Kesehatan mental atau jiwa menurut Undang-Undang nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa merupakan kondisi di mana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Hal itu juga berarti kesehatan mental mempunyai pengaruh terhadap fisik seseorang dan juga akan mengganggu produktivitas. Kesehatan mental sangat penting untuk menunjang produktivitas dan kualitas kesehatan fisik. Ganguan mental atau kejiwaan bisa dialami oleh siapa saja. Data Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2018 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta orang.
Menurut Dr. dr. Fidiansjah, Sp.KJ.,MPH., Pandemi Covid-19 ialah pandemi berdimensi multisektor (bio-psiko-sosial-spiritual) yang menyebabkan ketakutan dan kegelisahan karena banjirnya informasi asimetris dan misleading (infodemi). Menghadapi Pandemi Covid-19 membutuhkan pemikiran yang jernih, di mana di awal terjadinya pandemi telah terjadi fenomena yang disebut “badai nalar” yang menyebabkan manusia menjadi kebingungan dan kehilangan arah.
Dr. dr. Ronny Wirasto, Sp.KJ(K) menjelaskan bahwa saat ini Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19 menggunakan strategi-strategi khusus yaitu dengan cara “Deteksi, Pencegahan, dan Respon”. Ketika seseorang tidak banyak keluar rumah, justru akan menimbulkan banyak masalah. Adanya pandemi mengharuskan kita untuk melakukan isolasi, baik isolasi fisik dan isolasi psikologis. Isolasi menyebabkan suatu respon yang nantinya mengakibatkan timbulnya impulsifitas, yaitu impulsifitas kognisi yang berkaitan dengan berkurangnya kemampuan berpikir, memori, dan berbahasa.
Selain kesehatan fisik, kesehatan mental juga merupakan hal yang serius serta perlu diperhatikan pada saat pandemi Covid-19 ini. Gangguan kesehatan mental yang terjadi selama pandemi dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti ketakutan terhadap wabah, rasa terasing selama menjalani karantina, kesedihan dan kesepian karena jauh dari keluarga atau orang yang dikasihi, kecemasan akan kebutuhan hidup sehari-hari, ditambah lagi kebingungan akibat informasi yang simpang siur.
Ditutupnya sekolah dan dibatalkannya berbagai aktivitas penting, banyak remaja kehilangan beberapa momen besar di kehidupan mereka dan juga momen keseharian seperti mengobrol dengan teman dan berpartisipasi di sekolahnya. Para remaja menghadapi situasi baru ini bukan tidak hanya dengan kecewa, namun juga kecemasan dan perasaan terisolasi yang membebani, terhadap perubahan hidup yang secara cepat dan drastis akibat wabah.
Maka yang bisa dilakukan untuk mengatasi kesehatan mental remaja dalam tulisan ini akan saya sajikan hal-hal yang dapat membantu remaja menjaga kesehatan mental di tengah pandemi Covid-19, sebagai berikut:
- Bijak Menyaring Informasi
Membatasi konsumsi terkait berita yang ada. Anak muda bisa membatasi waktu membaca atau menonton yang tidak baik. Memilih berita yang sudah tersebar luas dan tidak mudah percaya dengan berita yang ada adalah salah satu cara untuk menghindarkan remaja dari tekanan yang diciptakan oleh berita-berita yang ada.
- Membatasi Penggunaan Sosial Media (Puasa Medsos)
Remaja bisa untuk memutuskan tidak aktif bersosial media terlebih dahulu. Hal ini membuat remaja tidak terkontaminasi dari berita-berita yang tidak baik untuk kesehatan mental. Namun, hal ini sifatnya sementara karena remaja juga perlu memperbaharui berita yang ada. Pilihan yang bijak selama non-aktif dari media sosial adalah membaca buku, memancing, bermain dengan adik atau keponakan atau mencoba hobi-hobi yang selama ini belum sempat dilakukan.
- Menjaga Kebersihan Diri
Kemudian, cara lain yang bisa remaja terapkan untuk tetap bisa menjaga kesehatan mental adalah menjaga kebersihan dengan rutin mencuci tangan. Namun, juga jangan berlebihan. Pastikan saja jika sehabis menyentuh permukaan benda segera cuci tangan dengan sabun. Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara efektif untuk menekan infeksi virus Covid-19 jika berada di luar rumah karena keadaan yang penting, pastikan membawa hand sanitizer untuk tetap menjaga tangan tetap bersih.
- Melalukan Physical Distancing
Jika dalam keadaan genting atau darurat yang mengharuskan untuk keluar rumah, pastikan menerapkan physical distancing. Semisalnya kalau antri di minimarket, pastikan untuk menjaga jarak dengan orang lain. Gunakan masker dan berusaha tidak menyentuh bagian apapun yang ada di wajah sebelum memastikan kalau tangan bersih.
- Menjaga Kondisi Tubuh Tetap Prima
Kelelahan membuka peluang untuk tubuh kamu kehilangan daya tahan tubuh yang baik. Oleh karena itu, harus tetap mengonsumsi makanan bernutrisi serta mengonsumsi multivitamin yang mengandung vitamin C dan D. Hal tersebut bisa membantu kamu jaga daya tahan tubuh agar terus optimal. Jika daya tahan tubuh terjaga, remaja bisa terhindar dari paparan virus Covid-19.
- Konsumsi Buah dan Sayur
Makan buah dan sayur yang mengandung banyak vitamin, mineral, dan gizi lainnya dapat menyehatkan fisik. Selaras dengan penelitian dari Warsaw University of Life Sciences tahun 2020 yang mengatakan jika konsumsi buah dan sayur juga dapat berpengaruh positif bagi kesehatan mental.
- Luangkan Waktu untuk Berolahraga
Sibuknya aktivitas dan pekerjaan membuat remaja suka lupa untuk olahraga. Padahal, olahraga dapat membantu agar lebih fresh. Sempatkan waktu setidaknya 15-30 menit sehari untuk jalan pagi di sekitar rumah, melakukan yoga, atau stretching dan workout ringan di rumah.
- Self-Talk
Self-talk adalah ketika berusaha untuk berbicara kepada diri sendiri mengenai apapun yang dirasakan. Afirmasi positif yang disampaikan saat self-talk mampu menurunkan beberapa risiko gangguan kesehatan mental. Antara lain mengurangi kecemasan, menghilangkan persepsi negatif, dan memberi kesempatan untuk mengontrol diri.
- Menjaga Komunikasi dengan Keluarga dan Sahabat
Luangkan waktu untuk berkomunikasi dengan keluarga, sahabat, dan teman, baik melalui pesan singkat, telepon, atau video call. Remaja bisa menceritakan kekhawatiran dan kecemasan yang sedang dirasakan. Dengan cara ini, tekanan yang dirasakan dapat berkurang sehingga bisa lebih tenang. Rasa takut dan cemas memang normal dirasakan selama masa pandemi seperti ini. Namun, cobalah untuk selalu berpikir positif dan bersyukur.
Dengan menerapkan cara menjaga kesehatan mental yang baik saat pandemi COVID-19, kita sebagai anak muda, terutama para remaja, akan lebih siap untuk menjalani hari dan bisa melakukan hal produktif lainnya. Karena salah satu kunci dari tubuh yang sehat adalah hati yang gembira. Keep smiling and be happy, guys![]