• Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kerjasama
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
Thursday, 18 December 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Milenial

Alasan Kenapa Self-Love Sulit Dilakukan

Refina Elfariana D. by Refina Elfariana D.
29 October 2021
in Gaya Hidup, Milenial
1
Alasan Kenapa Self-Love Sulit Dilakukan

https://kombinatrotweiss.de/illustrator/andrea-de-santis

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Hari ini mau tidak mau kita selalu dihadapkan pada banyak tuntutan. Standar hidup yang sebenarnya tercipta dari persepsi kita sendiri. Sama halnya dengan istilah self love yang akhir-akhir ini menarik untuk dibahas. Bagaimana tidak? Self love bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan.

Self love tidak berhenti pada penegasan kalimat “aku mencintai diriku sendiri”, tapi juga menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi ketika dihadapkan banyak hal yang menuntut untuk membenci diri sendiri. Misalnya ketika mendapati kenyataan yang tak sesuai kemauan, kita cenderung merasa menjadi orang gagal dan tidak berharga.

Self love atau mencintai diri sendiri memang tidak sulit jika yang dicintai adalah kelebihan dari diri, tapi akan berbeda kondisinya ketika yang harus kita cintai dan kita terima dengan tulus adalah kekurangan yang ada pada diri kita. Nah, sulit untuk menerima diri sendiri itu sebenarnya terjadi karena beberapa alasan, diantaranya yaitu:

Terlalu Sering Membandingkan

Memang masih manusiawi jika selama ini kita sering membanding-bandingkan sesuatu. Tapi dalam konteks kali ini membandingkan diri sendiri dengan orang lain justru akan jadi masalah baru di hidupmu. Kenapa demikian? Sebab membandingkan diri dengan mereka yang kamu anggap lebih tinggi atau lebih sempurna hanya akan membuatmu terluka. Merasa kurang, kurang dan kurang.

Hal ini lah yang membuat kamu sibuk dan lupa akan hal-hal yang semestinya kamu lakukan. Membandingkan diri akan menjadikan kamu tertinggal dan tidak bisa berkembang. Padahal kamu bisa saja lebih fokus memaksimalkan potensi kelebihan yang telah kamu miliki.

Lupa Bersyukur

Apakah selama ini kita sudah benar-benar bersyukur? Atau hanya terucap di mulut dan tersemat di story WhatsApp? Pernahkah kita sadari jika fokus kita hanya terpusat pada masalah yang ada, dan lupa untuk mencari jalan keluarnya?

Lebih parahnya lagi, kita hampir selalu melibatkan dan menyalahkan takdir hidup yang seolah menjadikan kita sebagai korban dengan tumpukan masalah dan situasi yang tak jenak. Sobat, alangkah lebih baik kita berusaha merenungkan nikmat-nikmat kecil yang setiap harinya hadir di hidup kita–misal: jari kita masih utuh dan bisa makan, hidup masih normal sehingga menghirup napas tidak kesusahan. Dari situ, kita bisa sadar bahwa terkadang penerimaan adalah bentuk syukur yang paling sederhana atas kehidupan.

Menyalahkan Diri Sendiri

Terkadang kalimat “manusia memang tidak lepas dari kesalahan” tidak benar-benar diterapkan banyak orang. Sering kali kita justru terjebak dengan kesalahan masa lalu yang terus menghantui. Ihwal tersebut membuat kita seakan merasa jadi orang yang telah melakukan kesalahan besar dalam hidup.

Harusnya kalimat “manusia memang tidak lepas dari kesalahan” jadi sebuah pengingat dan alarm untuk kita belajar berdamai sekaligus memafkan diri sendiri. Karena dengan menyalahkan diri sendiri, itu akan semakin membuat kita stagnan dan berhenti memperbaiki kualitas hidup. Menyalahkan diri sendiri tidak akan merubah apapun sobat, karena yang harus kita lakukan adalah memaafkan dan menjadikan kesalahan sebagai pelajaran, agar tidak terulang.

Negative Thinking

Dengan mengatakan “ Aku tidak berguna!” “Aku bodoh” pada diri sendiri di batin (self-talk) tanpa disadari akan membentuk keyakinan negatif yang tertanam dalam diri kita. Kalimat-kalimat seperti itu akan menjadi autosugesti negatif yang berdampak buruk pada kesehatan mental seseorang.

Maka cobalah untuk mengubah kalimat-kalimat yang terkesan sepele itu menjadi kalimat positif yang bisa membangun semangatmu! Seperti mengatakan “Aku berharga!” “Aku bisa!” dan “Aku sudah berusaha!” Dengan mengapresiasi diri seperti itu, minimal itu akan membuat kita merasa lebih baik, melegakan beban dan kesalahan yang mungkin sempat kita buat.

***

Itu dia beberapa penyebab kita sulit menerima kekurangan dan mencintai diri sendiri. Berhentilah untuk terlihat sempurna dengan standar orang lain yang kita jadikan ukuran. Karena itu sama saja dengan mempersilakan luka masuk ke dalam hati kita.

Sampai kapan pun kamu tidak akan benar-benar bisa self love jika hanya menuntut kesempurnaan, bukan mencintai apa yang kamu punya dan apa yang kamu bisa. Percayalah semua orang itu berharga! Punya kelebihan dan kekurangan yang menjadikannya berbeda, dan tidak harus terlihat sama untuk bisa sempurna.

Kini tentukan sendiri apa yang membuatmu bahagia dengan menerima dan mencintai diri sendiri. Kamu akan tau jawabannya!

Tags: alasan kenapa self-love sulit dilakukangaya hidupmilenialpsikologiself love
ShareTweetSendShare
Previous Post

Hujan Musim Kemarau

Next Post

Sebelum Lelap

Refina Elfariana D.

Refina Elfariana D.

Penulis Asal Bojonegoro, Jatim. Sedang menempuh S1 di Ilmu Komunikasi UINSA. Kerap menulis di platform digital. Bisa disapa di IG: @rfn_ed.

Artikel Terkait

Menjajaki Pameran Seni Islam di Seoul
Kelana

Menjajaki Pameran Seni Islam di Seoul

9 December 2025

Bagi warga negara yang pernah punya memori traumatis terhadap umat Muslim, kiranya bagaimana tanggapan mereka jika musti berjumpa kembali dengan...

Mengeja Karya Hanna Hirsch Pauli di Museum Stockholm
Kelana

Mengeja Karya Hanna Hirsch Pauli di Museum Stockholm

15 November 2025

Nama Hanna Hirsch Pauli mungkin terasa asing. Itu wajar. Bahkan, di negara asalnya, Swedia, banyak juga yang belum mengenalnya. Justru...

Di Balik Prokrastinasi: Naluri Purba Vs Tuntutan Zaman
Gaya Hidup

Di Balik Prokrastinasi: Naluri Purba Vs Tuntutan Zaman

31 October 2025

Menunda-nunda, atau prokrastinasi, adalah fenomena yang tampaknya sepele tetapi sesungguhnya sangat kompleks. Data menunjukkan bahwa 95% orang melakukannya pada tingkat...

Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
Kelana

Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi

9 August 2025

Narasi canggih soal kopi di coffee shop terdengar terputus dari asalnya: alas. Rasa yang belum menyatu itu menyembulkan sebuah ide...

Comments 1

  1. Pingback: Drama Korea Yumi's Cell dan Mencintai Diri - Metafor.id

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Gubuk Sajak

Gubuk Sajak

16 March 2021
Dan Kita Asing di Depan Matahari

Dan Kita Asing di Depan Matahari

11 October 2021
Pemikiran Muhammed Arkoun Tentang Dekonstruksi “Kritik Nalar Islam”

Pemikiran Muhammed Arkoun Tentang Dekonstruksi “Kritik Nalar Islam”

26 April 2021
Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan

Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan

26 April 2025
Sambatan Orang yang Pakai Behel

Sambatan Orang yang Pakai Behel

7 February 2021
Mencintaimu Bagi yang Mampu

Mencintaimu Bagi yang Mampu

16 March 2021
Pilih Masjid yang Tarawih 8 atau 20? Ada yang Dua-duanya lo!

Pilih Masjid yang Tarawih 8 atau 20? Ada yang Dua-duanya lo!

13 April 2022
Gambar Artikel Puisi Munajat dari Atas Kasur

Munajat dari Atas Kasur

9 January 2021
Hikayat Seorang Lelaki yang Bersikejar dengan Matahari

Hikayat Seorang Lelaki yang Bersikejar dengan Matahari

16 February 2021
Novel “Heaven”: Perundungan dan Pergulatan Hidup Penyintas

Novel “Heaven”: Perundungan dan Pergulatan Hidup Penyintas

28 March 2024
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Menjajaki Pameran Seni Islam di Seoul
  • Perempuan yang Menghapus Namanya
  • Mempersenjatai Trauma: Strategi Jahat Israel terhadap Palestina
  • Antony Loewenstein: “Mendekati Israel adalah Kesalahan yang Memalukan bagi Indonesia”
  • Gelembung-Gelembung
  • Mengeja Karya Hanna Hirsch Pauli di Museum Stockholm
  • Di Balik Prokrastinasi: Naluri Purba Vs Tuntutan Zaman
  • Pulau Bajak Laut, Topi Jerami, dan Gen Z Madagaskar
  • Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
  • Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
  • Dua Jam Sebelum Bekerja
  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya

Kategori

  • Event (14)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (12)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (66)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (53)
  • Metafor (218)
    • Cerpen (56)
    • Puisi (141)
    • Resensi (20)
  • Milenial (50)
    • Gaya Hidup (26)
    • Kelana (14)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (72)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (33)
    • Surat (21)
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kontributor
  • Hubungi Kami

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Kami
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Hubungi Kami
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.