• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Sabtu, 23 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Metafor Puisi

Surat dari Eretria

Puisi-Puisi Hisyam Billya Al-Wajdi

Hisyam Billya Al-Wajdi by Hisyam Billya Al-Wajdi
7 Februari 2021
in Puisi
0
Surat dari Eretria

https://unsplash.com/photos/ZsYPpaeldTM

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Diriku ini Eretria, cukup itu jangan usut lagi

Aku menggeram sangat panjang

Di celah jung yang mengapung pada lautmu

Ketika langit perlahan menghisap lajur kehibukan

 

Di Fiat Tagliero dapat kau saksikan

Mata hatiku menyepuh burung-burung bikinan para pendayung

Separuh wajahku adalah jelmaan dewa ruci

Dalam atmaku ada seorang bayi meronta-ronta minta susu

Raung tangisnya bergemuruh buat waktu tipis ini runtuh

Di atas tanahku ada cahaya berlabuh

Daun-daun jatuh dan tumbuh sepanjang detik

Ada bisikan yang berdenting memasuki gerbang kotaku

Para pendayung itu

Meremas bisikan itu

Kemudian melemparkannya ke arah cakrawala

2020

 

BUAT ALINA

Ku letakkan matahari diatas meja

Ku iris-iris bagai sebutir tufah cina

Ke jadikan rembulan sebagai lalapan

Ku kunyah dengan datar yang basah

Ketika itu

Cinta menjadi lauk paling lezat

Sekaligus racun paling nikmat

Sayangku…

2020

 

PADA SEBUAH LANGKAH

Engkau dengar derap

Dan kelebat bayang dalam temaram

 

Seribu langkah kuayun tanpa arah

Dengan hati yang gamang dan cakap serampangan

Di atas matahari memandang

Mimpi-mimpi yang berpusing sekitar kepalaku

“Hanya tersisa secuil waktu”

Aku harus bagaimana,berbuat apa

Cahaya tak lagi memandu jalanku

Dalam kekalutan ini

Dimanakah uluran tangan Yang Sejati

Aku sudah bertahan

Dari badai topan juga gelegak lautan

Birahi sudah ku jinakkan

Tapi kenapa aku seperti ditaburi serbuk-serbuk nir

Selain pasrah

Dengan apa aku lawan gejolak gelisah

2020

 

SENJA ITU IBU

Senja itu ibu

Tiba-tiba

Terbungkus nganga cahaya

Cahaya itu dapat melesat kesana

Sebab di topang kesepian,juga semesta pada sayapmu

Senja itu ibu

Tak bisa kita jangkau

Ibu langkahku

Perlahan mengayun ke sluruh risau

Dalam usia pada hari-hari merdeka

Ibu, berbalut bayang matahari yang kerdil ini

Aku akan peristri

Senja dan sebuah semenanjung yang sepi

2020

 

RINDUKU PADA TAUFIQ ISMAIL

Rinduku pada gua

Adalah rindu sarang laba-laba

Dan tai kelelawar yang begitu menyengat baunya

 

Rinduku pada sungai

Adalah rindu mekar teratai

Yang tergunjang hebat

Kala hujan turun lebat

 

Rinduku pada gadingsari

Adalah rindu berputarnya roda pedati

Yang kadang terantup batu

Di jalan yang dijuluki jegongan sewu

 

 

Rinduku pada Taufiq ismail

Adalah rindu ikan kepada umpan di kail

Yang ia makan secul demi secuil

2020

 

 

TANAH PUTIH

Sambil tersenyum

Lelaki itu mengutuk geram

Cahaya yang membayang diatas pendiangan

 

Diatas tanah itu,tercium aroma

Sebuah negri yang takkan tertaklukan

Dan pohon-pohon melengkapkan usia

Dan batu-batu menjegal kehidupan

Menuju baqa

 

Lelaki itupun diam

Hanyut dalam lamunan

Sukmanya mengejar matahari

Ketika kenangan murung menyambangi hati

2020

 

SEBUAH SAJAK CINTA YANG SEDERHANA

Sebab aku sangat mencintamu

Maka tak  ada senoktah pun keinginan untuk memilikimu

 

Kutanam nyawaku tepat di depan jantungmu

Agar setiap sayatan yang mengenaimu

Dapat aku tangkis slalu

Biar aku yang berdarah dan terkoyak dahulu

Setiap kali ku dengar namamu

Ingatan ku seperti di bimbing terbang

Menuju perjamuan bunga-bunga

Dan mega basah yang memayunginya

Lazuardi yang takkan fana

 

Cinta yang asing ini

Begitu kejam menyeretku pada jurang rindu tak bertepi

Kepada puisi yang senantiasa terjamah sepi

Kepada aroma bunga yang wanginya menindas duka lara

 

Sebab aku sangat mencintamu

Maka tak ada senoktah pun keinginan untuk memilikimu

Sebab karenanya

Cintaku takkan mampu dijerat waktu

Biar kau abadi dalam puisi

2020

 

SAJAK SEDERHANA DI BERINGHARJO

Kulihat beberapa orang dengan celana kumal dan lusuh,wajah lelah bersitegang dengan urat-urat kemiskinan, keresahan yang tak berkesudahan. Mereka bersijingkat kembali, lelahnya menggugur,dengan penuh keyakinan ia pungut sampah disekitarnya “sampah bukan sebuah buangan, ia adalah sesuatu yang berpindah tahapan” gumamku, ku beri orang itu selembar uang lima ribu, ia berkata padaku” ku doakan kau sampai anak cucumu”

Kulihat beberapa orang memanggul karung-karung hilir mudik memasuki pelataran pasar untuk menghantar. Mereka dengan sigap dan teratur menaiki anak tangga menuju los-los di lantai atas, menghantarkan sesuatu yang menjadi sebab dapat gaji, gajinya upah yang rendah. Kuberi mereka uang lima ribu, salah seorang berkata padaku “semoga Tuhan melindungimu” lainya berkata padaku “akankah kau malaikat putih itu?” semoga tuhan melimpahkan maunahNya kepada kita.

2020

 

SAJAK ETIKA SEDERHANA

Jika suka mengadu domba

Akan dicampakkan dari cahaya

Jika suka menyalahgunakan kekuasaan

Tunggulah gelombang pemberontakkan

Jika suka menimang nafsu akan memanggul beban keinginannya sendiri

Jika suka menebar jarring fitnah

Akan terjerat dalam linkarang kebencian

2020

 

IMPIAN

Impian bagai riak-riak ombak

Memukul-mukul jasad

Juga seperti matahari yang memanggang badan

Tak bisa kau pungkiri cakrawala terbentang lapang

Nampakkan luka,sembunyikan bunga-bunga

2020

Tags: ibupuisi alinasenjasurat dari eretriataufiq ismail
ShareTweetSendShare
Previous Post

Gejala Kebudayaan Hilang di Era Pandemi

Next Post

Apakah Koruptor Layak di Dor?

Hisyam Billya Al-Wajdi

Hisyam Billya Al-Wajdi

Penulis lahir di Bantul, Yogyakarta. Pada 11 Februari 2002. Saat ini menempuh pendidikan di UIN Sunan Kalijaga, Prodi Aqidah Filsafat Islam. Puisinya dimuat beberapa media  dan antologi bersama. Selain berkecimpung di dunia kampus, penulis juga menyibukkan diri mengelola kebun di halaman belakang rumah. Penulis menetap di Bantul,Yogyakarta.

Artikel Terkait

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
Puisi

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya

14 Agustus 2025

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya setiap malam ia menyetrika tubuhnya di depan kaca mencari lipatan-lipatan yang membuat lelaki itu malas pulang...

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
Puisi

Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya

3 Agustus 2025

Hisap Aku hingga Putih bulan merabun serbuk langit bebal pohon dan batu tak bergaris hitam coreng malam yang sumuk punggung...

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
Puisi

Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya

20 Juli 2025

Status Baru Ibu Ia tidak menangis di depan siapa pun. Tapi aku tahu, ada yang basah tiap kali ia mencuci...

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
Puisi

Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya

22 Juni 2025

Kiat Marah yang Payah  Malam hari yang dingin mencekam cepat menusuk pori-pori. Dan keniscayaan lupa mendekam di hati dan kantong...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Daftar Momen Saat Perempuan Minta Maaf dengan Tulus

Daftar Momen Saat Perempuan Minta Maaf dengan Tulus

26 Desember 2021
Gambar Artikel Jangan Baper!

Jangan Baper!

23 Desember 2020
4 Nilai Humanistik dalam Film “Hotel Transylvania: Transformania”

4 Nilai Humanistik dalam Film “Hotel Transylvania: Transformania”

1 Maret 2022
Menjadi Perempuan Berparas Cantik, Prioritas-kah?

Menjadi Perempuan Berparas Cantik, Prioritas-kah?

11 September 2021
Gambar Artikel Senyuman Malaikat Maut

Senyuman Malaikat Maut

20 Desember 2020
Gambar Artikel Syahadat 12 Bar, Puisi Blues

Syahadat 12 Bar

22 Januari 2021
Gambar Artikel Lirih Menangis

Lirih Menangis

17 Januari 2021
Dongeng Pak Tua Menjangkau Cahaya

Dongeng Pak Tua Menjangkau Cahaya

23 Februari 2021
Gambar Artikel Puisi-Puisi Kema Ferri Rahman

Puisi-Puisi Kemas Ferri Rahman

5 November 2020
Khaled Abou El Fadl: Islam Puritan atau Islam Moderat?

Khaled Abou El Fadl: Islam Puritan atau Islam Moderat?

16 Juni 2021
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata
  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (212)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (18)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.