• Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kerjasama
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
Tuesday, 02 December 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Resensi

Ayangophobia pada Buku “Manusia Adimanusia”

Muhammad Habibullah by Muhammad Habibullah
6 March 2022
in Resensi
0
Ayangophobia pada Buku “Manusia Adimanusia”

Foto dari penulis

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Buku yang saya pegang ini berjudul lengkap “Manusia Adimanusia: Sebuah Komedi dan Sebuah Filsafat”, salah satu mahakarya Bernard Shaw yang begitu apik. Gaya penulisan Shaw menggunakan model dialog antartokoh dan menggunakan alur maju. Ada beberapa tokoh penting di dalamnya yaitu: Pak Ramsden, Octavius, Tanner, dan Annie.

Ramsden adalah teman lama ayahnya Annie dan seorang bapak-bapak yang kata dia sendiri berpikiran paling maju pada masa muda hingga masa tuanya. Sementara Octavius, Tanner, dan Annie adalah pemuda-pemudi dan sahabat karib dalam alur cerita. Pada putaran konflik pertama, Annie adalah sosok wanita yang baru saja yatim. Kemudian yang menjadi masalah adalah mendiang ayahnya mewasiatkan bahwa Pak Ramsden dan Tanner yang merupakan sahabat kecil Annie menjadi wali Annie.

Dalam hal ini, Pak Ramsden yang sejak awal sudah membenci Tanner ia mengajak diskusi Tanner dan Annie siapa yang berhak menjadi wali tunggal. Karena ini menyangkut kehidupan Annie, maka Pak Ramsden dan Tanner menyerahkan keputusan di tangan Annie, siapa yang berhak menjadi walinya. Namun rencana Pak Ramsden dan Tanner tidak berjalan mulus. Sebab si Annie ini tipikal perempuan yang taat, pasrah, dan berbakti kepada orang tuanya. Ia tidak sanggup memilih wali di antara keduanya, karena ini merupakan wasiat terakhir dari sang ayah.

Lalu pada putaran konflik yang kedua. Octavius si pemuda yang baik hati nan pintar ini, tergila-gila pada Annie. Dalam dialog dan gerak-gerik mereka berdua tampak sebagai dua insan yang saling mengasihi. Namun pada akhir ceritanya siapa yang menyangka bahwa si Annie lebih jatuh cinta pada Tanner.

Padahal, Tanner selalu mengatakan dan menjelaskan panjang kali lebar kali tinggi di hadapan Annie bahwa Annie adalah sosok perempuan yang seperti ular boa yang suka memangsa, macan, gajah, dan laba-laba yang mengincar siapa saja untuk dimangsanya. Bahkan tak jarang Tanner adu debat dan menjelek-jelekkan Annie di hadapan Annie dan Octavius yang tergila-gila itu.

Tanner selalu mewanti-wanti Octavius agar tidak dimangsa oleh Annie. Tanner selalu mengungkapkan bahwa ia ingin menjadi manusia yang bebas (Adimanusia), tidak ada satu pun yang berhak memerintah atau memperbudaknya. Misalnya menikah. Ia menganggap bahwa pernikahan atau percintaan antara dua insan adalah sebuah belenggu.

Dia tidak pernah setuju dengan suatu ikatan pernikahan, karena ia merasa bahwa suatu pernikahan adalah suatu perangkap yang memperbudak dirinya dari sang kekasih. Ia harus mencari nafkah keluarga, tidak boleh main mata dengan perempuan lain, dan belenggu-belenggu lainnya yang ditimbulkan oleh sang kekasih. Karena itulah ia selalu menghindari sejauh mungkin perempuan-perempuan termasuk sahabatnya sendiri, Annie, terutama dalam urusan percintaan.

Pemikirannya yang demikian bukan tanpa dasar. Tanner pada masa remajanya adalah sosok yang gila cinta dan brutal. Dia selalu bercerita tentang kebejatannya pada Annie. Dan yang paling terakhir, Tanner berpacaran dengan salah satu sahabat Annie, dan yang mengacaukannya adalah si Annie karena diancam. Annie tahu betapa kebejatannya si Tanner, makanya ia berusaha menyelamatkan sahabat perempuannya itu dari tingkah polah Tanner.

Hingga kemudian, Tanner tahu bahwa yang mengacaukan percintaannya adalah Annie. Dan semenjak itulah ia sangat membenci Annie sekaligus dunia percintaan. Ia tidak mau lagi merasakan pedihnya sebuah percintaan. Ia hanya ingin merasakan keindahan-keindahan dan kenikmatan yang abadi. Ia juga mengatakan bahwa seorang kekasih pun yang cantik nan jelita, pada usia tuanya juga tidak akan cantik lagi. Dengan alasan itulah ia selalu lari dari sebuah percintaan itu.

Nah, dalam kisah ini si Tanner sebenarnya sedang mengalami Ayangophobia, yakni sebuah fobia yang ditimbulkan oleh ‘ayang’ (salah satu panggilan mesra kekinian). Ia mengidap penyakit ini sejak remaja hingga dewasa dan merubah jalan pikirnya secara total terhadap sebuah pertalian cinta. Namun siapa sangka, saya pun sebagai pembaca tidak pernah menduga bahwa pada akhir ceritanya Tanner dan Annie menikah.

Dan yang menjadi pemenang adalah Annie, karena saking kuatnya rasa cintanya pada Tanner yang selalu memperlakukannya dengan sangat tidak baik. Dan pada akhirnya Tanner mengaku kalah pada kuatnya cinta Annie. Lalu Octavius, dengan ke-gentle-annya, ia mengikhlaskan Annie pada sahabatnya sekalipun hatinya patah dan remuk.[]

 

Data Buku

Judul Buku: Manusia Adimanusia: Sebuah Komedi dan Sebuah Filsafat

Judul Asli: Man and Superman: A Comedy and A Philosophy

Penulis: George Bernard Shaw

Penerjemah: Akhmad Santoso

Penerbit: Narasi-Pustaka Promethea

Cetakan/Tahun/Tempat terbit: Cet. 1/ 2017/ Yogyakarta

Halaman: ii + 348 hlm.

Tags: Ayangophobia pada Buku “Manusia Adimanusia"bernard shawbukumanusia adimanusiaresensi
ShareTweetSendShare
Previous Post

Pentingnya Literasi Kepribadian pada Buku Cerita Anak

Next Post

Tadabbur via Momentum Hujan

Muhammad Habibullah

Muhammad Habibullah

Penulis adalah Alumni PPM Al-Kautsar, Banyuwangi dan Mahasiswa Aqidah Filsafat Islam Uin Sunan Ampel Surabaya.

Artikel Terkait

Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
Resensi

Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme

13 October 2025

Ketidakadilan sosial di ruang sehari-hari kita mendorong banyak pemikir mencari pisau analisis baru dan segar. Di tengah diskursus tersebut, Mansour...

Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu
Resensi

Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu

24 August 2025

Dalam hidup ini, pastinya kita pernah mengalami situasi keterburu-buruan. Waktu seolah-olah mengejar kita. Tak ada waktu lagi untuk sekadar duduk...

Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan
Resensi

Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan

26 April 2025

 “Manungsa kuwi gampang lali, Le. Mula kowe kudu sregep nyatheti. Nyatheti opo wae kanggo pangeling-eling. Mbesuk yen simbah lan ibumu...

Novel “Heaven”: Perundungan dan Pergulatan Hidup Penyintas
Resensi

Novel “Heaven”: Perundungan dan Pergulatan Hidup Penyintas

28 March 2024

Deretan kasus perundungan akhir-akhir ini terus bermunculan. Belum lama ini ramai tajuk berita seputar kasus perundungan di Binus School Serpong,...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Gambar Artikel Sali dan Suli.

Sali dan Suli

6 November 2020
4 Alasan Fundamental Mengapa Kita Perlu Membaca

4 Alasan Fundamental Mengapa Kita Perlu Membaca

3 April 2022
Gambar Artikel Cintaku Urusan Orang Lain

Cintaku Urusan Orang Lain

2 November 2020
Transformasi Standar Berkat Gendurenan di Era Revolusi Industri 4.0

Transformasi Standar Berkat Gendurenan di Era Revolusi Industri 4.0

13 January 2022
Kebanyakan Fafifu

Kebanyakan Fafifu

3 May 2021
Surat dari Eretria

Surat dari Eretria

7 February 2021
Surat Terbuka untuk Sunyi

Surat Terbuka untuk Sunyi

15 February 2021
Gambart Artikel : Analisis Puisi Goenawan Muhammad Saya Cemaskan Sepotong Lumpur

Analisis Puisi Goenawan Mohamad “Saya Cemaskan Sepotong Lumpur”

23 April 2021
Konsep Cahaya Menurut Suhrawardi dalam Epistimologi Ishraqi (Tasawuf Falsafi)

Konsep Cahaya Menurut Suhrawardi dalam Epistimologi Ishraqi (Tasawuf Falsafi)

20 April 2022
Gambar Artikel Penjelas Masa Lalu

Penjelas Masa Lalu

10 January 2021
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Mempersenjatai Trauma: Strategi Jahat Israel terhadap Palestina
  • Antony Loewenstein: “Mendekati Israel adalah Kesalahan yang Memalukan bagi Indonesia”
  • Gelembung-Gelembung
  • Mengeja Karya Hanna Hirsch Pauli di Museum Stockholm
  • Di Balik Prokrastinasi: Naluri Purba Vs Tuntutan Zaman
  • Pulau Bajak Laut, Topi Jerami, dan Gen Z Madagaskar
  • Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
  • Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
  • Dua Jam Sebelum Bekerja
  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu

Kategori

  • Event (14)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (12)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (66)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (53)
  • Metafor (217)
    • Cerpen (55)
    • Puisi (141)
    • Resensi (20)
  • Milenial (49)
    • Gaya Hidup (26)
    • Kelana (13)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (72)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (33)
    • Surat (21)
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kontributor
  • Hubungi Kami

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Kami
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Hubungi Kami
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.