• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Sabtu, 13 September 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Milenial

Alasan Kenapa Self-Love Sulit Dilakukan

Refina Elfariana D. by Refina Elfariana D.
29 Oktober 2021
in Gaya Hidup, Milenial
1
Alasan Kenapa Self-Love Sulit Dilakukan

https://kombinatrotweiss.de/illustrator/andrea-de-santis

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Hari ini mau tidak mau kita selalu dihadapkan pada banyak tuntutan. Standar hidup yang sebenarnya tercipta dari persepsi kita sendiri. Sama halnya dengan istilah self love yang akhir-akhir ini menarik untuk dibahas. Bagaimana tidak? Self love bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan.

Self love tidak berhenti pada penegasan kalimat “aku mencintai diriku sendiri”, tapi juga menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi ketika dihadapkan banyak hal yang menuntut untuk membenci diri sendiri. Misalnya ketika mendapati kenyataan yang tak sesuai kemauan, kita cenderung merasa menjadi orang gagal dan tidak berharga.

Self love atau mencintai diri sendiri memang tidak sulit jika yang dicintai adalah kelebihan dari diri, tapi akan berbeda kondisinya ketika yang harus kita cintai dan kita terima dengan tulus adalah kekurangan yang ada pada diri kita. Nah, sulit untuk menerima diri sendiri itu sebenarnya terjadi karena beberapa alasan, diantaranya yaitu:

Terlalu Sering Membandingkan

Memang masih manusiawi jika selama ini kita sering membanding-bandingkan sesuatu. Tapi dalam konteks kali ini membandingkan diri sendiri dengan orang lain justru akan jadi masalah baru di hidupmu. Kenapa demikian? Sebab membandingkan diri dengan mereka yang kamu anggap lebih tinggi atau lebih sempurna hanya akan membuatmu terluka. Merasa kurang, kurang dan kurang.

Hal ini lah yang membuat kamu sibuk dan lupa akan hal-hal yang semestinya kamu lakukan. Membandingkan diri akan menjadikan kamu tertinggal dan tidak bisa berkembang. Padahal kamu bisa saja lebih fokus memaksimalkan potensi kelebihan yang telah kamu miliki.

Lupa Bersyukur

Apakah selama ini kita sudah benar-benar bersyukur? Atau hanya terucap di mulut dan tersemat di story WhatsApp? Pernahkah kita sadari jika fokus kita hanya terpusat pada masalah yang ada, dan lupa untuk mencari jalan keluarnya?

Lebih parahnya lagi, kita hampir selalu melibatkan dan menyalahkan takdir hidup yang seolah menjadikan kita sebagai korban dengan tumpukan masalah dan situasi yang tak jenak. Sobat, alangkah lebih baik kita berusaha merenungkan nikmat-nikmat kecil yang setiap harinya hadir di hidup kita–misal: jari kita masih utuh dan bisa makan, hidup masih normal sehingga menghirup napas tidak kesusahan. Dari situ, kita bisa sadar bahwa terkadang penerimaan adalah bentuk syukur yang paling sederhana atas kehidupan.

Menyalahkan Diri Sendiri

Terkadang kalimat “manusia memang tidak lepas dari kesalahan” tidak benar-benar diterapkan banyak orang. Sering kali kita justru terjebak dengan kesalahan masa lalu yang terus menghantui. Ihwal tersebut membuat kita seakan merasa jadi orang yang telah melakukan kesalahan besar dalam hidup.

Harusnya kalimat “manusia memang tidak lepas dari kesalahan” jadi sebuah pengingat dan alarm untuk kita belajar berdamai sekaligus memafkan diri sendiri. Karena dengan menyalahkan diri sendiri, itu akan semakin membuat kita stagnan dan berhenti memperbaiki kualitas hidup. Menyalahkan diri sendiri tidak akan merubah apapun sobat, karena yang harus kita lakukan adalah memaafkan dan menjadikan kesalahan sebagai pelajaran, agar tidak terulang.

Negative Thinking

Dengan mengatakan “ Aku tidak berguna!” “Aku bodoh” pada diri sendiri di batin (self-talk) tanpa disadari akan membentuk keyakinan negatif yang tertanam dalam diri kita. Kalimat-kalimat seperti itu akan menjadi autosugesti negatif yang berdampak buruk pada kesehatan mental seseorang.

Maka cobalah untuk mengubah kalimat-kalimat yang terkesan sepele itu menjadi kalimat positif yang bisa membangun semangatmu! Seperti mengatakan “Aku berharga!” “Aku bisa!” dan “Aku sudah berusaha!” Dengan mengapresiasi diri seperti itu, minimal itu akan membuat kita merasa lebih baik, melegakan beban dan kesalahan yang mungkin sempat kita buat.

***

Itu dia beberapa penyebab kita sulit menerima kekurangan dan mencintai diri sendiri. Berhentilah untuk terlihat sempurna dengan standar orang lain yang kita jadikan ukuran. Karena itu sama saja dengan mempersilakan luka masuk ke dalam hati kita.

Sampai kapan pun kamu tidak akan benar-benar bisa self love jika hanya menuntut kesempurnaan, bukan mencintai apa yang kamu punya dan apa yang kamu bisa. Percayalah semua orang itu berharga! Punya kelebihan dan kekurangan yang menjadikannya berbeda, dan tidak harus terlihat sama untuk bisa sempurna.

Kini tentukan sendiri apa yang membuatmu bahagia dengan menerima dan mencintai diri sendiri. Kamu akan tau jawabannya!

Tags: alasan kenapa self-love sulit dilakukangaya hidupmilenialpsikologiself love
ShareTweetSendShare
Previous Post

Hujan Musim Kemarau

Next Post

Sebelum Lelap

Refina Elfariana D.

Refina Elfariana D.

Penulis Asal Bojonegoro, Jatim. Sedang menempuh S1 di Ilmu Komunikasi UINSA. Kerap menulis di platform digital. Bisa disapa di IG: @rfn_ed.

Artikel Terkait

Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
Kelana

Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi

9 Agustus 2025

Narasi canggih soal kopi di coffee shop terdengar terputus dari asalnya: alas. Rasa yang belum menyatu itu menyembulkan sebuah ide...

Film “Like & Share”, Ketidaksengajaan dan Trauma Kekerasan Seksual
Milenial

Film “Like & Share”, Ketidaksengajaan dan Trauma Kekerasan Seksual

8 Mei 2023

Peringatan: tulisan ini mengandung konten sensitif yang barangkali dapat mengganggu dan memicu trauma Anda. _ Pada tahun 2022 kemarin, Netflix...

Ada Nafas Sahara di Hutan Amazon
Gaya Hidup

Ada Nafas Sahara di Hutan Amazon

30 April 2023

Pernahkah kita terbesit secara sadar kalau udara yang kita hirup, air yang kita minum, makanan yang kita telan itu berasal...

Menjajaki Belanda: Dekapan Mimpi yang Jadi Nyata
Kelana

Menjajaki Belanda: Dekapan Mimpi yang Jadi Nyata

5 Juli 2022

Belanda, mungkin negeri ini tidak asing bagi orang Indonesia mulai dari yang tua sampai yang muda. Terlebih bagi saya. Dalam...

Comments 1

  1. Ping-balik: Drama Korea Yumi's Cell dan Mencintai Diri - Metafor.id

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Memahami Puisi Instan “Malam Lebaran” Sitor Situmorang

Memahami Puisi Instan “Malam Lebaran” Sitor Situmorang

2 Maret 2021
Gambar Artikel Puisi Munajat dari Atas Kasur

Munajat dari Atas Kasur

9 Januari 2021
Surat dari Eretria

Surat dari Eretria

7 Februari 2021
Menyuarakan Mereka yang Terbungkam

Menyuarakan Mereka yang Terbungkam

18 April 2022
Konsep Tuhan di Benak Saya Sendiri

Konsep Tuhan di Benak Saya Sendiri

5 Mei 2021
Perilaku Umat Beragama Kiwari: Sebuah Ironi

Perilaku Umat Beragama Kiwari: Sebuah Ironi

29 Maret 2021
Belajar Mengitari Israel

Belajar Mengitari Israel

19 April 2023
Gambar Artikel Seringai Pedih yang Ia Tulis

Seringai Pedih yang Ia Tulis

28 Desember 2020
Cerita Orang Mabuk

Cerita Orang Mabuk

23 Juli 2021
Gambar Artikel Sambatan Kuliah di Tengah Pandemi

Sambatan Kuliah di Tengah Pandemi

12 November 2020
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu
  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (214)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (141)
    • Resensi (19)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (71)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.