• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Jumat, 17 Oktober 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Kolom Esai

Hiruk-Pikuk Pandemi dalam Pemikiran KH. Ahmad Dahlan

Riani Nur Fauzia by Riani Nur Fauzia
14 Desember 2020
in Esai
0
Gambar Artikel Hiruk-Pikuk Pandemi dalam Pemikiran KH. Ahmad Dahlan

Sumber Gambar: https://www.agoodson.com/

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Virus Corona merupakan sebuah virus yang berasal dari Cina dan telah beredar di dunia, tak terlepas juga di Indonesia. Pemicu kemunculannya diduga berasal dari konsumsi binatang, yaitu kelelawar. Virus ini merupakan salah satu penyebab kematian banyak orang di tahun ini. Untuk menghindarinya, cukup sederhana: rajin mencuci tangan, jaga jarak dengan orang lain minimal satu meter, dan olahraga plus mengonsumsi makanan yang sehat.  (Fadil, 2020)

Namun di samping semua hal menyangkut kesehatan fisik yang bisa dicegah tersebut, masih ada dampak lain di sejumlah sektor. Salah satu efek pandemi yang paling berpengaruh yaitu turunnya ekonomi secara drastis, khusunya, dalam lingkup masyarakat dunia.

Efek Hiruk Pikuk Pandemi Dalam Mayarakat

Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang masalah perekonomiannya perlu ditingkatkan. Dampak pandemi ini memiliki sisi positif dan negatif. Dalam sisi positifnya, masyarakat dapat lebih waspada dengan kesehatan, kebersihan, dan membuat lebih banyak waktu untuk berkumpul bersama keluarga.

Sisi negatifnya adalah tidak dapat bertemu beberapa orang seperti biasanya, adanya hambatan kegiatan sekolah, kerja, dan ibadah sehingga harus dilakukan dari rumah. Dan yang paling penting, tentu, pemutusan hubungan kerja yang menyebabkan jumlah pengangguran meningkat, sementara perekonomian di Indonesia semakin anjlok.

Sejak adanya pandemi corona yang tercatat pada awal bulan Maret 2020, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meredam efek pandemi, terutama pada sektor ekonomi, lantaran mengalami kemerosotan signifikan. Mulai dari toko kecil sampai perusahaan terkenal terancam atau bahkan sudah mengalami “gulung tikar”.

Karena pendapatan yang tidak signifikan membuat banyak karyawan diberhentikan, dan menganggur tanpa pemasukan, kian hari masalah ekonomi di Indonesia kian kompleks. Tercatat laporan Badan Pusat Statistik pada bulan Agustus “pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus 5,32%. Hal ini tentu rentan berdampak negatif pada sektor lain, baik psikologis, pendidikan, agama dan yang lainnya.

Mengenal Sosok K.H. Ahmad Dahlan

Setelah membahas beberapa dampak negatif di masa pandemi, khusunya perekonomian, akhirnya kita sedikit mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada saat ini. Di samping itu, sebenarnya ada seorang tokoh yang juga menuangkan pemikirannya  tentang ekonomi.

Beliau adalah K.H. Ahmad Dahlan, seorang figur yang terkenal dalam pembaru pendidikan di Indonesia. Beliau juga seorang ulama Muhammadiyah yang sangat cerdas, rajin beribadah, dan baik perilakunya. Tidak mengherankan jika beliau banyak dijadikan panutan oleh masyarakat sampai sekarang. (Susianti, 2017)

Menurutnya, ajaran Tuhan merupakan bagian penting yang tidak dapat dihilangkan dalam kondisi apapun. Ajaran tauhid merupakan salah satu tujuan agar kita semakin dekat dengan-Nya. Bukan mengingat saja, tetapi perlu mengabdi kepada Tuhan apalagi dalam kondisi yang tidak aman seperti sekarang.

Tujuan beliau kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah yaitu mengajarkan Al-Qur’an beserta tafsirnya supaya masyarakat pandai membaca, memahami, dan mengamalkan makna agar hidup tenteram dan aman. Suatu makna yang terkandung dalam Al-Qur’an pasti memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Semasa hidupnya ia juga mendirikan sekolah untuk mencapai pendidikan tinggi, menciptakan intelektual yang berkualitas, serta masjid sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan ajaran teologi dalam usaha pembaruannya.

Teologi Al-Ma’un dan Al-Ashr

K.H. Ahmad Dahlan merupakan sosok yang sangat berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah. Salah satu teologinya dilandaskan pada surat Al-Ma’un yang mempunyai arti, “Barang siapa membiarkan anak yatim dan orang miskin kelaparan, serta kekurangan makanan maka sama seperti orang yang lalai dalam sholatnya.”

Tujuan dari teologi Ahmad Dahlan dalam surat Al-Ma’un yaitu untuk memberantas masalah kemiskinan, salah satunya dengan mendirikan panti asuhan agar bisa hidup mandiri dan layak sehingga ekonomi bangsa tidak menurun drastis.

Dalam hiruk pikuk pandemi corona, banyak manusia yang terkena dampak. Mulai dari pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja, sampai meningkatnya kebutuhan masyarakat yang tidak diimbangi oleh pemasukan individual. Sebagai seorang muslim, kita diwajibkan untuk saling membantu. Membantu bisa diwujudkan dengan memberi bahan pangan, pakaian, dan tempat tinggal sementara. Memberi tidak harus ke sesama muslim saja melainkan kepada yang berhak mendapat bantuan.

Selain teologi di atas, K.H. Ahmad Dahlan juga berpegang pada teologi Al-Ashr di mana beliau mendidik umat Islam menjadi pribadi yang berakhlaqul karimah, rendah hati dan tetap berada pada agama Allah. Hal yang dilakukan yaitu dengan cara beriman, membantu sesama, serta sabar dalam menghadapi masalah. Orang yang berakal, akan menjauhkan dirinya dari rasa rugi dan mendekatkan pada hal-hal yang positif. (Benni, 2019)

Vaksin Teologi di Kala Hiruk Pikuk Pandemi

Melihat pandemi seperti sekarang ini banyak orang yang khawatir ikut tertular oleh virus. Tetapi setelah mempelajari sejumput pemikiran KH. Ahmad Dahlan, kita tahu bahwa sebenarnya kehidupan tidak akan sepenuhnya lepas dari hubungan antara manusia dan Allah.

Segala upaya sudah kita lewati, salah satunya saling tolong-menolong dan mendukung  satu sama lain. Lalu, sebagai manusia kita tidak boleh terlalu khawatir (over-paranoid), karena ada Allah yang selalu membantu hambaNya dalam keadaan sulit maupun senang. Serta perlu diketahui semuanya akan kembali kepada Allah. Dalam pembelajaran K.H. Ahmad Dahlan, kita melihat sosok yang terus membimbing menjadi pribadi yang sabar, lapang dada dengan musibah yang dihadapi. Manusia harus terus berusaha dan percaya atas mukjizat yang diberikan Allah. Ajaran untuk senantiasa berikhtiar sekaligus dibarengi dengan tawakkal memang harus digunakan–sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan. Wallahu a’lam.[]

Tags: coronacovid-19hiruk pikukislamKH Ahmad Dahlanpandemipemikiran
ShareTweetSendShare
Previous Post

Kutukan Ilmu dan Tipologi Ulama Menurut Al-Ghazali

Next Post

Konsep al-Kasb sebagai Obat Pandemi Covid-19

Riani Nur Fauzia

Riani Nur Fauzia

Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya yang kini tinggal di Rungkut, Surabaya. Bisa difollow Ig: @rianifauziaa

Artikel Terkait

Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
Esai

Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna

5 Agustus 2025

Malam itu, saya belum ingin tidur cepat. Hingga lewat tengah malam dan hari berganti (Rabu, 23 Juli 2025) saya duduk...

Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
Esai

Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway

28 Juli 2025

Jika bulan Juni sudah kepunyaan Sapardi, Juli adalah milik Hemingway. Pasalnya, suara tangis bayi-Hemingway pecah di bulan yang sama (21...

Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)
Esai

Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)

2 April 2024

Sepuluh menit setelah tanggal berganti menjadi 29 Maret 2024, teks cerpen Agus Noor dihidupkan di ampiteater Ladaya. Sejumlah kursi kayu...

Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 1
Esai

Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 1

1 April 2024

28 Maret 2024 Masehi. Malam 18 Ramadhan 1445 Hijriah. Saya tiba di Ladaya, Tenggarong, setelah menempuh lebih dari satu setengah...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Promothean

Promothean

1 Februari 2021
Gambar Artikel Ketika Seorang Perempuan Membaca Nawal el-Saadawi. Resensi Buku Perempuan di Titik Nol

Ketika Seorang Perempuan Membaca Nawal el-Saadawi

4 November 2020
Gambar Artikel Puisi Solilukoi Seorang Koruptor

Solilokui Seorang Koruptor

31 Januari 2021
Nona dan Seikat Bunga Merah

Nona dan Seikat Bunga Merah

10 Agustus 2021
Di Atas Sebuah Kertas

Di Atas Sebuah Kertas

13 September 2021
Bebatuan dan Anyir Air

Bebatuan dan Anyir Air

23 Maret 2021
Gambar Artikel Sedekah Berbalas dan Kepamrihan

Sedekah Berbalas dan Kepamrihan

1 Desember 2020
Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata

Siasat Bersama Wong Cilik dan Upaya Menginsafi Diri: Sebuah Perjamuan dengan Sindhunata

15 Juni 2025
Menjajaki Belanda: Dekapan Mimpi yang Jadi Nyata

Menjajaki Belanda: Dekapan Mimpi yang Jadi Nyata

5 Juli 2022
Menulis Puisi

Menulis Puisi

31 Maret 2021
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Bersikap Maskulin dalam Gerakan Feminisme
  • Emas di Piring Elite dan Jualan Masa Depan Cerah yang Selalu Nanti
  • Dua Jam Sebelum Bekerja
  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu
  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (216)
    • Cerpen (54)
    • Puisi (141)
    • Resensi (20)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (72)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (33)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.