• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Minggu, 17 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Milenial Tips dan Trik

Konsep al-Kasb sebagai Obat Pandemi Covid-19

Dimas Prastiyo Budi by Dimas Prastiyo Budi
17 Desember 2020
in Tips dan Trik
0
Gambar Artikel Konsep al-Kasb sebagai Obat Pandemi Covid-19

Sumber Gambar: dari kontributor

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Tak ayal Pandemi Covid-19 telah mengguncang dunia, khususnya di Indonesia. Virus corona dapat menyebar sangat cepat, sehingga aktivitas masyarakat di Indonesia dibatasi untuk memutus rantai penyebaran virus tersebut. Dalam usaha memutus penyebaran virus, pemerintah telah menghimbau masyarakat agar memakai masker, jaga jarak, di rumah saja, serta cuci tangan. Namun, ada juga masyarakat yang beranggapan bahwa kalau sudah ditakdirkan terkena virus corona ya tetap kena. Anggapan tersebut tentu saja kurang cerdas, karena sebelum kita pasrah, kita harus berusaha.

Perbuatan manusia dalam paham Asy’ariyah dikenal dengan al-Kasb, artinya setiap perbuatan manusia itu yang mewujudkan adalah Allah, namun manusia juga diberi daya dan pilihan atas kehendak Allah. Munculnya konsep ini karena sebagai penengah dua kelompok ekstrim yakni Jabariyah dan Qodariyah yang saling bertentangan. Kelompok Jabariyah beranggapan bahwa manusia itu terpaksa oleh takdir, sehingga tidak ada usaha dalam perbuatannya. Sedangkan kelompok Qodariyah memiliki keyakinan untuk mengingkari takdir, artinya segala sesuatu perbuatan manusia itu tidak ada kehendak dari Allah dan bukan ciptaan Allah (Imamul Muttaqin).

Menurut ahli medis, untuk memutus rantai penyebaran virus corona, manusia perlu membatasi mobilitasnya, misalnya anjuran kerja, belajar, serta beribadah hanya dilakukan di rumah. Pada tanggal 24 April 2020 Indonesia telah menerapkan sistem Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan tujuan untuk memutus rantai penyebaran virus. Akan tetapi dengan adanya penerapan sistem PSBB, angka penyebaran virus corona tetap melambung tinggi, sehingga terjadi PSBB yang berkepanjangan.

Coronavirus tidak menyerang pada aspek kesehatan saja melainkan corovirus juga memberikan dampak melemahnya sistem ekonomi. Bagi masyarakat melemahnya ekonomi merupakan ancaman yang serius sehingga sangat banyak masyarakat yang menentang adanya PSBB.

Saya sangat sering mendengar respon, “Saya lebih baik mati terkena corona tetapi bisa menghidupi keluarga, daripada sekeluarga saya mati karena kelaparan”. Respon tersebut memiliki sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, sebagai tulang punggung keluarga ia rela dirinya tetap bekerja (di luar rumah) demi kelangsungan hidupnya. Sedangkan sisi negatifnya ia tidak memperhatikan kesehatannya serta tidak ada usaha untuk memutus rantai keberlangsungan pandemi.

Ada juga yang merespon lain, “Tenang saja, hidup dan mati di tangan Tuhan”. Dua respon tersebut hanya menunjukkan sikap tawakal buta, sambil tidak dilengkapi dengan usaha memutus rantai penyebaran virus.

Konsep al-Kasb agaknya cocok digunakan dalam menanggulangi serta mengurangi penyebaran virus karena segala sesuatu di dunia akan terjadi apabila Allah telah mengizinkan, tetapi manusia diberikan tanggung jawab untuk berusaha. Salah satu bentuk usaha memutus rantai penyebaran coronavirus yakni dengan mematuhi anjuran pemerintah atau para ahli medis.

Kalau kita sudah berusaha maka kita diwajibkan untuk berdoa agar dijauhkan dari segala sesuatu yang tidak kita inginkan. Setelah berdoa, selanjutnya kita pasrahkan sesuatu yang di luar kemampuan kita kepada Allah.

Konsep al-kasb mencakup ikhtiar, doa, dan tawakal. Ikhtiar yaitu bentuk usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik dari segi materi, spiritual, serta kesehatan. Ikhtiar memiliki tujuan untuk mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat. Untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, kita musti berikhitiar semaksimal mungkin supaya apa yang kita inginkan bisa tercapai.

Sebagai umat muslim kita dilarang untuk berputus asa, agama Islam menganjurkan umatnya untuk berusaha. Adapun bentuk ikhtiar meliputi kerja keras, pantang menyerah, tanggung jawab, serta rajin berlatih dan belajar. (Muhammad Syaifudin, 2019).

Kalau kita sudah berikhtiar, maka kita harus berdoa karena usaha tanpa doa adalah sombong. Doa memiliki arti memohon, memuji, memanggil, serta meminta. Setiap umat Islam diwajibkan untuk berdoa karena doa bisa saja sebagai bukti rasa syukur kita kepada Allah. Dalam kitab al-adzkarul muntakhabah min kalami sayidil abror menejalaskan tentang adab berdoa, antara lain:

  1. Menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, setelah berdoa mengusap tangan ke wajah.
  2. Suara tidak terlalu keras dalam berdoa dan tidak terlalu rendah. Artinya, ketika berdoa, suaranya sedang-sedang saja.
  3. Khusyuk dalam berdoa.

Jika kita sudah berdoa, sesudahnya kita harus memiliki sikap tawakal—sebentuk penyerahan diri terhadap dua proses tersebut kepada Allah. Di sisi lain sangat banyak masyarakat yang salah dalam mengartikan tawakal, misalnya “Mas, kenapa kamu kok tidak mematuhi protokol kesehatan?” Kemudian dijawab, “Ya tidak kenapa-kenapa, Mas. Hidup dan mati di tangan Tuhan, kita hanya bisa pasrah dengan keadaan”.

Anggapan tersebut sudah jelas salah, karena sebelum kita bertawakal, kita harus berikhtiar, berdoa, lalu baru kita bertawakal. Oleh karena itu, konsep al-kasb tentu saja efektif apabila diterapkan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus di masa pandemi begini. Sebab, dalam konsep al-kasb telah mencakup tiga komponen sekaligus: ikhtiar, doa, serta tawakal.[]

Tags: asy'ariyahcoronacovid-19doaikhtiarIndonesiakonsep al kasbobat covid-19pandemitawakkalvirus
ShareTweetSendShare
Previous Post

Hiruk-Pikuk Pandemi dalam Pemikiran KH. Ahmad Dahlan

Next Post

Lewat Tulisan Aku BerTuhan

Dimas Prastiyo Budi

Dimas Prastiyo Budi

Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. Bisa disapa di Instagram @dimasprasbud

Artikel Terkait

Berteman dengan Kegagalan
Milenial

Berteman dengan Kegagalan

7 Mei 2022

Hello sobat meta, tulisan ini untuk calon orang hebat yang saat ini masih gagal, siapapun kalian, saya yakin kalian adalah...

Tips Menulis Artikel Ilmiah yang Publishable di Jurnal Nasional Terakreditasi
Tips dan Trik

Tips Menulis Artikel Ilmiah yang Publishable di Jurnal Nasional Terakreditasi

25 Maret 2022

Jika kamu memang suka menulis, terutama yang berbau akademik ilmiah, maka kamu beruntung ketemu dengan tulisan ini (ciye… pede banget...

Tips Menjaga Kesehatan Mental Anak Muda di Masa Pandemi
Tips dan Trik

Tips Menjaga Kesehatan Mental Anak Muda di Masa Pandemi

7 Desember 2021

Kesehatan mental atau jiwa menurut Undang-Undang nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa merupakan kondisi di mana seseorang individu dapat...

Kiat Merawat Dendam ala Seneca
Tips dan Trik

Kiat Merawat Dendam ala Seneca

3 November 2021

Belakangan sering kali kita melihat berbagai fenomena yang melibatkan nafsu amarah. Orang-orang saling menuntut balas apa yang dianggap sebagai kejahatan...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Perjalanan dan Jarak

Perjalanan dan Jarak

19 April 2021
Gambar Artikel Jempolmu, Harimaumu

Jempolmu, Harimaumu

2 November 2020
Di Balik Bilik Kamar

Di Balik Bilik Kamar

12 Maret 2021
Desas-Desus Ultraman

Desas-Desus Ultraman

11 November 2021
Pengakuan

Pengakuan

11 Maret 2022
Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway

Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway

28 Juli 2025
Pulang

Pulang

22 April 2022
Ihwal Mawat

Ihwal Mawat

7 Februari 2021
Sebungkus Sunyi

Sebungkus Sunyi

20 November 2021
Kirsip

Kirsip

10 Maret 2021
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata
  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (212)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (18)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.