Selama hampir dua tahun sejak maret 2020, virus covid-19 telah masuk di negara kita, Indonesia. Seluruh aspek kehidupan masyarakat menjadi berubah dengan dibuatnya batasan-batasan terutama pada aktivitas di luar ruangan. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan virus covid-19. Akibat dari adanya pandemi ini seluruh aktivitas menjadi terganggu. Pembatasan sosial membuat orang-orang tidak boleh berkerumun, harus menjaga jarak, memakai masker, dan selalu mencuci tangan. Bahkan untuk bepergian ke suatu tempat yang jauh atau hadir di dalam tempat yang ramai, masyarakat harus melakukan swab antigen agar tracing dapat diatasi dan mencapai penurunan penularan.
Berjalan hampir dua tahun terhitung empat bulan di penghujung tahun 2021, negara kita dapat menekan laju penularan pandemi covid-19. Menurut grafik kasus aktif corona yang dimuat di situs satgas covid-19, penurunan kasus yang signifikan terjadi empat bulan penghujung tahun 2021. Pada bulan agustus total kasus 196.281 kasus kemudian terjadi penurunan di bulan spetember menjadi 36.141 kasus. Dimulai dari bulan September kasus aktif konfirmasi covid setiap bulan menurun dan update terbaru per tanggal 21 Desember 2021 kasus aktif konfirmasi menjadi 4829 kasus.
Berdasar data tersebut keadaan sekitar menjadi membaik dan berangsur-angsur pulih. Kedisiplinan masyarakat yang selalu menggunakan masker, tidak berkerumun, dan percepatan vaksinasi membuat kita berhasil melalui masa masa sulit walaupun masih harus terus tetap waspada dan selalu menjaga kesehatan kita karena bagaimana pun juga virus ini tidak bisa hilang dari kehidupan kita kareanya kita harus hidup berdampingan dengan covid.
Kita harus terus beradaptasi dengan keadaan yang serba tidak pasti ini. Meskipun berdasarkan data, kasus aktif di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan, namun kita tidak boleh lengah dan terlena. Dengan adanya berita baik tersebut, maka kegiatan atau pekerjaan yang sebelumnya tidak bisa leluasa untuk melakukannya, mengharuskan untuk ditunda atau bahkan tidak bisa dilaksanakan sekarang telah dapat dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dengan begitu kita semua memasuki masa new normal atau masa transisi yang semula satu tahun kita harus berada di rumah saja tetapi sekarang perlahan-lahan kita dapat melakukan aktivitas luar ruang seperti sedia kala. Tempat publik, pusat perbelanjaan, tempat wisata telah dibuka namun dengan kapasistas terbatas. Masayarakat dapat masuk ke tempat tempat tersebut dengan syarat telah vaksin dua dosis dan mengakses aplikasi Peduli Lindungi untuk mencegah keramaian di dalam ruang publik. Pemerintah memang sangat menggalakan vaksin agar cepat didistribusikan ke seluruh penjuru Indonesia. Hal ini dilakukan supaya warga Indonesia memiliki kekebalan tubuh yang baik dan dapat membentuk antibodi untuk mencegah virus covid-19.
Virus ini sudah terlanjur ada dan sulit hilang dari muka bumi. Bahkan berita terbaru terdapat varian omicron telah masuk di Indonesia. Adanya percepatan vaksin diharapkan mampu mencapai penurunan penularan yang signifikan serta mencapai herd imunity atau kekebalan kelompok. Herd Immunity yaitu saat mayoritas populasi kebal dari infeksi tertentu, kemudian memberikan perlindungan tidak langsung atau kekebalan kelompok kepada mereka yang tidak kebal dari infeksi itu.
Kekebalan imunitas ini menjadikan kita harus selalu menerapkan adaptasi kebiasaan baru dalam menghadapi masa transisi. Dengan keadaan yang sudah berangsur pulih juga aktivitas yang selama ini dilakukan dengan terbatas menjadi dapat berjalan kembali salah satunya kegiatan operasional di organisasi profit maupun nonprofit.
Organisasi profit maupun nonprofit harus dapat beradaptasi di masa pandemi ini agar dapat bertahan ditengah krisis yang melanda. Oleh karena itu, organisasi perlu fokus melakukan perbaikan operasional nya dalam mengembangkan bisnis atau program-programnya di masa transisi ini. Pada awal pandemi seluurh aktivitas harus dilakukan di dalam ruang yang disebut work form home.
Aktivitas organisasi mulai dari rapat organisasi, seminar, melakukan presentasi dan aktivitas organisasi lainnya harus dilaukan melalui daring dengan bantuan gadget. Secara tidak langsung dampak positif dari pandemi ini membuat anggota organisasi menjadi belajar menggunakan teknologi dan menyebabkan percepatan digitalisasi pada organisasi. Kemudian dampak positif lainnya yaitu aktivitas organisasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja tak terbatas ruang dan waktu. Selama lebih dari satu tahun kegiatan organisasi dilakukan secara daring dan berdampak positif untuk mendukung digitalisasi pada organisasi namun juga ditemukan dampak negatif dari aktivitas yang selalu dilakukan secara daring.
Budaya organisasi memiliki posisi yang penting dalam sebuah organisasi atau perusahaan sebagai acuan bersikap para anggota organisasi dengan memperhatikan norma yang berlaku sesuai yang telah ditentukan. Jika budaya organisasi diterapkan dengan baik maka organisasi dapat mengatasi krisis dan dapat memunculkan kesempatan atau inovasi baru meski ditengah krisis yang ada.
Budaya organisasi tercipta juga dari kebiasaan yang terbangun dalam suatu kelompok organisasi. Dengan adanya krisis di masa pandemi ini organisasi harus melakukan adaptasi kebiasan baru agar dapat melakukan langkah strategis untuk menghadapi persaingan pasar di masa transisi ini. Mengambil langkah melakukan transformasi budaya dengan didukung percepatan digitalisasi dapat mengoptimalkan kinerja organisasi atau perusahaan.
Transfromasi budaya juga dapat memunculkan inovasi baru dan kesempatan yang bagus bagi organisasi untuk memenangkan persaingan di masa transisi ini. Transformasi organisasi juga sebagai bentuk untuk mempertahankan talenta-talenta yang ada di organisasi agar perusahaan tidak kehilangan sumber daya manusia yang berkompeten.
Dalam praktik transformasi budaya organisasi, peran sumber daya manusia sangat penting karena unsur manusia lah yang menjadi penggerak organisasi. Dalam perubahan ke masa transisi ini organisasi harus terus melakukan pembiasaan terhadap anggota agar tetap termotivasi dan tetap fokus terhadap tujuan bersama. Anggota organisasi harus disiapkan agar dapat mendukung organsasi yang semula progresnya tidak maksimal selama setahun menjadi siap bangkit dalam masa transisi ini.
Menjadi sebuah catatan ke depannya bahwa kemampuan sebuah organisasi dalam beradaptasi dengan seluruh anggota menjadi poin utama dalam keberlanjutan program dalam jangka panjang. Mengarahkan pada digitalisasi organisasi terhadap sumber daya manusia perlu terus dimotivasikan bagi organisasi atau perusahaan yang memiliki budaya progresif, oleh karena itu proses adaptasi kebiasan baru terhadap teknologi dan budaya organisasi dapat berkelanjutan. Pada akhirnya semua akan berubah sesuai perkembangan zaman dan keadan keadaan yang mengharuskan kita untuk terus berproses menjawab tantangan zaman.[]