• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Sabtu, 18 Oktober 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Sambatologi

Sambatan Kuliah di Tengah Pandemi

Chintya Amelya P. by Chintya Amelya P.
12 November 2020
in Sambatologi
1
Gambar Artikel Sambatan Kuliah di Tengah Pandemi

Sumber Gambar: https://www.littlefew.com/

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Sudah hampir tahun baru, tetapi pandemi masih tak lekas pergi juga. Virus korona tak kunjung menunjukkan tanda-tandanya untuk segera pamit dari Indonesia. Ya, tapi dengan melihat keadaan sekitar, rasa-rasanya yang ada makin hopeless saja. Namun, apa pernyataan itu lantas membuat kita harus menyerah dengan keadaan? Semoga tidak, ya.

Banyak unsur kehidupan di masa kini harus kulino tervirtualisasi. Yang awalnya begitu gagap akan teknologi, mesti terbiasa dengan digitalisasi. Yang awalnya tiap rapat kudu pesan resepsi, kini konsumsi hanya diunggah dengan gambar sekotak nasi. Yang awalnya nikahan sebagai ajang reuni mantan, kini hanya tinggal foto kenangan.

Nyatanya pandemi menjarah ‘seluk-beluk’ kehidupan kita sekarang. Merampas kebahagiaan temu untuk mengobati rindu. Tenang saja, bukan hanya cinta yang terdampak. Pendidikan juga iya. Juga kalang kabut maksudnya.

Bagaimana tidak? Semua dipukul rata dengan kondisi yang ada di kota. Mengertilah, Pak, Buk, tidak semua dari kami (baca: mahasiswa) tinggal di kota dengan sinyal lancar luar biasa. Apakah dengan memberikan kuota 50Gb membuat kita terbantu? Bukannya tidak bersyukur, pada kenyataannya perbandingan dari kuota yang diberikan kurang rasional saja.

Bisa dimengerti jika kalian ingin mencerdaskan generasi kami. Namun, kami tak hanya perlu dicerdaskan, tapi kami juga perlu menjaga kesehatan mental. Butuh kuota hiburan maksudnya. Hehe. Perbandingannya akan rasional jika itu 1:1 sampai 1:3. Namun, perbandingan 1:9 (5:45 Gb) ini, terasa teramat njomplang (baca: tidak seimbang).

Apakah seorang mahasiswa akan menggunakan Ruang G*ru? Apakah sejumlah website pendidikan telah mendukung bahan untuk belajar sesuai kebutuhan mahasiswa dari beragam prodi yang ada? Apakah kuota sebanyak itu bisa digunakan secara maksimal dalam pembelajaran? Ataukah kita hanya disibukkan dengan kegiatan tatap virtual?

Dari pembelajaran yang sudah berjalan ini, hanya 15-20 Gb kuota pendidikan terpakai. Sisanya, harus menggunakan kuota bebas (non-pendidikan) untuk mengakses YouTube, Google, dan lain sebagainya. Otomatis, kuota 5 Gb ini pun akan dirasa tidak cukup jika memang itu digunakan untuk tujuan menunjang kegiatan belajar-mengajar di tengah pandemi sekarang. Ini membikin kita harus merogoh saku sendiri untuk melengkapi kekurangan itu.

Kalau ada yang bilang nggak usah akses YouTube, ingin rasanya bertanya apakah semua orang gaya belajarnya literasi-tulis saja? Ada beberapa orang yang lebih bisa memahami materi secara visual. Belum lagi kita juga perlu hiburan.

Setelah kuota, kita beralih ke ‘persambatan’ tugas yang diberikan. Banyak dari mahasiswa mengeluh karena tugas yang kadar kewajarannya dinilai tidak masuk akal. Bahkan kalau ditarik ke belakang, padatnya perkuliahan sebelum pandemi jauh berbeda setelah masa pandemi ini datang. Sepertinya setiap jam adalah waktu penugasan.

Beberapa meme pernah seliweran di Twitter yang menggambarkan tentang hectic-nya perkuliahan saat ini. Kita seperti sedang berlarian mengejar deadline, ketimbang mendalami materi yang disampaikan dosen. Tersenyum kegirangan saat tugas selesai, padahal di belakang tumpukan tugas sedang mengantre menunggu giliran untuk dikerjakan.

Belum lagi bentakan emak yang mengira anaknya terlalu sibuk sendiri dengan komputer, laptop, atau gawai di depannya sehingga melupakan pekerjaan rumah. Beliau belum tahu saja betapa mumetnya mahasiswa ini menyelesaikan tugas yang berjibun jumlahnya.

Mengertilah, Pak, Buk, kami bergadang mengerjakan tugas sampai-sampai kami mendadak punya tanda lahir di mata berwarna hitam. Apa itu tidak cukup menggambarkan betapa lelahnya menyenangkannya dunia kuliah kami?

Memang tujuan dari adanya tugas adalah untuk me-review kembali materi yang telah diajarkan dosen sebelumnya. Lalu, bagaimanakah nasib mahasiswa yang sinyalnya putus-putus sama seperti materi yang mereka tangkap saat perkuliahan berlangsung? Apa yang hendak di-review kembali jika  kondisinya demikian?

Bagaimana pula jika dosen hanya mengirim PPT saja, tanpa ada penjelasan? (kami bukan paranormal, Pak/Bu). Memang seorang mahasiswa dituntut untuk lebih mandiri dalam belajar, namun apakah mandiri itu sendiri artinya melepas tanpa arahan sama sekali? Apakah sekarang seorang pengajar tugasnya tidak harus mengajar?

Itulah sedikit banyak contoh sambatan dari seorang mahasiswa yang berbulan-bulan harus menjalani kuliah online di rumah. Menghadap laptop sampai mata berwarna merah.

Kita semua pasti berharap pandemi segera berakhir. Selain penat, ada rasa rindu dengan kekonyolan teman-teman yang sering menghadirkan gelak tawa. Menikmati perantauan dengan suasana berbeda. Hingga menemui dia yang dipisahkan jarak karena korona.[]

Tags: coronacovid-19daringkampuskesehatan psikiskuliahmahasiswapandemitugas
ShareTweetSendShare
Previous Post

Romantisme Kopi Sachet Angkringan

Next Post

Sedayu dalam Kurun Waktu

Chintya Amelya P.

Chintya Amelya P.

Mahasiswa asal Tuban, Jawa Timur, yang merasa salah jurusan. Kuliah di Yogyakarta. Kesibukan sekarang kuliah dan menulis saja. Bisa disapa di Instagram @chintyaamelyaa.

Artikel Terkait

Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
Komentarium

Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti

26 September 2025

Ada sebuah kawasan yang tampak biasa di peta, namun warganya hidup dalam kepungan janji palsu yang manis. Mereka mendapat iming-iming...

Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
Sambatologi

Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung

30 Agustus 2025

Tiap hari, selalu saja ada berita yang buat perut sakit. Aktornya tiada lain tiada bukan adalah pihak pemerintah. Dari hulu...

Belajar Mengitari Israel
Cangkem

Belajar Mengitari Israel

19 April 2023

Kebetulan tulisan saya kemarin di rubrik ini bertali-singgung dengan Israel. Kebetulan juga saya seorang pemalas akut. Daripada cari bahan nyangkem...

Menguak Kebodohanmu Melalui Rekomendasi Netflix-ku
Cangkem

Menguak Kebodohanmu Melalui Rekomendasi Netflix-ku

29 Maret 2023

Saya ini sekarang suka nulis, tapi kalau disuruh. Disuruh empunya web ini, contohnya. Tiga tahun lalu saya nulis kayak orang...

Comments 1

  1. Ping-balik: Jam Operasional Korona - Metafor.id

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Bahagia itu Sederhana

3 Juli 2021
Dimensi Ketidakpastian

Dimensi Ketidakpastian

22 Februari 2021
Gambar Artikel Romantisme Kopi Sachet Angkringan

Romantisme Kopi Sachet Angkringan

11 November 2020
Buron dan Segelas Es Teh

Buron dan Segelas Es Teh

26 Maret 2022
Haruskah Ulang Tahun Selalu Dirayakan?

Haruskah Ulang Tahun Selalu Dirayakan?

5 Agustus 2021
Gambar Artikel Gerakan Mosi TIdak Percaya: Sumpah dan Nasionalisme (Tertinggi) Pemuda

Gerakan #MosiTidakPercaya : Sumpah dan Nasionalisme (Tertinggi) Pemuda

5 November 2020
Gambar Artikel Bulan yang Lahir dari Penderitaan

Bulan yang Lahir dari Penderitaan

30 Desember 2020
Hujan Menulis Air

Hujan Menulis Air

30 April 2021
Gambar Artikel Puisi untuk Ibu : Mamak dan Kudapan Hina

Mamak dan Kudapan Hina

1 Desember 2020
Gambar Artikel Serat Badar Lunar

Serat Badar Lunar

21 November 2020
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
  • Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
  • Dua Jam Sebelum Bekerja
  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu
  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (216)
    • Cerpen (54)
    • Puisi (141)
    • Resensi (20)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (72)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (33)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.