• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Senin, 18 Agustus 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Sambatologi Komentarium

Tindak Korupsi di Mata Ahmad Hassan

Moch. Jamilul Latif by Moch. Jamilul Latif
11 Januari 2021
in Komentarium
0
Gambar Artikel Tindak Korupsi di Mata Ahmad Hassan

Sumber Gambar: http://www.cartoonmovement.com/cartoon/2468

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Akhir 2019, dunia dikagetkan dengan fenomena datangnya wabah Covid-19. Virus ini mendapatkan perhatian penuh dari masyarakat global dan jelas terbukti. Sampai saat ini, update terbaru perkembangan pasien yang terjangkit Covid-19 pada tanggal 06 Januari 2021 ditingkatkan WHO, dari 220 Negara di dunia, terkonfirmasi 85.091.012 pasien yang positif dan terkonfimasi yang meninggal mencapai angka 1.861.005.

Dari hal tersebut bisa kita lihat betapa ganasnya wabah tersebut yang sangat mengacam nyawa manusia. Sedangkan data perkembangan di Indonseia, yang terjangkit Covid- 19 pada tanggal 06 Januari 2021, tercatat pasien positif Covid- 19 mencapai angka 788.402 pasien, sembuh 652.513, dan konfirmasi meninggal dunia mencapai 23.296. (Beranda. 2021).

Namun anehnya, saat kita bertahan di tengah wabah untuk bertahan hidup, kalangan masyarakat bawah khususnya, para elite politikus Indonesia malah menjadikan situasi ini sebagai peluang untuk berakobat dengan anggaran. Tidak perduli dengan beberapa lapisan masyarakat yang terkena PHK, yang usahanya bangkrut, yang penghasilannya tiap hari merosot, siswa maupun mahasiswa putus pendidikan karena faktor biaya dan lain-lain.

Beranjak selama 2 pekan terakhir pada tanggal 24 November, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo ditangkap dan menjadi tersengka kasus suap benih lobster. Mereka menggunakan uangnya untuk membeli barang barang mewah di tengah masyarakat mati–matian bertahan hidup di masa wabah.

Pada tanggal 5 Desember dini hari, KPK kembali menentapkan Menteri Sosial Juliari Batubara menjadi tersangka kasus suap terkait Covid- 19. Ia meminta 10 ribu rupiah dari setiap paket bantuan sosial. Angka total yang dicatat dari hasil tersebut berjumlah 17 miliar.

Atas hal ini, Presiden Jokowi telah menegaskan dirinya tidak akan melindungi siapa pun  pelaku korupsi. Yang salah tetap salah. Jokowi percaya KPK bekerja secara proposional dan pemerintah akan terus konsisten mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi.(Eva. 2020)

 

Korupsi Menurut Ahmad Hassan

Ahmad Hassan dilahirkan di Singapura tahun 1887. Ia berasal dari keluarga campuran Indonesia dan India. Ayahnya bernama Sinna Vappu Mariear adalah seorang penulis dan seorang ahli dalam Islam dan kesusastraan Tamil. Ibu Hassan berasal dari keluarga di Surabaya yang sangat taat beragama.

Hassan pernah belajar di Singapura. Ia mencari nafkah umur 12 tahun, belajar privat untuh bahasa Arab dengan maksud memperdalam pengetahuan Islam (Rus’ah, 2018). Ahmad Hassan memiliki pemikiran tentang aspek Tuhan (Wujud Tuhan, sifat–sifat Tuhan, Kalam Allah, Keadilan Tuhan), aspek kemanusiaan (Rasul dan Wahyu, Akal Manusia, Perbuatan Manusia, Posisi Dosa Besar, Konsep Iman), dan kemudian aspek Akhir (Kebangkitan di Akhirat, Surga dan Neraka).

Pemikiran Ahmad Hassan tentang perilaku dosa besar, menurutnya ada beberapa macam, yaitu:

  1. Berbuat kesalahan kepada Allah di dalam urusan yang tidak berhubungan dengan uang atau benda, seperti minum minuman keras, zina dan sebagainya.
  2. Berdosa dengan Allah dalam urusan yang berhubungan dengan uang dan sebagainya, seperti tidak bayar zakat, atau tidak mengeluarkan belanja yang mestinya
  3. Berbuat kesalahan kepada manusia dalam urusan harta dan sebagainya, seperti mencuri, menipu dan sebagainya.
  4. Bersalah kepada manusia dalam urusan yang tidak berhubungan dengan harta benda, tetapi lebih ke martabat, sepeti memaki, pukul dan sebaga (Hassan, 2007).

Berkaiatan dengan pandangan Ahmad Hassan tentang dosa besar, apa yang kita lakukan di dunia ini akan dibalas di akhirat sebagaimana dijanjikan dalam Al-Qur’an. Bahasanya, siapa yang bertakwa dan beriman akan memperoleh nikmat surga. Dan yang melakukan kejahatan atau perbuatan yang dibenci oleh-Nya, akan mendapatkan siksa neraka.

Bukan berarti yang telah melakukan perbuatan maksiat tidak mendapatkan ampunan. Selagi nyawa masih ada, tentu masih bisa memohon ampunan dengan cara bertaubat. Taubat artinya menyesal pada dosa–dosa (dosa besar) yang telah dilakukan.

Ahmad Hassan menyampaikan bahwa dosa yang perlu taubat antara lain mencuri, menipu, judi, minum minuman keras, menyakiti manusia, durhaka kepada ibu bapak, menjadi saksi palsu dan sejenisnya.

Cara menghapusnya dengan bertaubat kepada Allah dan komitmen untuk tidak melakukan lagi. Dosa yang tidak perlu bertaubat dinamakan dosa kecil sebagaimana memukul, mencaci dan lainnya. Untuk menghapusnya dengan cara meminta maaf kepada pihak yang disakiti, atau dengan melukan amalan baik, tetapi dengan syarat tidak melakukan dosa besar. (Hassan, 2007)

Dalam kaitannya dengan korupsi, jelas bahwa masalah itu termasuk ke dalam kategori dosa besar. Apalagi dengan adanya peluang di mana masyarakat terlalu fokus dengan covid-19 untuk bertahan hidup. Sementara para politikus malah melakukan tindak korupsi. Sudah mafhum bahwa menurut Ahmad Hassan hal itu masuk kategori dosa besar. Di mana pelaku dianjurkan atau bahkan diwajibkan untuk bertaubat. Bertaubat dengan sifat khosyah (rasa takut kepada Tuhan) atas tindakan pidana korupsi yang telah dilakukan. Semoga Allah mengampuni kita yang ada di bumi dan langit.[]

 

Daftar Referensi

Beranda Satgas Penanganan Covid- 19, https:www.covid19.go.id/, (06 Januari 2021).

Savitri, Eva. 2 Mentri jadi Tersangka Korupsi, PKS : Jokowi perlu Minta maaf, http://news.detik.com/berita/D-5284501/2-menteri-jadi-tersangka-korupsi-pks-jokowi-perlu-minta-maaf/2, (07 Desember 2020).

Hassan, A. Soal- Jawab Tentang Berbagai Masalah Agama, Bandung : Diponegoro, 2007.

Rusli, Ris’ah. Pemikiran Teologi Islam Modern : Depok : Prenadamedia Group, 2018.

Tags: bansoscovid-19Edhy PrabowoJuliari BatubarakorupsiTindak Korupsi di Mata Ahmad Hassan
ShareTweetSendShare
Previous Post

Penjelas Masa Lalu

Next Post

Filsuf yang Curhat dan Nasehat Seorang Jomblo

Moch. Jamilul Latif

Moch. Jamilul Latif

Kelahiran Nganjuk. Mahasiswa Aqidah Filsafat Islam di UIN Sunan Ampel Surabaya. Dapat disapa di FB: Ilul.

Artikel Terkait

Dear Orang Tua: Tolong Jangan Perlakukan Anak Semena-mena!
Komentarium

Dear Orang Tua: Tolong Jangan Perlakukan Anak Semena-mena!

9 April 2022

Belum lama ini timeline media sosial saya sempat dilewati sebuah berita soal seorang ayah yang membanting laptop anaknya. Hal tersebut...

Kenapa Lagu Jawa Trending Terus Di Youtube? Ini Jawabannya
Komentarium

Kenapa Lagu Jawa Trending Terus Di Youtube? Ini Jawabannya

17 Maret 2022

Dalam kategori musik di Youtube, ada banyak sekali lagu Jawa, entah itu genrenya dangdut, pop, atau koplo. Mungkin lagunya baru...

Menerka Kiblat Dakwah Generasi Muda di Masa Depan
Komentarium

Menerka Kiblat Dakwah Generasi Muda di Masa Depan

16 Februari 2022

Fenomena ‘hijrah’ bukan hal yang asing lagi bagi kita. Saya sendiri kurang begitu paham kapan awal-mula munculnya fenomena hijrah ini....

Jenis-Jenis Garangan Paling Berbahaya bagi Kaum LDR
Komentarium

Jenis-Jenis Garangan Paling Berbahaya bagi Kaum LDR

9 Januari 2022

Istilah LDR tentu sudah tak asing lagi di telinga. Ada banyak alasan mengapa orang menjalani LDR, seperti pekerjaan atau pendidikan...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Dongeng Pak Tua Menjangkau Cahaya

Dongeng Pak Tua Menjangkau Cahaya

23 Februari 2021
Kiriman Nasib dari Seseorang

Kiriman Nasib dari Seseorang

28 Januari 2021
Main Tanah dari Langit

Main Tanah dari Langit

28 November 2021
Gambar Artikel Resensi Tuhan Maha Asyik : Mengasyiki Tuhan

‘Mengasyiki’ Tuhan

31 Oktober 2020
Di Balik Senyum Warga Desa

Di Balik Senyum Warga Desa

13 Juli 2021
Tontonan dari Bujursangkar

Tontonan dari Bujursangkar

20 Juni 2021
Dua Lelaki

Dua Lelaki

23 April 2021
Jam Operasional Korona

Jam Operasional Korona

5 Februari 2021
Daftar Momen Saat Perempuan Minta Maaf dengan Tulus

Daftar Momen Saat Perempuan Minta Maaf dengan Tulus

26 Desember 2021
Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya

Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya

14 Agustus 2025
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab
  • Kiat Marah yang Payah dan Puisi Lainnya
  • Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata
  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (212)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (140)
    • Resensi (18)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.