nada-nada harapan tetap kunyanyikan
biar tetap bergetar
pada nadi-nadimu
masa lalu telah diketahui
masa depan belum terjadi
aku tak ambil peduli
kau seorang yang akan kujadikan istri
Supaya pada Akhirnya Nanti
akan kutanamkan pohon di hampar jilbabmu,
supaya pada akhirnya nanti
kau teduh ketika panas rusuh
kau tenang ketika hujan datang
ingin kutulis puisi di wajahmu,
tapi huruf demi hurufnya berguguran
jatuh ke tanah sampai melemah
menguap kepercayaan diri mereka
dan ingin segera pergi
Mata Angin
mata angin itu makin kabur penglihatannya
liukannya makin terombang-ambing
jatuh ke angan-angan angin.
kubeli kompas untuk kusimpan di mataku
agar aku tahu selalu alamat menujumu:
kota purba yang dibangun di tubuhmu
yang sekejap ada, sekejap tiada
yang sekejap yakin, sekejap angin
yang sekejap malu, sekejap tak ragu
tenanglah, nona
kau terlalu indah untuk ditinggalkan