• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Minggu, 17 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Inspiratif Sosok

Ali Syari’ati: Mempercayai Tuhan Sekaligus Menjaga Alam dan Hubungan Sesama Manusia

Dani Yot by Dani Yot
16 Februari 2022
in Sosok
0
Ali Syari’ati: Mempercayai Tuhan Sekaligus Menjaga Alam dan Hubungan Sesama Manusia

Sumber gambar: harakah.id

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Arsitek Revolusi Islam, begitulah kata M. Dawam Rahardjo untuk Ali Syari’ati dalam tulisan kecilnya berjudul Ali Syari’ati: Mujahid Intelektual di buku Kritik Islam Atas Marxisme dan Sesat Pikir Barat Lainnya. Ali Syari’ati membangun gagasan melalui kenyataan sejarah dan sosial, merancangnya dengan sederhana dan tidak berlebihan memberi motif. Ia memperhatikan dengan jeli rumah seperti apa yang dibutuhkan umat Islam untuk menyambut perkembangan zaman. Kendati begitu, gagasan Ali Syari’ati bisa berguna bagi banyak kalangan, terbuka untuk pemeluk agama Islam atau bukan.

Riwayat Singkat

Ali Syari’ati lahir ke dunia pada tanggal 24 november 1933 di desa Mazinan timur laut Khurasan Iran. Nama aslinya Muhammad Ali Mazinani, anak sulung Taqi’ Syari’ati dan Zahrah. Sang ayah merupakan pendiri “Pusat Penyebaran Kebenaran-kebenaran Islam” di Masyad sekaligus seorang guru. Ia adalah guru pertama Ali Syari’ati. Teladan dan juga orang paling berpengaruh dalam pemahaman keislaman serta sepak terjang pergerakan Ali Syari’ati.

Minat Ali Syari’ati pada wacana keislaman sudah terlihat sejak kanak-kanak. Ali kecil lebih suka menyendiri ketimbang bermain, ia menghabiskan waktunya di rumah dengan membaca buku-buku milik ayahnya. Hingga berlanjut ke masa remaja, Ali Syari’ati begitu suka mempelajari filsafat dan mistisisme. Di sini ia tidak terjebak pada pertanyaan-pertanyaan teoritis filsafat yang berlebihan, atau paham mistisisme yang menutup diri pada dunia. Seolah-olah berkata, “apa gunanya berpengetahuan dan berspiritual bila tidak memberikan dampak pada kehidupan sekitar”.

Memasuki usia remaja, Ali Syari’ati mulai mengikuti begitu banyak kegiatan politik, keagamaan, dan juga sosial. Di tahun 1950-an Ali Syari’ati bergabung dalam organisasi Gerakan Sosialis Penyembah Tuhan dan Pusat Da’wah Islam yang didirikan Taqi’ Syari’ati, serta tergabung dalam gerakan kudeta yang melawan Rezim Syah Reza Pahlevi. Tahun selanjutnya, 1956 Ali mengawali kuliahnya di Fakultas Sastra Universitas Masyhad, sampai tiba di umur yang ke-20 ia mendirikan suatu kelompok politik bernama “Asosiasi Pelajar Islam Masyhad”. Dari kampus tersebut Ali mendapat kesempatan menimba ilmu pengetahuan Barat, tepatnya di Universitas Sorbonne, Prancis.

Setelah mempelajari banyak hal termasuk pada pemikir besar seperti Albert Camus, Jean-Paul sartre, dan Henri Bergson di negeri asing, Ali Syari’ati Kembali ke Iran pada tahun 1965. Ia kemudian menjadi pengajar di beberapa universitas dan lembaga pendidikan Islam. Di masa ini juga, ia tetap aktif memberikan perlawanan pada Rezim Syah Reza Pahlevi lewat Gerakan dan aktifitas politiknya. Hingga akhirnya ia diburu, kabur dari Iran, dan ditemukan tewas di Southampton, Inggris, 19 Juni 1977.

Gagasan

  1. Masyarakat Qabil dan Habil

Ali syari’ati mengambil salah satu peristiwa sejarah terkenal dalam agama samawi, Qabil dan Habil. Seorang laki-laki yang sampai hati membunuh saudaranya sendiri untuk hasrat pribadinya. Bagi Syari’ati peristiwa tersebut merupakan awal dari sejarah pembagian dua kelompok manusia. Qabil merupakan perwujudan orang-orang yang dibutakan hasrat pribadi, menginginkan manfaat untuk dirinya sendiri, cenderung menguasai orang lain. Sedangkan Habil mewakili kelompok yang selalu menjadi korban keserahakan kelompok Qabil, lebih mengutamakan keperluan bersama, namun cenderung diperalat dan dibuat tidak berdaya. Seperti Rezim Syah Reza Pahlevi dan para penduduk Iran dalam kasus Ali Syari’ati sendiri.

Ali Syari’ati mengatakan orang-orang seperti Qabil hanya sebagian kecil dari kita. Mereka  adalah orang kaya, pintar, berkuasa yang terus mengikuti hasratnya tanpa cukup. Sebaliknya sebagian besar dari kita adalah orang-orang yang menjadi korban keserakahan mereka, kelompok Habil yang tidak lebih berkuasa, tidak lebih kaya, dan sangat berkemungkinan tidak lebih pintar namun lebih bisa merasa cukup. Pembagian dua kelompok ini pada akhirnya mengarah pada dua tipe manusia dalam struktur sosial, “si kaya” dan “si tidak kaya” kalau bukan “si miskin”. Menandakan dua perbedaan antara yang kuat dan lemah, penguasa dan yang tidak berkuasa–kalau bukan yang dikuasai.

  1. Pandangan Hidup Tauhid   

Pandangan hidup tauhid adalah bagian terpenting dari gagasan Ali Syari’ati. Ia mempercayai bahwa tauhid bukan sekedar kepercayaan akan esanya Tuhan, melainkan kesatuan sekalian manusia, alam, serta penciptanya. Keyakinan bahwa keseluruhan alam ini mestinya berjalan dengan satu tujuan bersama untuk menggapai kebaikan. Tauhid ia anggap sebagai suatu mekanisme sosial yang saling menguatkan dan menyatukan, antara penguasa, pengusaha, kaum agamawan, intelektual, dan masyarakat pada umumnya—yang hari ini memiliki kelompok baru bernama selebgram, youtuber, tiktokers, dan lain sebagainya dalam dunia virtual.

Dengan begitu manusia memiliki alasan untuk menghentikan penyebaran virus berupa keserakahan, pertikaian, pengeksploitasian, dan segala macam bentuk kerugian lainnya—yang Ali Syari’ati golongkan sebagai bentuk kesyirikan. Ini adalah gagasan yang Syari’ati harap dapat memperbaiki kehidupan banyak orang. Pemicu lebih banyaknya kepedulian satu sama lain, pengembangan bersama, serta berkurangnya konflik.

Relevansinya Untuk kehidupan Modern Saat Ini

Qabil dan Habil seperti kata Ali Syari’ati terus ada di setiap zaman, lingkungan dan tempat manapun. Entah dalam bentuk yang sangat digdaya seperti pemangku pemerintahan, terjejaring di media sosial layaknya para influencer yang beragam bentuk, serta apapun sebutannya dalam kelompok-kelompok tertentu masyarakat.  Bisa jadi para pembaca artikel ini, penulisnya sendiri, atau media tempat tulisan ini terbit. Kita semua bisa menjadi Qabil dan Habil di tempat dan waktunya masing-masing. Pengetahuan sederhana yang cukup jarang diperhatikan, merugikan dan dirugikan tanpa sadar.

Dari keadaan tersebut pandangan hidup tauhid Ali Syari’ati menjadi relevan. Seseorang perlu menyadari bahwa ia merupakan bagian dari kesatuan tatanan hidup. Bagian dari utuhnya relasi Tuhan, alam, dan manusia. Mempercayai Tuhan, sekaligus menjaga alam dan menjalin hubungan baik sesama manusia. Tidak merusak, merugikan, mengeksploitasi, sesama bagian kesatuan hidup. Beribadah dengan tulus dan berpengetahuan, tidak membuang sampah sembarangan, memberi pekerjaan dan bayaran yang layak, kolaborasi, berbagi satu sama lain adalah bagian dari pandangan hidup tauhid ini. Salah satu opsi berpikir dari kayanya gagasan manusia.

 

Sumber Bacaan: 

Mikail, Kiki. Iran Di Tengah Hegemoni Barat : Studi Politik Luar Negeri Iran Pasca Revolusi 1979. Tamaddun : Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam, Vol. 13, No. 2, 2013.

Nugroho, Anjar. Pengaruh Pemikiran Islam Revolusioner Ali Syari’ati Terhadap Revolusi Iran, Jurnal Studi Islam Profetika, Vol. 15, No. 2, Desember 2014.

Supriyadi, Eko. Sosialisme Islam : Pemikiran Ali Syariati, Rausyanfikr Institute : Yogyakarta, 2012.

Syari’ati, Ali. Paradigma Kaum Tertindas : Sebuah Kajian Sosiologi Islam, Jakarta : Al-Huda, 2001.

Tobroni, Faiq. Pemikiran Ali Syari’ati dalam Sosiologi : Dari Teologi Menuju Revolusi, Sosiologi Reflektif, Vol. 10, No. 1 Oktober 2015.

Tags: Ali Syariaticinta alamdani yotesaiinspiratifkemanusiaansosok
ShareTweetSendShare
Previous Post

Dismorfia Kehidupan

Next Post

Menerka Kiblat Dakwah Generasi Muda di Masa Depan

Dani Yot

Dani Yot

Dani Yot Pegiat lauk tahu tempe IG : @dani_yot

Artikel Terkait

Anthony Giddens: Agensi dan Strukturasi Sosial
Sosok

Anthony Giddens: Agensi dan Strukturasi Sosial

30 November 2022

Anthony Giddens adalah mantan Direktur London School of Economics (LSE) yang tercatat sebagai salah satu sosiolog penting dunia menjelang akhir...

Mengenal Thasykubro Zadah: Sejarawan Penulis Ensiklopedia Islam
Sosok

Mengenal Thasykubro Zadah: Sejarawan Penulis Ensiklopedia Islam

10 Maret 2022

Setelah meninggalnya Nabi saw., Islam dipimpin oleh Khulafa’ al-Rasyidun dan diikuti oleh beberapa dinasti selanjutnya mulai dari Umawiyyah, Abbasiyah, sampai...

Menyikapi Pemikiran Barat Seperti Jamaluddin al-Afghani
Sosok

Menyikapi Pemikiran Barat Seperti Jamaluddin al-Afghani

31 Januari 2022

Modernisme Barat adalah masa yang sangat berbeda bagi masyarakat Islam, setelah pada masa sebelumnya selalu ada keterkaitan yang masih bisa...

Hartojo Andangdjaja: Menulis Puisi dengan Bahasa yang Jernih
Sosok

Hartojo Andangdjaja: Menulis Puisi dengan Bahasa yang Jernih

11 Oktober 2021

Seorang sastrawan Indonesia yang memiliki kekhasan dalam mencipta karya sastra adalah penyair Hartojo Andangdjaja. Sastrawan yang lahir di Solo pada...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Multi Peran Guru

Multi Peran Guru

8 Maret 2021
Gambar Artikel Lelaki yang Melukis di Waktu Senggang

Lelaki yang Melukis di Waktu Senggang

4 Desember 2020
4 Suguhan Apik yang Ditawarkan Film “Don’t Look Up”

4 Suguhan Apik yang Ditawarkan Film “Don’t Look Up”

27 Maret 2022
Gambar Artikel Lirih Menangis

Lirih Menangis

17 Januari 2021
Gambar Artikel Puisi untuk Ibu : Mamak dan Kudapan Hina

Mamak dan Kudapan Hina

1 Desember 2020
Gambar Esai Advaitam Tagore dan Anasir Subtil D. Zawawi Imron Advaitam Te

Advaitam Tagore dan Anasir Subtil D. Zawawi Imron

14 Januari 2021
Ayat-ayat Alam Raya

Ayat-ayat Alam Raya

19 Juni 2021
Soledad

Soledad

7 September 2021
Alir-an

Alir-an

10 Februari 2021
Hadir itu Bukan Kamu

Hadir itu Bukan Kamu

25 Agustus 2021
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata
  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (212)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (18)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.