slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
Ayangophobia pada Buku “Manusia Adimanusia" - Metafor.id
Metafor.id

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

  • Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Sunday, 1 June, 2025
  • Login
  • Register
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Resensi

Ayangophobia pada Buku “Manusia Adimanusia”

Muhammad Habibullah by Muhammad Habibullah
6 March 2022
in Resensi
0
Ayangophobia pada Buku “Manusia Adimanusia”

Foto dari penulis

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Buku yang saya pegang ini berjudul lengkap “Manusia Adimanusia: Sebuah Komedi dan Sebuah Filsafat”, salah satu mahakarya Bernard Shaw yang begitu apik. Gaya penulisan Shaw menggunakan model dialog antartokoh dan menggunakan alur maju. Ada beberapa tokoh penting di dalamnya yaitu: Pak Ramsden, Octavius, Tanner, dan Annie.

Ramsden adalah teman lama ayahnya Annie dan seorang bapak-bapak yang kata dia sendiri berpikiran paling maju pada masa muda hingga masa tuanya. Sementara Octavius, Tanner, dan Annie adalah pemuda-pemudi dan sahabat karib dalam alur cerita. Pada putaran konflik pertama, Annie adalah sosok wanita yang baru saja yatim. Kemudian yang menjadi masalah adalah mendiang ayahnya mewasiatkan bahwa Pak Ramsden dan Tanner yang merupakan sahabat kecil Annie menjadi wali Annie.

Dalam hal ini, Pak Ramsden yang sejak awal sudah membenci Tanner ia mengajak diskusi Tanner dan Annie siapa yang berhak menjadi wali tunggal. Karena ini menyangkut kehidupan Annie, maka Pak Ramsden dan Tanner menyerahkan keputusan di tangan Annie, siapa yang berhak menjadi walinya. Namun rencana Pak Ramsden dan Tanner tidak berjalan mulus. Sebab si Annie ini tipikal perempuan yang taat, pasrah, dan berbakti kepada orang tuanya. Ia tidak sanggup memilih wali di antara keduanya, karena ini merupakan wasiat terakhir dari sang ayah.

Lalu pada putaran konflik yang kedua. Octavius si pemuda yang baik hati nan pintar ini, tergila-gila pada Annie. Dalam dialog dan gerak-gerik mereka berdua tampak sebagai dua insan yang saling mengasihi. Namun pada akhir ceritanya siapa yang menyangka bahwa si Annie lebih jatuh cinta pada Tanner.

Padahal, Tanner selalu mengatakan dan menjelaskan panjang kali lebar kali tinggi di hadapan Annie bahwa Annie adalah sosok perempuan yang seperti ular boa yang suka memangsa, macan, gajah, dan laba-laba yang mengincar siapa saja untuk dimangsanya. Bahkan tak jarang Tanner adu debat dan menjelek-jelekkan Annie di hadapan Annie dan Octavius yang tergila-gila itu.

Tanner selalu mewanti-wanti Octavius agar tidak dimangsa oleh Annie. Tanner selalu mengungkapkan bahwa ia ingin menjadi manusia yang bebas (Adimanusia), tidak ada satu pun yang berhak memerintah atau memperbudaknya. Misalnya menikah. Ia menganggap bahwa pernikahan atau percintaan antara dua insan adalah sebuah belenggu.

Dia tidak pernah setuju dengan suatu ikatan pernikahan, karena ia merasa bahwa suatu pernikahan adalah suatu perangkap yang memperbudak dirinya dari sang kekasih. Ia harus mencari nafkah keluarga, tidak boleh main mata dengan perempuan lain, dan belenggu-belenggu lainnya yang ditimbulkan oleh sang kekasih. Karena itulah ia selalu menghindari sejauh mungkin perempuan-perempuan termasuk sahabatnya sendiri, Annie, terutama dalam urusan percintaan.

Pemikirannya yang demikian bukan tanpa dasar. Tanner pada masa remajanya adalah sosok yang gila cinta dan brutal. Dia selalu bercerita tentang kebejatannya pada Annie. Dan yang paling terakhir, Tanner berpacaran dengan salah satu sahabat Annie, dan yang mengacaukannya adalah si Annie karena diancam. Annie tahu betapa kebejatannya si Tanner, makanya ia berusaha menyelamatkan sahabat perempuannya itu dari tingkah polah Tanner.

Hingga kemudian, Tanner tahu bahwa yang mengacaukan percintaannya adalah Annie. Dan semenjak itulah ia sangat membenci Annie sekaligus dunia percintaan. Ia tidak mau lagi merasakan pedihnya sebuah percintaan. Ia hanya ingin merasakan keindahan-keindahan dan kenikmatan yang abadi. Ia juga mengatakan bahwa seorang kekasih pun yang cantik nan jelita, pada usia tuanya juga tidak akan cantik lagi. Dengan alasan itulah ia selalu lari dari sebuah percintaan itu.

Nah, dalam kisah ini si Tanner sebenarnya sedang mengalami Ayangophobia, yakni sebuah fobia yang ditimbulkan oleh ‘ayang’ (salah satu panggilan mesra kekinian). Ia mengidap penyakit ini sejak remaja hingga dewasa dan merubah jalan pikirnya secara total terhadap sebuah pertalian cinta. Namun siapa sangka, saya pun sebagai pembaca tidak pernah menduga bahwa pada akhir ceritanya Tanner dan Annie menikah.

Dan yang menjadi pemenang adalah Annie, karena saking kuatnya rasa cintanya pada Tanner yang selalu memperlakukannya dengan sangat tidak baik. Dan pada akhirnya Tanner mengaku kalah pada kuatnya cinta Annie. Lalu Octavius, dengan ke-gentle-annya, ia mengikhlaskan Annie pada sahabatnya sekalipun hatinya patah dan remuk.[]

 

Data Buku

Judul Buku: Manusia Adimanusia: Sebuah Komedi dan Sebuah Filsafat

Judul Asli: Man and Superman: A Comedy and A Philosophy

Penulis: George Bernard Shaw

Penerjemah: Akhmad Santoso

Penerbit: Narasi-Pustaka Promethea

Cetakan/Tahun/Tempat terbit: Cet. 1/ 2017/ Yogyakarta

Halaman: ii + 348 hlm.

Tags: Ayangophobia pada Buku “Manusia Adimanusia"bernard shawbukumanusia adimanusiaresensi
ShareTweetSendShare
Previous Post

Pentingnya Literasi Kepribadian pada Buku Cerita Anak

Next Post

Tadabbur via Momentum Hujan

Muhammad Habibullah

Muhammad Habibullah

Penulis adalah Alumni PPM Al-Kautsar, Banyuwangi dan Mahasiswa Aqidah Filsafat Islam Uin Sunan Ampel Surabaya.

Artikel Terkait

Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan
Resensi

Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan

26 April 2025

 “Manungsa kuwi gampang lali, Le. Mula kowe kudu sregep nyatheti. Nyatheti opo wae kanggo pangeling-eling. Mbesuk yen simbah lan ibumu...

Novel “Heaven”: Perundungan dan Pergulatan Hidup Penyintas
Resensi

Novel “Heaven”: Perundungan dan Pergulatan Hidup Penyintas

28 March 2024

Deretan kasus perundungan akhir-akhir ini terus bermunculan. Belum lama ini ramai tajuk berita seputar kasus perundungan di Binus School Serpong,...

Dari Rongsokan ke Cambridge dan Harvard
Resensi

Dari Rongsokan ke Cambridge dan Harvard

4 September 2022

Judulnya Educated. Buku memoar yang mengantongi lika-liku kehidupan sebuah keluarga ‘penjaga’ lembah indah, Buck’s Peak, Idaho Amerika Serikat. Tara Westover...

Menyoal Tirani: Pelajaran Penting Demokrasi Abad Ini
Resensi

Menyoal Tirani: Pelajaran Penting Demokrasi Abad Ini

9 August 2022

Pada abad ke-21 ini, kita menghadapi pelbagai persoalan demokrasi di Indonesia—merujuk kepada kebebasan berpendapat dan pemenuhan hak-hak masyarakat—menjadi indikator penting...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Resolusi Parmin

Resolusi Parmin

6 February 2021
Kirsip

Kirsip

10 March 2021
Gambar Artikel Puisi Tentang Nenek, Buku Buku Ompong dan Lainnya

Buku-buku Ompong

27 January 2021
Gambar Artikel Sedekah Berbalas dan Kepamrihan

Sedekah Berbalas dan Kepamrihan

1 December 2020
Gambar Artikel Kehutanan yang Maha Hijau

Kehutanan yang Maha Hijau

20 November 2020
Gambar Artikel Kesetaraan atau Keadilan

Kesetaraan atau Keadilan?

31 December 2020
Menjadi Perempuan Berparas Cantik, Prioritas-kah?

Menjadi Perempuan Berparas Cantik, Prioritas-kah?

11 September 2021
Mudik dan Sambatan Rohani Tahun Ini

Mudik dan Sambatan Rohani Tahun Ini

25 May 2021
Facebook, Penyair, dan Lunatisme

Facebook, Penyair, dan Lunatisme

17 February 2021
Gambar Esai Advaitam Tagore dan Anasir Subtil D. Zawawi Imron Advaitam Te

Advaitam Tagore dan Anasir Subtil D. Zawawi Imron

14 January 2021

Ikuti Kami di Instagram

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.
Facebook Twitter Instagram Youtube
Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya
  • Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan
  • Penjual Susu dan Puisi Lainnya
  • Peringati Hari Buku Nasional, Forum Buku Berjalan Adakan Temu Buku di Wisdom Park UGM Yogyakarta
  • Menyulut Api Literasi dari Kediri: Mahanani Book & Art Festival
  • Lelaki Tua yang Dipermainkan Nasib
  • Membangun Literasi Peduli Bumi: Festival Buku Berjalan
  • Kandang Menjangan Menggugat dan Puisi Lainnya
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 1
  • Puasa Puisi: Perayaan Sastra Lintas Bahasa
  • Aku Merangkum Desember

Kategori

  • Event (10)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (8)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (63)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (50)
  • Metafor (206)
    • Cerpen (51)
    • Puisi (136)
    • Resensi (18)
  • Milenial (46)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (11)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In