slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
Bahagia itu Sederhana - Metafor.id
Metafor.id

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

  • Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Thursday, 12 June, 2025
  • Login
  • Register
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Inspiratif Hikmah

Bahagia itu Sederhana

Intan Gandhini by Intan Gandhini
3 July 2021
in Hikmah
0

https://bicycleart.tumblr.com/post/107480952050

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Sore ini awan hitam menutupi langit yang semula cerah. Mendadak gelap dan seakan kelam. Sesekali terdengar suara guntur meski tidak disertai kilat yang cahayanya mengalahkan lampu sorot di simpang lima. Angin juga tetiba bertiup semakin dingin, mengalahkan kesejukan saat bersama sang pujaan hati. Kali ini suasana memang di luar prediksi. Menakutkan sekali

Sambil duduk di kursi tengah, mataku sibuk memandangi lalu-lalang warga yang sedari tadi melintasi jalan. Ada yang naik motor terburu-buru mungkin teringat jemurannya belum diangkat, bahkan ada yang berlari kencang karena takut sebentar lagi hujan akan menyerang. Semua menjadi seperti anggota Basarnas, siap siaga, bahkan siaga satu.

Hatiku juga tengah menanti-nanti. Bapak belumlah pulang dari sawah, yang jaraknya tidak dekat dari rumah. Sementara Bapak hanya naik sepeda saat berangkat. Pikiranku melayang, bagaimana jika nanti kehujanan? Lebih-lebih di sawah tiada tempat untuk berteduh. Yang ada cuma gubug kecil dari bambu, itupun tidak terjamin keamanannya.

*****

Tiba-tiba aku teringat satu cerita beberapa tahun silam. Bapak sebenarnya bisa mengendarai sepeda motor. Sewaktu ia masih muda pernah diajari oleh kawan-kawannya. Namun karena suatu hal, Bapak pernah mengalami kecelakaan saat dibonceng naik motor oleh salah satu temannya. Saat itu luka Bapak cukup parah, tulang lengan atasnya retak, yang menyebabkannya harus dirawat beberapa hari di rumah sakit. Mungkin karena kejadian itu, rasa trauma di hati Bapak masih saja membekas.

Hingga kini, Bapak masih takut saat dibonceng naik motor. Seringkali saat di perempatan jalan, Bapak selalu memberi aba-aba untuk menyalakan lampu sein dan membunyikan klakson—yang terkadang menurutku berlebihan. Sampai-sampai aku sering tertawa sendiri saat membonceng Bapak, karena menurutku klise, hehe.

Tapi ternyata semua itu membawa dampak yang positif. Saat aku sedang tidak bersama Bapak, setidaknya aku jadi selalu ingat untuk menyalakan lampu sein dan selalu membunyikan klakson saat di tikungan jalan. Aku bersyukur, ternyata semua yang sering dilakukan Bapak sangat bermanfaat untuk diriku.

Karena masih memiliki rasa trauma yang mendalam, kini Bapak lebih suka naik sepeda saja untuk kemana-mana. Mengayuh dengan kedua kaki yang kini semakin terlihat tulang betisnya. Sering juga aku melihat wajahnya penuh peluh saat mengayuh. Bapak tidak peduli betapa gencarnya matahari memanasi bumi, pun betapa derasnya hujan menghantam diri.

Satu hal yang masih saja menjadi cerita haru, bahwa Bapak tidak akan memintaku untuk memberikan kunci motor walau harus membeli sesuatu di tempat yang jauh. Bapak akan dengan bangga menaiki sepedanya yang juga sudah tua.

Tidak terbayang betapa lelahnya bapak. Dapat dipastikan kakinya kram. Belum lagi sepedanya tidak memiliki rem. Sehingga kalau mau berhenti, Bapak menggunakan kakinya untuk mengurangi kecepatan ban berputar.

Sedih sebetulnya, bahkan aku sering menangis saat melihat Bapak keluar rumah dengan sepeda ontelnya. Tidak lelah aku berinisiatif menawarkan kepada Bapak, supaya mau mengendarai sepeda motor. Namun Bapak tetap saja tidak mau. Katanya, “Naik sepeda saja biar tetap sehat.”

Terenyuh, sebenarnya bukan alasan itu yang membuatku merasa tertampar oleh kenyataan. Melainkan sikap sederhana dan apa adanya yang telah diajarkan oleh Bapak. Selalu dan selalu. Bapak juga tidak pernah malu meski saat ada acara seperti hajatan, bapak hanya berangkat dengan menggunakan sepeda. Sedangkan orang lain tinggal menjalankan starter saja pada motornya.

Salut. Bahkan menurutku tidak ada kalimat yang pantas diucapkan untuk sekadar mengungkapkan bahwa Bapak itu luar biasa. Sifat sederhananya mampu membuatku terus belajar, sehebat apapun kita, sebanyak apapun harta yang kita miliki, dan setinggi apapun jabatan kita, kita tidak ada apa-apanya di hadapan Allah. Karena harta dan jabatan tidak menjadi indikator manusia takwa menurut-Nya.

Boleh saja manusia memiliki segala pernak-pernik dunia. Akan tetapi, tetaplah berusaha mengimbangi agar menjadi manusia penuh takwa. Karena mau bagaimanapun juga, semua yang kita miliki hanyalah titipan Allah semata. Segala hal yang berhasil kita dapatkan, tiada lain adalah bentuk kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Lantas, apa yang masih pantas kita sombongkan?

Berkat Bapak aku tersadar, menjadi diri sendiri ternyata jauh lebih menenangkan. Menjalani hidup dengan sederhana akan mengantarkan kita pada pribadi yang selalu menghargai dan bersyukur, apapun itu.

*****

Tak terasa air mata melintasi pipi. Sambil menatap Bapak yang baru saja tiba, kuusap air mata dengan lengan baju kiri. Bapak pulang dengan senyumnya yang merekah dan bersyukur tidak basah karena hujan. Alhamdulillah, ternyata bahagia itu sederhana.

Tags: bahagiabahagia itu sederhanabapaksederhana
ShareTweetSendShare
Previous Post

Beruntung Kita Selalu Bisa Melihat Sisi Baik dari Setiap Bencana

Next Post

Melankolia Perjalanan Musim

Intan Gandhini

Intan Gandhini

Tinggal di Ponorogo. Penulis buku "Catatan Hati di Tengah Pandemi" dan "Stop Wishing Start Doing By Learning". Anggota komunitas Kampus Literasi, Founder komunitas Pelangi Aksara. Juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di Universitas Sumatera Utara-Medan dan Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di Universitas Darussalam Gontor. Bisa disapa via Instagram @intan_ganndhini

Artikel Terkait

Tadabbur via Momentum Hujan
Hikmah

Tadabbur via Momentum Hujan

6 March 2022

Sebuah pepatah mengatakan bahwa barang siapa mengenal dirinya, maka dia akan mengenali Tuhannya. Namun, permasalahannya adalah tingkat kesadaran terhadap diri...

Meneladani Sufi Jenaka: Nashrudin Hoja & Keledainya
Hikmah

Meneladani Sufi Jenaka: Nashrudin Hoja & Keledainya

3 January 2022

Nashrudin Hoja adalah seorang tokoh sufi jenaka yang hampir sama tenarnya seperti Abu Nawas. Ia terkenal dengan kecerdasan, celetukan-celetukan dengan...

Ritual Pulang Kerja dan Manusia yang Terlupakan
Hikmah

Ritual Pulang Kerja dan Manusia yang Terlupakan

15 July 2021

Bagi orang orang yang bekerja from nine to five, momen pulang kerja tentu sangat ditunggu. Yang sudah hidup bersama pasangan...

Beruntung Kita Selalu Bisa Melihat Sisi Baik dari Setiap Bencana
Hikmah

Beruntung Kita Selalu Bisa Melihat Sisi Baik dari Setiap Bencana

2 July 2021

Setiap Jumat nenekku akan datang ke rumah. Setelah berbasa-basi tentang kesehatannya yang semakin memburuk, ia akan menyampaikan rangkuman hasil tontonannya...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Gambar Artikel Seringai Pedih yang Ia Tulis

Seringai Pedih yang Ia Tulis

28 December 2020
Di Balik Senyum Warga Desa

Di Balik Senyum Warga Desa

13 July 2021
Sertifikat Hak Milik

Sertifikat Hak Milik

4 February 2021
Gambar Artikel Romantisme Kopi Sachet Angkringan

Romantisme Kopi Sachet Angkringan

11 November 2020
Ihwal Mawat

Ihwal Mawat

7 February 2021
Bekas Kecupan

Bekas Kecupan

28 April 2021
Anjing dan Kupu-kupu

Anjing dan Kupu-kupu

27 April 2021
Episodik: Depresi

Episodik: Depresi

5 April 2021
Senja Carita

Senja Carita

24 April 2021
Revolusi Kurikulum

Revolusi Kurikulum

13 December 2021

Ikuti Kami di Instagram

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.
Facebook Twitter Instagram Youtube
Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya
  • Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan
  • Penjual Susu dan Puisi Lainnya
  • Peringati Hari Buku Nasional, Forum Buku Berjalan Adakan Temu Buku di Wisdom Park UGM Yogyakarta
  • Menyulut Api Literasi dari Kediri: Mahanani Book & Art Festival
  • Lelaki Tua yang Dipermainkan Nasib
  • Membangun Literasi Peduli Bumi: Festival Buku Berjalan
  • Kandang Menjangan Menggugat dan Puisi Lainnya
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 1
  • Puasa Puisi: Perayaan Sastra Lintas Bahasa
  • Aku Merangkum Desember

Kategori

  • Event (10)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (8)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (63)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (50)
  • Metafor (206)
    • Cerpen (51)
    • Puisi (136)
    • Resensi (18)
  • Milenial (46)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (11)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In