• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Selasa, 26 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Sambatologi Komentarium

Retorika Lucu

Afifatul Aimmah by Afifatul Aimmah
11 Agustus 2021
in Komentarium, Sambatologi
0
Retorika Lucu

https://www.pexels.com/id-id/foto/anjing-hitam-berselapis-pendek-duduk-dekat-seni-dinding-305197/

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Duhai… Aku tidak tahu siapa yang bisa kusebut.

Tidak mengapa PPKM diperpanjang. Barangkali hal itu memang teramat perlu demi keselamatan kami sebagaimana yang orang-orang bijak katakan perihal “itikad“. Pandemi ini sungguh nyata, dan konspirasi biarlah menjadi terkaan belaka. Bukankah kewajibanku sebagai rakyat biasa adalah sami’na wa atho’na?

Duhai, sungguh tidak mengapa. Barangkali keputusan itu pun diambil dengan hati iba yang berusaha ditegas-tegaskan. Meski aku bertanya, generasi emas yang digaung-gaungkan kemarin kemana? Bukankah diskusi-diskusi kemarin bicara soal metode ceramah yang kerap mendapat penghakiman membosankan? Lantas kenapa polemik ini menjadi sedemikian rumit? Bukankah video-video itu dulunya sebagai penunjang munculnya minat belajar? Tapi kenapa hari ini malah menjadi satu-satunya media pengajaran yang ditolak mentah-mentah?

Duhai, aku yang tidak tahu menahu mencoba untuk mencari tahu. Barangkali bapak/ibu guru di sekolah-sekolah itu telah berusaha seapik mungkin menata segala pernak-pernik pembelajarannya. Tapi sungguh, semuanya terasa serba salah. Meminimalisir tugas demi meminimalisir produksi kortisol dianggap tak pedulikan pendidikan anak didik. Memaksimalkan pembelajaran yang semaksimal apapun tetap berkutat pada pemberian video dan tugas, dianggap tidak menaruh iba pada anak didiknya.

Duhai, aku hanyalah gadis yang berada di transisi remaja menuju dewasa, yang hidup di era milenial serba digital, yang menyaksikan sendiri, seberapapun hebat dan canggihnya dunia digital, digitalisasi pendidikan teramat memilukan. Aku mendengar sedu sedan ibu yang terbirit-birit membagi waktu dan ponselnya, juga keluh anak cerdas perihal rindu berseragam dan membawa bekal.

Duhai, banyak yang kembali pada maqolah “Ibu adalah madrasah pertama.” Tapi barangkali beberapa ibu tidak mengenyam pendidikan memadai di waktu dulu. Barangkali sebagian besar ibu sebenarnya sudah menjadi bagian maqolah itu. Bukankah menggantikan popok, menyuapi makan sambil bilang “Aaa”, membimbing mengucap “Ibu”, dan hal lainnya bisa dikatakan pendidikan untuk anak? Bukankah berarti sudah ada ketuntasan bagi ibu untuk menjadi madrasah pertama bagi putra-putrinya? Lantas mengapa maqolah itu terdengar kurang bersahabat diucapkan di waktu genting seperti ini? Atau telingaku saja yang bermasalah? Tapi terangnya, mataku jelas melihat jatuh bangun para ibu yang berusaha mencukupi finansial anaknya, barangkali beberapa ibu yang tidak mampu menjadi madrasah pertama lagi. Tapi, duhai siapapun yang membaca ini, setiap dari ibu istimewa, bukan?

Duhai, aku tidak menyalahkan siapa-siapa. Maka tolong jangan salahkan aku yang tidak tahu kenapa sulit menghentikan banyaknya “kenapa” di kepala, yang hampir tiada beda dengan rumah laba-laba yang mungkin mendiami atap sekolah dengan lega karena tidak ada yang mengusirnya. “Kenapa” yang mungkin bagi kebanyakan orang sederhana sekali jawabnya, “Memang demikian adanya.”

Duhai, aku juga teringat dengan pepatah lama, “Ignorance is bliss” (ketidaktahuan adalah kebahagiaan). Tapi sayang, aku melihat kenyataan bagaimana geliat pendidikan hari ini berjalan menyedihkan tanpa tahu jalan tengah untuk kembali melariskan “generasi emas” untuk Indonesia 2045. Aduhai, terlampau jauh aku berpikir ke sana. Sekadar membantu memperbaiki mindset anak sekolah tetangga rumah mengenai “Belajar itu ya sekolah. Sekolah itu ya pakai seragam” saja aku tidak memiliki kuasa. Maka, sebab pengetahuan maupun ketidaktahuanku adalah ketidakbahagiaan, aku mencoba cara ini, menulis. Meski cara ini pun rasanya seperti mempermalukan diri. Betapa secara agama, aku adalah hamba sia-sia sebab menyadari atau mungkin tidak mau menyadari bahwa seluruh detail kehidupan adalah kehendak-Nya.

Jangan pedulikan tulisan ini, Duhai. Meski penuh dengan “kenapa”, tapi jawabannya tak kalah sederhana dari “memang demikian adanya”. Tanpa jawaban. Itu jawabannya, Duhai. Tiada tuntutan jawaban untuk retorikaku yang lucu.

Biarlah tulisan ini tertangkap indera penglihatan pembaca, selintas hinggap di kepala, lalu mengudara pada Sang Maha.

Lantas, aku melihat diriku yang penuh tanya kembali tenggelam dalam barisan aksara serta suara tujuh pemuda asal negeri ginseng sana, karena menuliskan saja sudah cukup membuatku lega. Tanpa lupa menyampaikan hal paling penting; bahwa aku menyayangi siapapun pembaca tulisan yang aku tidak berharap akan berguna.

Dan semoga Sang Maha meridai segala derap langkah kita.

Tags: afifatul aimmahharapankomentariumPPKMsambatologi
ShareTweetSendShare
Previous Post

Nona dan Seikat Bunga Merah

Next Post

Dari Pesisir

Afifatul Aimmah

Afifatul Aimmah

Mahasiswa IAIN Ponorogo yang biasa-biasa saja. Tinggal di Ponorogo. Buku pertamanya berupa kumpulan puisi berjudul Semesta dalam Diri (Laditri Karya, 2020). Selebihnya, bisa ditemui di akun instagram @afifatul_aimmah.

Artikel Terkait

Belajar Mengitari Israel
Cangkem

Belajar Mengitari Israel

19 April 2023

Kebetulan tulisan saya kemarin di rubrik ini bertali-singgung dengan Israel. Kebetulan juga saya seorang pemalas akut. Daripada cari bahan nyangkem...

Menguak Kebodohanmu Melalui Rekomendasi Netflix-ku
Cangkem

Menguak Kebodohanmu Melalui Rekomendasi Netflix-ku

29 Maret 2023

Saya ini sekarang suka nulis, tapi kalau disuruh. Disuruh empunya web ini, contohnya. Tiga tahun lalu saya nulis kayak orang...

Dear Orang Tua: Tolong Jangan Perlakukan Anak Semena-mena!
Komentarium

Dear Orang Tua: Tolong Jangan Perlakukan Anak Semena-mena!

9 April 2022

Belum lama ini timeline media sosial saya sempat dilewati sebuah berita soal seorang ayah yang membanting laptop anaknya. Hal tersebut...

Bias Kontol dan Efek Sampingnya yang Menyebalkan
Cangkem

Bias Kontol dan Efek Sampingnya yang Menyebalkan

21 Maret 2022

Silakan kalau anda ingin memfitnah saya sebagai orang yang sedang misuh atau berkata kasar sejak dari judul. Tapi kontol sebagai...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

https://www.freepik.com/free-vector/schizophrenia-concept-illustration_10198495.htm#query=depression&position=3&from_view=search

Birai-Birai Kelapa

23 Desember 2021
Balada Mobile Legends

Balada Mobile Legends

22 Februari 2021
Aku Pernah Melihatmu Tertidur

Aku Pernah Melihatmu Tertidur

17 Mei 2021
Gambar Artikel Ketika Seorang Perempuan Membaca Nawal el-Saadawi. Resensi Buku Perempuan di Titik Nol

Ketika Seorang Perempuan Membaca Nawal el-Saadawi

4 November 2020
Gambar Artikel Ada Apa dengan Pak Prabowo Subianto?

Ada Apa dengan Pak Prabowo Subianto?

31 Desember 2020
Dari Rongsokan ke Cambridge dan Harvard

Dari Rongsokan ke Cambridge dan Harvard

4 September 2022
Puasa dalam Pandangan Budaya Pop dan Gejala Pseudo-Spiritualisme

Puasa dalam Pandangan Budaya Pop dan Gejala Pseudo-Spiritualisme

6 April 2022
Penjaring Ikan di Laut

Penjaring Ikan di Laut

2 April 2021
Fenomena Narsisisme Religius Kaum Milenial

Fenomena Narsisisme Religius Kaum Milenial

3 Mei 2021
Kenapa Lagu Jawa Trending Terus Di Youtube? Ini Jawabannya

Kenapa Lagu Jawa Trending Terus Di Youtube? Ini Jawabannya

17 Maret 2022
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu
  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (213)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (19)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.