slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
Konsep Al Kasb sebagai Obat Pandemi Covid-19 - Metafor.id
Metafor.id

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

  • Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Sunday, 1 June, 2025
  • Login
  • Register
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Milenial Tips dan Trik

Konsep al-Kasb sebagai Obat Pandemi Covid-19

Dimas Prastiyo Budi by Dimas Prastiyo Budi
17 December 2020
in Tips dan Trik
0
Gambar Artikel Konsep al-Kasb sebagai Obat Pandemi Covid-19

Sumber Gambar: dari kontributor

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Tak ayal Pandemi Covid-19 telah mengguncang dunia, khususnya di Indonesia. Virus corona dapat menyebar sangat cepat, sehingga aktivitas masyarakat di Indonesia dibatasi untuk memutus rantai penyebaran virus tersebut. Dalam usaha memutus penyebaran virus, pemerintah telah menghimbau masyarakat agar memakai masker, jaga jarak, di rumah saja, serta cuci tangan. Namun, ada juga masyarakat yang beranggapan bahwa kalau sudah ditakdirkan terkena virus corona ya tetap kena. Anggapan tersebut tentu saja kurang cerdas, karena sebelum kita pasrah, kita harus berusaha.

Perbuatan manusia dalam paham Asy’ariyah dikenal dengan al-Kasb, artinya setiap perbuatan manusia itu yang mewujudkan adalah Allah, namun manusia juga diberi daya dan pilihan atas kehendak Allah. Munculnya konsep ini karena sebagai penengah dua kelompok ekstrim yakni Jabariyah dan Qodariyah yang saling bertentangan. Kelompok Jabariyah beranggapan bahwa manusia itu terpaksa oleh takdir, sehingga tidak ada usaha dalam perbuatannya. Sedangkan kelompok Qodariyah memiliki keyakinan untuk mengingkari takdir, artinya segala sesuatu perbuatan manusia itu tidak ada kehendak dari Allah dan bukan ciptaan Allah (Imamul Muttaqin).

Menurut ahli medis, untuk memutus rantai penyebaran virus corona, manusia perlu membatasi mobilitasnya, misalnya anjuran kerja, belajar, serta beribadah hanya dilakukan di rumah. Pada tanggal 24 April 2020 Indonesia telah menerapkan sistem Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan tujuan untuk memutus rantai penyebaran virus. Akan tetapi dengan adanya penerapan sistem PSBB, angka penyebaran virus corona tetap melambung tinggi, sehingga terjadi PSBB yang berkepanjangan.

Coronavirus tidak menyerang pada aspek kesehatan saja melainkan corovirus juga memberikan dampak melemahnya sistem ekonomi. Bagi masyarakat melemahnya ekonomi merupakan ancaman yang serius sehingga sangat banyak masyarakat yang menentang adanya PSBB.

Saya sangat sering mendengar respon, “Saya lebih baik mati terkena corona tetapi bisa menghidupi keluarga, daripada sekeluarga saya mati karena kelaparan”. Respon tersebut memiliki sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, sebagai tulang punggung keluarga ia rela dirinya tetap bekerja (di luar rumah) demi kelangsungan hidupnya. Sedangkan sisi negatifnya ia tidak memperhatikan kesehatannya serta tidak ada usaha untuk memutus rantai keberlangsungan pandemi.

Ada juga yang merespon lain, “Tenang saja, hidup dan mati di tangan Tuhan”. Dua respon tersebut hanya menunjukkan sikap tawakal buta, sambil tidak dilengkapi dengan usaha memutus rantai penyebaran virus.

Konsep al-Kasb agaknya cocok digunakan dalam menanggulangi serta mengurangi penyebaran virus karena segala sesuatu di dunia akan terjadi apabila Allah telah mengizinkan, tetapi manusia diberikan tanggung jawab untuk berusaha. Salah satu bentuk usaha memutus rantai penyebaran coronavirus yakni dengan mematuhi anjuran pemerintah atau para ahli medis.

Kalau kita sudah berusaha maka kita diwajibkan untuk berdoa agar dijauhkan dari segala sesuatu yang tidak kita inginkan. Setelah berdoa, selanjutnya kita pasrahkan sesuatu yang di luar kemampuan kita kepada Allah.

Konsep al-kasb mencakup ikhtiar, doa, dan tawakal. Ikhtiar yaitu bentuk usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik dari segi materi, spiritual, serta kesehatan. Ikhtiar memiliki tujuan untuk mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat. Untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, kita musti berikhitiar semaksimal mungkin supaya apa yang kita inginkan bisa tercapai.

Sebagai umat muslim kita dilarang untuk berputus asa, agama Islam menganjurkan umatnya untuk berusaha. Adapun bentuk ikhtiar meliputi kerja keras, pantang menyerah, tanggung jawab, serta rajin berlatih dan belajar. (Muhammad Syaifudin, 2019).

Kalau kita sudah berikhtiar, maka kita harus berdoa karena usaha tanpa doa adalah sombong. Doa memiliki arti memohon, memuji, memanggil, serta meminta. Setiap umat Islam diwajibkan untuk berdoa karena doa bisa saja sebagai bukti rasa syukur kita kepada Allah. Dalam kitab al-adzkarul muntakhabah min kalami sayidil abror menejalaskan tentang adab berdoa, antara lain:

  1. Menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, setelah berdoa mengusap tangan ke wajah.
  2. Suara tidak terlalu keras dalam berdoa dan tidak terlalu rendah. Artinya, ketika berdoa, suaranya sedang-sedang saja.
  3. Khusyuk dalam berdoa.

Jika kita sudah berdoa, sesudahnya kita harus memiliki sikap tawakal—sebentuk penyerahan diri terhadap dua proses tersebut kepada Allah. Di sisi lain sangat banyak masyarakat yang salah dalam mengartikan tawakal, misalnya “Mas, kenapa kamu kok tidak mematuhi protokol kesehatan?” Kemudian dijawab, “Ya tidak kenapa-kenapa, Mas. Hidup dan mati di tangan Tuhan, kita hanya bisa pasrah dengan keadaan”.

Anggapan tersebut sudah jelas salah, karena sebelum kita bertawakal, kita harus berikhtiar, berdoa, lalu baru kita bertawakal. Oleh karena itu, konsep al-kasb tentu saja efektif apabila diterapkan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus di masa pandemi begini. Sebab, dalam konsep al-kasb telah mencakup tiga komponen sekaligus: ikhtiar, doa, serta tawakal.[]

Tags: asy'ariyahcoronacovid-19doaikhtiarIndonesiakonsep al kasbobat covid-19pandemitawakkalvirus
ShareTweetSendShare
Previous Post

Hiruk-Pikuk Pandemi dalam Pemikiran KH. Ahmad Dahlan

Next Post

Lewat Tulisan Aku BerTuhan

Dimas Prastiyo Budi

Dimas Prastiyo Budi

Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. Bisa disapa di Instagram @dimasprasbud

Artikel Terkait

Berteman dengan Kegagalan
Milenial

Berteman dengan Kegagalan

7 May 2022

Hello sobat meta, tulisan ini untuk calon orang hebat yang saat ini masih gagal, siapapun kalian, saya yakin kalian adalah...

Tips Menulis Artikel Ilmiah yang Publishable di Jurnal Nasional Terakreditasi
Tips dan Trik

Tips Menulis Artikel Ilmiah yang Publishable di Jurnal Nasional Terakreditasi

25 March 2022

Jika kamu memang suka menulis, terutama yang berbau akademik ilmiah, maka kamu beruntung ketemu dengan tulisan ini (ciye… pede banget...

Tips Menjaga Kesehatan Mental Anak Muda di Masa Pandemi
Tips dan Trik

Tips Menjaga Kesehatan Mental Anak Muda di Masa Pandemi

7 December 2021

Kesehatan mental atau jiwa menurut Undang-Undang nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa merupakan kondisi di mana seseorang individu dapat...

Kiat Merawat Dendam ala Seneca
Tips dan Trik

Kiat Merawat Dendam ala Seneca

3 November 2021

Belakangan sering kali kita melihat berbagai fenomena yang melibatkan nafsu amarah. Orang-orang saling menuntut balas apa yang dianggap sebagai kejahatan...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Gambar Artikel Embun Asing Bagimu

Embun Asing Bagimu

15 November 2020
Rindu Bersaung di Senaru

Rindu Bersaung di Senaru

10 March 2021
Perubahan Budaya Organisasi di Masa Pandemi

Perubahan Budaya Organisasi di Masa Pandemi

26 December 2021
Retorika Lucu

Retorika Lucu

11 August 2021
Pemikiran Muhammed Arkoun Tentang Dekonstruksi “Kritik Nalar Islam”

Pemikiran Muhammed Arkoun Tentang Dekonstruksi “Kritik Nalar Islam”

26 April 2021
Beberapa Adegan di Balik Pintu yang Tak Terkunci

Beberapa Adegan di Balik Pintu yang Tak Terkunci

7 February 2021
Gambar Artikel Romantisme Kopi Sachet Angkringan

Romantisme Kopi Sachet Angkringan

11 November 2020
Homo Digitalis dan Kebutuhan Kita pada Filsafat

Homo Digitalis dan Kebutuhan Kita pada Filsafat

17 January 2022
Dari Pesisir

Dari Pesisir

12 August 2021
Beruntung Kita Selalu Bisa Melihat Sisi Baik dari Setiap Bencana

Beruntung Kita Selalu Bisa Melihat Sisi Baik dari Setiap Bencana

2 July 2021

Ikuti Kami di Instagram

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.
Facebook Twitter Instagram Youtube
Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya
  • Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan
  • Penjual Susu dan Puisi Lainnya
  • Peringati Hari Buku Nasional, Forum Buku Berjalan Adakan Temu Buku di Wisdom Park UGM Yogyakarta
  • Menyulut Api Literasi dari Kediri: Mahanani Book & Art Festival
  • Lelaki Tua yang Dipermainkan Nasib
  • Membangun Literasi Peduli Bumi: Festival Buku Berjalan
  • Kandang Menjangan Menggugat dan Puisi Lainnya
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 1
  • Puasa Puisi: Perayaan Sastra Lintas Bahasa
  • Aku Merangkum Desember

Kategori

  • Event (10)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (8)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (63)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (50)
  • Metafor (206)
    • Cerpen (51)
    • Puisi (136)
    • Resensi (18)
  • Milenial (46)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (11)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In