• Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kerjasama
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
Saturday, 06 December 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Sambatologi Komentarium

Romantisme Kopi Sachet Angkringan

Fajri Zulia Ramdhani by Fajri Zulia Ramdhani
11 November 2020
in Komentarium
0
Gambar Artikel Romantisme Kopi Sachet Angkringan

Sumber Gambar : https://unsplash.com/photos/E-_210ZV9YA?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditShareLink

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Kopi dan puisi ala-ala ditemani suasana senja bin gemilang berkas sinar cahaya kerap jadi caption romantisme pecinta. Halah-halah. Sebagai geng penyuka kopi go*day angkringan dan kopikap warung keluarga Madura depan asrama, kopi dan segala romantisme penyajian dengan gilingan masih asing di telinga pun di lidah hamba jelata ini. Hei, bukan gak pernah naik level ke tongkrongan kopi mevah (pakai v biar kek orang kaya), membandingkannya dengan kopi sachet aneka rasa jadi gerutu sepanjang masa. Oh macam-macam kopi mahal yang dirawat seperti anak sendiri, maafkan hamba membawamu dalam komparasi tak sebanding. Mau bagaimana lagi, lidah jelata gini ndak bisa pura-pura.

Tongkrongan atau angkringan ala mahasiswa yang merebak bak lumut di sekitar pancuran air em maksudnya sekitar kampus jadi pilihan favorit untuk kantong mahasiswa yang berpacu irit bin kebutuhan wifi kencang untuk download materi atau film, eh. Tapi sudah 6 tahun hamba kuliah, berliter-liter kopi sachet masuk ke lambung lucu ini. Anehnya, tetap saja sakit perut usia menegak segelas es kopi dan harus ke kamar mandi jadi rutinitas tak terpisahkan. Romantis n*asmu.

Dan ini berlangsung tiap hari, atau tiap kopi jadi teman untuk dipesan selain nutrisar* jeruk mandarin atau es teh dengan gula masih merumpi manja di bagian bawah gelas. Itu baru soal kopi sachet yang bikin perut melilit. Belum lagi akibat kopi sachet yang sukses bikin malamku diisi dengan glebak glebuk tak ngantuk. Yah, mending aja kopi hitam pekat, pahit, sepahit masa depanmu mblo, yang bikin gelisah tak ngantuk. Lah ini, kopi sachet, bahkan tak jarang kopi gelas seharga seribu perak sukses bikin hamba tidak tidur. Apakah ada yang salah sama mataku yang musuh amat sama kopi sachet, atau salah kopinya yang musuh amat sama mataku. Eh sama aja!

Jadi romantis karena kopi sachet bukannya menyeret kita jadi mengenang mantan di tengah malam, atau soal ungkapan cinta basa basi miliknya yang bukan untukmu mblo. Ini malah jadi keinget hal-hal seram yang bentuknya gimana dibalik pintu kamar mandi remang-remang asrama. Berabe kan?

Belum lagi soal puisi-puisi angkringan yang muncul di caption-caption di jam 9 malam. Lah, jam 9 itu waktu angkringan lagi rame-ramenya mbak-mbak merumpi beramai di ujung sana atau mas-mas rokokan sambil pegang asbak dan kopi hitam diseruput perlahan yang tak kalah ributnya. Belum kalau mas pemilik lagi keranjingan dangdut koplo terbaru. Ambyar sudah, gimana mau romantis ala-ala. Kita sibuk joget akhirnya. Jadi dari mana, puisi romantis itu datang? Ya mboh. Luar biasa sekali kemampuan mengenangnya di tengah hiruk pikuk suara bersahutan tak karuan.

Jadi ngene mbak. Lek jam 9 malam si em mas ngirim puisi atau upload poto puisi-puisi romantis terus kamu kok merasa. Ojo geer mbak. Tulisan sedihnya gak sama dengan kenyataan dia ketawa ketiwi di tongkrongan sambil sibuk cerita asik mana rokok 20 rebu atau rokok 31 ribu. 

Tags: angkringankopikopi sachetpuisiromantisromantisme kopisenja
ShareTweetSendShare
Previous Post

Aku dan Yogyakarta: Orang Kalah yang Berjubah Istimewa

Next Post

Sambatan Kuliah di Tengah Pandemi

Fajri Zulia Ramdhani

Fajri Zulia Ramdhani

Penulis ABCD Perempuan, asal Klungkung Bali. Aktif berkhidmat di Santri Mengglobal sebagai Koordinator Bidang Pendidikan dan Penerbitan. Menyukai puisi dan prosa apalagi ditambah segelas kopi pandan janji jiwa.

Artikel Terkait

Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
Komentarium

Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti

26 September 2025

Ada sebuah kawasan yang tampak biasa di peta, namun warganya hidup dalam kepungan janji palsu yang manis. Mereka mendapat iming-iming...

Dear Orang Tua: Tolong Jangan Perlakukan Anak Semena-mena!
Komentarium

Dear Orang Tua: Tolong Jangan Perlakukan Anak Semena-mena!

9 April 2022

Belum lama ini timeline media sosial saya sempat dilewati sebuah berita soal seorang ayah yang membanting laptop anaknya. Hal tersebut...

Kenapa Lagu Jawa Trending Terus Di Youtube? Ini Jawabannya
Komentarium

Kenapa Lagu Jawa Trending Terus Di Youtube? Ini Jawabannya

17 March 2022

Dalam kategori musik di Youtube, ada banyak sekali lagu Jawa, entah itu genrenya dangdut, pop, atau koplo. Mungkin lagunya baru...

Menerka Kiblat Dakwah Generasi Muda di Masa Depan
Komentarium

Menerka Kiblat Dakwah Generasi Muda di Masa Depan

16 February 2022

Fenomena ‘hijrah’ bukan hal yang asing lagi bagi kita. Saya sendiri kurang begitu paham kapan awal-mula munculnya fenomena hijrah ini....

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya

Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya

7 September 2025
Buron dan Segelas Es Teh

Buron dan Segelas Es Teh

26 March 2022
Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)

Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)

2 April 2024
Gambar Artikel Lelaki yang Melukis di Waktu Senggang

Lelaki yang Melukis di Waktu Senggang

4 December 2020
Retorika Lucu

Retorika Lucu

11 August 2021
Gambar Artikel Wartawan Ala Cak Rusdi

Wartawan Ala Cak Rusdi

30 April 2021
Ada Nafas Sahara di Hutan Amazon

Ada Nafas Sahara di Hutan Amazon

30 April 2023
Gambar Artikel Hiruk-Pikuk Pandemi dalam Pemikiran KH. Ahmad Dahlan

Hiruk-Pikuk Pandemi dalam Pemikiran KH. Ahmad Dahlan

14 December 2020
Gambar Artikel Game yang lagi viral tahun 2021. Higgs Domino. Chip. Spin. Game yang menghasilkan Uang

Game yang Lagi Viral di Tahun 2021

23 April 2021
Islam Emang Boleh Lucu?

Islam Emang Boleh Lucu?

28 February 2021
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Perempuan yang Menghapus Namanya
  • Mempersenjatai Trauma: Strategi Jahat Israel terhadap Palestina
  • Antony Loewenstein: “Mendekati Israel adalah Kesalahan yang Memalukan bagi Indonesia”
  • Gelembung-Gelembung
  • Mengeja Karya Hanna Hirsch Pauli di Museum Stockholm
  • Di Balik Prokrastinasi: Naluri Purba Vs Tuntutan Zaman
  • Pulau Bajak Laut, Topi Jerami, dan Gen Z Madagaskar
  • Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
  • Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
  • Dua Jam Sebelum Bekerja
  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung

Kategori

  • Event (14)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (12)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (66)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (53)
  • Metafor (218)
    • Cerpen (56)
    • Puisi (141)
    • Resensi (20)
  • Milenial (49)
    • Gaya Hidup (26)
    • Kelana (13)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (72)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (33)
    • Surat (21)
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Tulisan
  • Kru
  • Kontributor
  • Hubungi Kami

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Kami
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Hubungi Kami
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.