Tahu, gak? Ternyata tulisan tanganmu dapat mencerminkan kepribadianmu, lho.
Meskipun kemajuan teknologi zaman kini begitu pesat, namun ternyata masih banyak ditemui beragam bentuk tulisan tangan dalam keseharian kita. Misalnya saat belanja sayuran di tukang sayur sekitar rumah. Tidak sedikit yang menggunakan bon dengan tulisan tangan ketika pembeli meminta. Lalu sebut juga resep obat yang diberikan dokter. Keduanya masih menggunakan tulisan tangan.
Memang tak sedikit dari kita yang cukup bingung karena tidak dapat memahami ketika membaca tulisan tangan orang lain. Jarak susunan antarhuruf dalam suatu kata yang tidak konsisten, sampai kemiringan dan bentuk garis huruf yang tidak teratur antara besar dan kecilnya. Tidak jarang hal itu dapat menyebabkan tulisan menjadi kurang elok saat dilihat.
Di balik itu, tempo penulisan dalam proses menulis juga berpengaruh dalam susunan kata yang dihasilkan. Seseorang yang menulis dengan tempo yang lambat hasil dari tulisan tangannya cenderung lebih rapih dan terstruktur. Sebaliknya, seseorang yang menulis dengan tempo cepat dan terburu-buru hasil dari tulisan tangannya cenderung lebih berantakan dan kurang rapih. Meski hal tersebut bukan menjadi barometer yang mutlak mengenai rapi atau tidaknya suatu tulisan tangan seseorang, namun tulisan tangan dapat mencerminkan karakter orang tersebut.
Grafologi, yeah itulah namanya. Sebuah ilmu yang digunakan untuk mempelajari kepribadian seseorang melalui tulisan tangannya. Dalam bahasa Yunani, “grafologi” berasal dari dua kata yaitu graph yang berarti tulisan atau menulis, dan logos yang berarti ilmu. Dengan demikian Grafologi ialah suatu ilmu atau seni yang mempelajari tentang tulisan tangan. Karena tulisan tangan berasal dari otak manusia yang keluar dari tangannya, maka apapun yang dituangkan dalam tulisan itu adalah buah dari pikirannya. Jadi apa saja yang dipikirkan oleh manusia saat menulis dapat mencerminkan kepribadian manusia itu sendiri.
Pada saat tertentu, memang, kelihatannya kegiatan menulis dikendalikan oleh pikiran sadar manusia. Tapi kenyataannya justru terbalik. Menulis itu lebih banyak dikendalikan oleh pikiran bawah sadar tiap individu. Maksudnya, pikiran secara sadar menentukan hal apa saja yang akan ditulis oleh seorang, sedangkan pikiran bawah sadar menentukan bentuk sampai cara mengontrol gaya penulisan tiap-tiap individu yang tentunya berbeda antara satu dengan lainnya. Hal tersebut bisa saja dipengaruhi oleh imajinasi dari penulisnya sendiri, sehingga semua hal dari hasil tulisan tangannya dapat terpapar secara gamblang.
Ilmu Grafologi sendiri sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Misalnya di Tiongkok Cina, pengetahuan perihal tulisan tangan ini sudah digunakan sejak tahun 1000 Masehi, meskipun tidak secara ilmiah. Pada tahun 1622 barulah Dr. Camillo Baldi seorang dokter dari Italia mengemukakan penemuan tentang ilmu pengenalan tulisan yang dibuat secara sistematik atau ilmiah.
Pierre Janet seorang psikolog asal Prancis mengemukakan bahwa Grafologi merupakan ilmu masa depan dan tulisan tangan dapat memberi gambaran sensibilitas penulisnya. Karena tulisan tangan mempunyai bentuk dan gaya yang tidak sama antar-individu sebagaimana diulas pada buku berjudul Seni Belajar Grafologi karya Dewi Sunar Prasetyono.
Tulisan tangan seseorang dapat berubah seiring berkembangnya waktu. Contohnya pada saat menempuh Sekolah Dasar (SD), tentunya sudah diajarkan cara menulis dengan rapi, tidak keluar garis yang ditentukan, sampai huruf-huruf yang terstruktur besar dan kecilnya, kita pun cenderung menulis sesuai dengan apa yang contohkan oleh guru tersebut. Tetapi siapa sangka jika dibandingkan tulisan tangan kita saat Sekolah Dasar yang cenderung kaku dengan tulisan saat ini maka akan ditemui beberapa perbedaan.
Hal tersebut terjadi disebabkan karena adanya pendewasaan karakter tiap individu yang semakin berkembang. Artinya kepribadian orang dewasa berbeda dengan kepribadian saat masa kanak-kanak maupun remaja. Setiap torehan kata dari tulisan tangan memiliki makna dan karakter yang berbeda dan dapat digunakan untuk menilai jiwa kita saat itu.
Berdasarkan buku yang berjudul Grafologi Menguak Rahasia Tulisan Tangan, karya Achsinfina, ketika menganalisis tulisan tangan dalam berbagai karakter ada beberapa poin dasar yang digunakan antara lain;
- Ukuran dan proporsi tulisan
Ukuran tulisan dalam Grafologi menggambarkan penguasaan dan penghargaan terhadap diri sendiri. Antara tulisan yang kecil dan besar memiliki karakter yang berbeda. Tulisan yang kecil menggambarkan orang tersebut cenderung sederhana dan kurang percaya diri, namun sangat teliti dan fokus ketika mengerjakan sesuatu. Sedangkan orang dengan tulisan tangan huruf berukuran besar menggambarkan bahwa penulis sangat percaya diri.
- Margin (rata kanan dan kiri)
Menggambarkan toleransi terhadap diri sendiri. Margin yang sama rata dan teratur pada semua tulisan tangan mengindikasikan bahwa orang tersebut memiliki disiplin yang tinggi. Sedangkan orang dengan margin tulisan yang tidak teratur mencerminkan pemilik tulisan yang cenderung spontan dan ekspresif.
- Baris Dasar
Setiap tulisan tidak selamanya hanya berada dalam satu barisan, pasti ada barisan selanjutnya untuk melanjutkan tulisan. Jarak antar baris pertama dan baris selanjutnya dalam Grafologi menggambarkan kecenderungan arah, fokus, dan nilai waktu. Jarak baris yang teratur antara baris satu dengan lainnya menggambarkan tipe orang yang sistematis, memiliki pola pikir yang terencana dengan baik, tidak suka mengambil resiko dan konsisten terhadap perilakunya. Sementara pemilik tulisan dengan jarak antarbaris yang tidak teratur memiliki keraguan dalam memutuskan sesuatu.
- Kemiringan huruf
Kemiringan huruf menggambarkan emosi dan kepribadian. Tulisan yang tegak mencerminkan tipe orang yang praktis, tidak emosional dan mampu menyembunyikan masalahnya dari orang lain. Tulisan yang miring ke kanan memperlihatkan interaksi sosial yang bagus dan terbuka dalam mengungkapkan emosi pemiliknya. Sementara tulisan tangan yang miring ke arah kiri pertanda sifat egois atau individualis. Pemilik tulisan ini juga suka memendam emosi.
- Tekanan
Tulisan tangan dengan tekanan kuat hingga menimbulkan lekukan pada kertas menunjukkan orang tersebut memiliki komitmen tinggi dan serius dalam segala hal. Tulisan dengan tekanan yang sangat kuat menunjukkan orang tersebut dalam situasi kritis dan mudah panik. Sementara tulisan tangan dengan tekanan lemah menunjukkan orang tersebut peka dan empati terhadap lingkungan sekitar. Jika tulisan tangan tidak memiliki tekanan maka orang tersebut cenderung tidak bersemangat, bisa saja dipengaruhi oleh kondisi fisik yang tidak baik.
Demikian beberapa poin yang digunakan dalam Grafologi ketika menganalisis tulisan tangan seseorang. Meskipun begitu menurut beberapa ahli akurasi ketepatan Grafologi terhadap kondisi psikologis seseorang tidaklah seratus persen sempurna, melainkan hampir mendekati kesempurnaan paling tidak terdapat 80% hingga 90% kesesuaian (debatable) antara kondisi kejiwaan seseorang dengan tulisan tangannya. Hal tersebut sebagaimana dikutip pada jurnal Menggagas Grafologi Islam :Studi tentang konsep pengembangan kepribadian dengan pendekatan tulisan tangan Arab karya Ibnu Fikri.[]
___________________________________________
Penyunting: M. Naufal Waliyuddin