• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Jumat, 22 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Sambatologi

Resiko Tinggal di Ujung Kalimantan

Mualim by Mualim
4 Juni 2021
in Cangkem, Sambatologi
0
Resiko Tinggal di Ujung Kalimantan

Foto ilustrasi Kalimantan Timur (sumber: https://www.babe.news/)

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Rumah menjadi tempat ternyaman untuk kembali. Entah karena ia menjadi tempat yang nyaman untuk bersembunyi dari gemerlapnya dunia, atau bahkan menjadi tempat untuk hibernasi lalu kemudian keluar melaju untuk melanjutkan pahitnya hidup.

Namun, yang pasti rumah merupakan tempat tinggal yang tepat untuk kita kembali. Dalam konteks ini, saya yang perantauan kembali ke rumah yang ada di kampung halaman. Bagi orang rantau, jarang-jarang bisa pulang ke kampung halamannya. Mungkin bisa pada saat lebaran doang, atau bahkan lebih dari itu. Seperti yang kita tahu, pada 2 tahun belakangan kita dilarang mudik agar dapat menghambat penularan Covid-19.

Pulang ke kampung halaman merupakan anugerah terindah bagi anak rantau, karena itu merupakan sebuah anugerah yang perlu disyukuri. Pasalnya, kesempatan itu terkadang tidak datang dua kali. Maka, jangan sia-siakan kesempatan itu kalau kamu sudah mendapatkan salah satu anugerah yang diinginkan sebagai anak rantau.

Saya tinggal di ujung selatan pulau Kalimantan. Daerah saya dekat dengan laut. Buktinya oleh-oleh khas daerah saya ialah amplang ikan pipih atau yang sering dikenal dengan istilah kuku macan. Selain amplang, oleh-oleh daerah saya juga ada kerupuk pipih, kerupuk tenggiri dan lain sebagainya.

Oke, sekarang saya akan berbagi pengalaman bagaimana resiko yang kita dapat. Jika tempat tinggal kita jauh dari perkotaan, walaupun daerah saya langsung berhadapan langsung dengan pulau Jawa. Tetapi, tetap ada resikonya.

Tidak Ada Sinyal

Mungkin kalian pasti sudah mengetahui, permasalahan atau resiko wajar jika seseorang mempunyai rumah yang jauh dari perkotaan atau pelosok, salah satunya: susah sinyal. Di tempat saya, sependek yang saya ketahui hanya terdapat jaringan provider Telkomsel, Indosat, dan XL. Orang yang tinggal di daerah saya pun kebanyakan memakai Telkomsel. Karena, sinyal provider itulah yang paling memadai di daerah tersebut (masak ga diendorse, Sel…Telkomsel).

Selain ketiga provider di atas, misalnya Axis, 3, dan Smartfren. Sampai saat ini setau saya masih belum ada sinyalnya. Sehingga, semoga kedepannya di daerah saya dapat merasakan sinyal-sinyal dari ketiga provider tersebut. Pasalnya, menurut saya ketiga provider yang belum ada di daerah saya, harganya sangat murah dan terjangkau untuk semua kalangan. Maka dari itu harapan saya semoga ketiga provider tersebut secepatnya hadir di daerah saya.

Biaya Pulkam Mahal           

Selain tidak ada sinyal, biaya pulang kampung mahal menjadi resiko atau permasalahan yang saya rasakan ketika kita mempunyai tempat tinggal yang jauh dari tanah perantauan. Gimana nggak mahal, seperti yang saya ceritakan di atas rumah saya tepat di ujung selatan pulau Kalimantan. Walaupun langsung bersebrangan dengan pulau Jawa, tetap saja biaya yang dikeluarkan mahal. Mungkin karena tidak ada transportasi umum baik kapal laut maupun pesawat udara yang langsung turun parkir ke daerah saya. Maka dari itu, saya harus melalui kota yang memiliki jalur transportasi tujuan yang ada di pulau Jawa terlebih dahulu seperti Palangkaraya dan Sampit. Setelah itu, baru bisa ke daerah saya menggunakan jalur darat maupun udara.

Ongkir Mahal

Pada saat zaman serba mudah begini, hampir seluruh masyarakat Indonesia melek teknologi. Salah satu sumbangsih terbesar dengan majunya teknologi seperti sekarang ini yakni, belanja online.

Belanja online menjadi dasar kebutuhan masyarakat modern, terkhususnya masyarakat yang ada di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui kebutuhan manusia terbagi menjadi 3 yaitu: primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan sekunder dan tersier-lah yang menurut saya menjadi sumbangsih terbesar yang digunakan masyarakat agar dapat berbelanja dengan mudah serta murah menggunakan aplikasi belanja online yang ada di google playstore maupun app-store.

Lalu, bagaimana nasib jika produk yang kita beli lokasi tokonya jauh dari tempat kita. Dalam hal ini sebagaimana saya yang berada jauh di ujung pulau Kalimantan sebagai pembeli. Sedangkan produk yang saya beli berlokasi di pulau Jawa. Tentu saja ongkir yang saya tanggung mahal. Gimana nggak mahal, jarak dari pulau Jawa ke Kalimantan 1.044 km. Selain itu, produk tersebut tentunya menggunakan transportasi umum untuk menganggkutnya seperti kapal laut atau pesawat udara.

Saya pernah mengirimkan barang dari Yogyakarta ke daerah saya. Bayangkan 1 kg pengiriman kisaran harganya 60-70 ribuan! Harga tersebut hampir berlaku untuk semua perusahaan ekspedisi yang ada di Indonesia. Maka dari itu, tidak heran kalau ongkirnya mahal ke daerah saya, sebagaimana yang telah saya sampaikan di atas. Saya hanya bisa berusaha agar dapat uang yang banyak agar tidak sambat bayar ongkir mahal. Serta berdoa semoga harga ongkir yang mahal itu suatu hari nanti dapat berubah menjadi murah.

Mungkin itu pengalaman yang dapat saya bagikan bagaimana rasanya mempunyai tempat tinggal di ujung pulau Kalimantan. Kalau nanti kita ingin mempunyai tempat tinggal yang jauh dari perkotaan, di mana pun lokasinya, kita harus persiapkan hampir segala hal, baik itu fisik, finansial, psikis, mental dan sebagainya.[]

Tags: IndonesiaKalimantanResiko Tinggal di Ujung Kalimantansambatologi
ShareTweetSendShare
Previous Post

Keangkuhan Ombak

Next Post

Alam Pikiran

Mualim

Mualim

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jurusan Hukum Tata Negara. Instagram @mualim28.

Artikel Terkait

Belajar Mengitari Israel
Cangkem

Belajar Mengitari Israel

19 April 2023

Kebetulan tulisan saya kemarin di rubrik ini bertali-singgung dengan Israel. Kebetulan juga saya seorang pemalas akut. Daripada cari bahan nyangkem...

Menguak Kebodohanmu Melalui Rekomendasi Netflix-ku
Cangkem

Menguak Kebodohanmu Melalui Rekomendasi Netflix-ku

29 Maret 2023

Saya ini sekarang suka nulis, tapi kalau disuruh. Disuruh empunya web ini, contohnya. Tiga tahun lalu saya nulis kayak orang...

Dear Orang Tua: Tolong Jangan Perlakukan Anak Semena-mena!
Komentarium

Dear Orang Tua: Tolong Jangan Perlakukan Anak Semena-mena!

9 April 2022

Belum lama ini timeline media sosial saya sempat dilewati sebuah berita soal seorang ayah yang membanting laptop anaknya. Hal tersebut...

Bias Kontol dan Efek Sampingnya yang Menyebalkan
Cangkem

Bias Kontol dan Efek Sampingnya yang Menyebalkan

21 Maret 2022

Silakan kalau anda ingin memfitnah saya sebagai orang yang sedang misuh atau berkata kasar sejak dari judul. Tapi kontol sebagai...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Gambar Artikel Jasong Pengalaman Menjadi Pramusaji

Jasong

26 Januari 2021
Puasa Puisi: Perayaan Sastra Lintas Bahasa

Puasa Puisi: Perayaan Sastra Lintas Bahasa

31 Maret 2024
Gadis Masochist

Gadis Masochist

27 Mei 2021
Pasir Pantai

Pasir Pantai

16 Mei 2021
Penjual Susu dan Puisi Lainnya

Penjual Susu dan Puisi Lainnya

2 Juni 2024
Pendidikan Psikosufistik dan Cara ‘Mengintip’ Kecerdasan Spiritual

Pendidikan Psikosufistik dan Cara ‘Mengintip’ Kecerdasan Spiritual

7 Juli 2021
Mengenali Karakter Orang Lewat Tulisan Tangan

Mengenali Karakter Orang Lewat Tulisan Tangan

27 Februari 2023
Berada di Kota Antah-Berantah

Berada di Kota Antah-Berantah

5 Mei 2021

Bahagia itu Sederhana

3 Juli 2021
Gambar Artikel Kenapa Bahasa Inggris untuk Anak SD tidak boleh Dianggap enteng

Kenapa Bahasa Inggris untuk Anak SD Tidak Boleh Dianggap Enteng

25 April 2021
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata
  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (212)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (18)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.