slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
Vincent van Gogh: Mati atau Mukti? - Metafor.id
Metafor.id

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

  • Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Sunday, 1 June, 2025
  • Login
  • Register
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Inspiratif Sosok

Vincent van Gogh: Mati atau Mukti?

Yogi Dwi Pradana by Yogi Dwi Pradana
24 April 2021
in Sosok
0
Vincent van Gogh: Mati atau Mukti?

Sumber gambar: https://fineartamerica.com/featured/2-vincent-van-gogh-john-peter-russell.html

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Segala makhluk yang hidup pasti akan mengalami mati. Lalu, apakah setiap makhluk akan mengalami mukti? Tentu saja mukti juga akan dialami oleh setiap mahkluk yang hidup. Jika dalam segi makna hampir semua orang mengetahui makna mati: tidak bernyawa, tidak bernapas, dan tidak hidup. Begitu pun mukti, juga mempunyai makna tersendiri, yaitu: mengalami masa hidup yang penuh kesenangan tanpa kekurangan suatu apapun.

Vincent  van Gogh adalah pelukis kelahiran 30 Maret 1853. Pelukis kelahiran Belanda ini mengalami beberapa pengalaman semasa hidup yang penuh kesedihan. Vincent van Gogh adalah pelukis yang bisa dibilang sangat produktif, tetapi dia sangat miris karena hasil lukisannya hampir tidak ada yang menghargai semasa hidupnya. Tercatat selama hidup van Gogh sudah menghasilkan sebanyak kurang lebih 900 lukisan.

 

Proses Kreatif van Gogh

Vinvent van Gogh adalah sosok pelukis yang belajar melukis secara otodidak. Dia sudah melukis sejak masih kecil.  Vincent van Gogh juga bisa dibilang kurang berprestasi dalam bidang akademik. Maka dari itu, van Gogh tidak menyelesaikan studinya. Dia lebih berfokus untuk melanjutkan pilihan hidupnya untuk melukis. Meskipun karya-karya tidak dihargai, tetapi dia tidak pernah berhenti dalam membuat karya lukisan.

Vincent van Gogh juga sempat pindah ke Nuenen, Belanda pada tahun 1884. Van Gogh berkeinginan menjadi seorang pelukis realisme seperti Millet. Setelah berhasil menyelesaikan beberapa karya lukisannya terdahulu, kini tingkat kematangan artistik van Gogh semakin terasah. Vincent van Gogh selalu berusaha menciptakan lukisan yang mempunyai daya jual tinggi. Namun, apa daya lukisan van Gogh juga belum ada yang membuat ekonominya membaik kala itu.

 

Kedekatan van Gogh dengan Theo 

Theo adalah adik dari van Gogh. Theo juga adalah seseorang yang paling dekat dengan van Gogh. Vincent van Gogh selalu diberi bantuan secara finansisal oleh Theo karena ekonominya yang semakin hari semakin memburuk. Theo pun pernah membantu menjualkan lukisan van Gogh, tetapi saat tak ada penjualan yang diinginkan oleh van Gogh, maka Theo pun dinilai tidak serius dalam menjualkan karyanya.

Theo dan van Gogh sering surat-menyurat untuk berkabar. Bahkan, ada beberapa artikel yang menyampaikan bahwa kedekatan Theo dan van Gogh dalam surat-menyurat sampai akhir hayat mereka berdua. Theo merasa tidak tega melihat van Gogh yang mengalami kesulitan finansial. Vincent van Gogh juga pernah tinggal serumah dengan Theo, tetapi van Gogh merasa dirinya tidak enak dan tidak nyaman jika harus seatap dengan Theo. Maka van Gogh memutuskan untuk pindah dari rumah Theo.

 

Rintangan yang Dilewati van Gogh dalam Melukis

Selain karyanya yang tak kunjung terjual dan diketahui oleh banyak orang, ada beberapa rintangan yang dihadapi oleh van Gogh dalam berkarya. Vincent van Gogh menderita beberapa penyakit, seperti: ketidakstabilan mental, epilepsi, delusi, dan gangguan bipolar. Pada tahun 1889 van Gogh secara sukarela menyerahkan dirinya ke rumah sakit jiwa.

Dokter yang menangani van Gogh selama di rumah sakit jiwa bernama Theopile Peyron. Dokter tersebut memberikan terapi kepada van Gogh dengan cara menyuruhnya untuk melukis. Maka dengan senang hati van Gogh melakukan terapi melukis yang dianjurkan oleh dokter. Vincent van Gogh dinyatakan sembuh pada 16 Mei 1890.

Lukisan “Potrait of Dr Gachet” dalam Kartu Pos (https://www.zazzle.com/)

Karya Vincent van Gogh   

Dari banyak karya yang dihasilkan oleh Vincent van Gogh ada salah satu karya yang dinobatkan sebagai karya termahal di dunia. Karya tersebut adalah Le Potrait du docteur Gachet (Potret Dr.Gachet) di Amsterdam hingga Museum of Modern Art di New York. Karya tersebut terjual sebesar $82.500.000 atau setara dengan Rp1,1 triliun pada 1990. Karya tersebut juga menginspirasi visualisasi pasca-impresionisme di seluruh dunia.

Lalu, ada karya van Gogh The Potato Eaters (Pemakan Kentang) yang diselesaikan tahun (1885). Lukisan tersebut menceritakan bahwa ada sebuah keluarga yang sedang berada di meja makan dan hanya mampu menyantap hidangan kentang dengan jumlah yang sudah di pas dengan anggota keluarga. Vincent van Gogh menampilkan lukisan tersebut ke dalam palet monokrom, pucat dan kurang menggugah mata. Hal tersebut dipilih karena agar menggambarkan kehidupan yang susah dialami keluarga dalam lukisan The Potato Eaters. Ada pula beberapa lukisan van Gogh yang diulas, seperti: Café Terrace at Night (1888) dan Starry Night (1889).

Lukisan Masyhur “Starry Night” (https://www.art.com/)

Kematian van Gogh Mengantarkan Karyanya Dikenal Dunia

Vincent van Gogh menghembuskan napas terakhrnya pada 25 Januari 1891. Dia menembakkan peluru ke dadanya sendiri. Setelah itu, dia masih sempat berjalan ke kamarnya untuk menemui Theo. Vincent van Gogh mengutarakan kata-kata terakhirnya kepada Theo adalah: “Kesedihan ini akan bertahan selamanya”. Vincent van Gogh mengira bahwa sampai mati dia akan merasakan kesedihan karena penyakit yang ia derita begitu kompleks dan ditambah yang paling membuatnya sangat frustasi adalah tak ada karyanya yang mampu diapresiasi oleh dunia.

Baru setelah dia meninggal dunia karyanya banyak yang dikenal dunia. Pada Januari 1890, karya van Gogh diulas oleh pelukis sekaligus kritikus bernama Albert Aurier. Setelah ulasan Albert Aurier tersebut, ada juga sosok kritikus seni dan jurnalis yang mengulas karya van Gogh yaitu Octave Merbeau. Baru semenjak itu karya-karya van Gogh mulai dikenal di dunia. Bahkan, van Gogh sering dijadikan sosok inspirasi bagi para pelukis di dunia.[]

Tags: artistpelukissenimansosokVincent van Gogh
ShareTweetSendShare
Previous Post

Game yang Lagi Viral di Tahun 2021

Next Post

Senja Carita

Yogi Dwi Pradana

Yogi Dwi Pradana

Mahasiswa Sastra Indonesia UNY IG/Twitter: yogidwipradana/@yogidwipradana

Artikel Terkait

Anthony Giddens: Agensi dan Strukturasi Sosial
Sosok

Anthony Giddens: Agensi dan Strukturasi Sosial

30 November 2022

Anthony Giddens adalah mantan Direktur London School of Economics (LSE) yang tercatat sebagai salah satu sosiolog penting dunia menjelang akhir...

Mengenal Thasykubro Zadah: Sejarawan Penulis Ensiklopedia Islam
Sosok

Mengenal Thasykubro Zadah: Sejarawan Penulis Ensiklopedia Islam

10 March 2022

Setelah meninggalnya Nabi saw., Islam dipimpin oleh Khulafa’ al-Rasyidun dan diikuti oleh beberapa dinasti selanjutnya mulai dari Umawiyyah, Abbasiyah, sampai...

Ali Syari’ati: Mempercayai Tuhan Sekaligus Menjaga Alam dan Hubungan Sesama Manusia
Sosok

Ali Syari’ati: Mempercayai Tuhan Sekaligus Menjaga Alam dan Hubungan Sesama Manusia

16 February 2022

Arsitek Revolusi Islam, begitulah kata M. Dawam Rahardjo untuk Ali Syari’ati dalam tulisan kecilnya berjudul Ali Syari’ati: Mujahid Intelektual di...

Menyikapi Pemikiran Barat Seperti Jamaluddin al-Afghani
Sosok

Menyikapi Pemikiran Barat Seperti Jamaluddin al-Afghani

31 January 2022

Modernisme Barat adalah masa yang sangat berbeda bagi masyarakat Islam, setelah pada masa sebelumnya selalu ada keterkaitan yang masih bisa...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

Gambar Artikel Resensi Tuhan Maha Asyik : Mengasyiki Tuhan

‘Mengasyiki’ Tuhan

31 October 2020
Gambar Artikel Wartawan Ala Cak Rusdi

Wartawan Ala Cak Rusdi

30 April 2021
Sekala Niskala

Sekala Niskala

18 April 2022
Gambar Artikel Menemui Aku yang Aku

Menemui Aku yang Aku

5 November 2020
Gambar Artikel Metafora Mutualisme

Metafora Mutualisme

8 November 2020
Gambar Artikel Ada Apa dengan Pak Prabowo Subianto?

Ada Apa dengan Pak Prabowo Subianto?

31 December 2020
Haruskah Ulang Tahun Selalu Dirayakan?

Haruskah Ulang Tahun Selalu Dirayakan?

5 August 2021
Narasi tentang Rahmah dan Gaza

Narasi tentang Rahmah dan Gaza

30 May 2021
Seorang Indigo dan Suara-Suara Bertubuh Kupu-Kupu

Seorang Indigo dan Suara-Suara Bertubuh Kupu-Kupu

4 April 2022
Sebungkus Sunyi

Sebungkus Sunyi

20 November 2021

Ikuti Kami di Instagram

    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.
Facebook Twitter Instagram Youtube
Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Cosmic Hospitality dan Puisi Lainnya
  • Kenangan, Bahasa, dan Pengetahuan
  • Penjual Susu dan Puisi Lainnya
  • Peringati Hari Buku Nasional, Forum Buku Berjalan Adakan Temu Buku di Wisdom Park UGM Yogyakarta
  • Menyulut Api Literasi dari Kediri: Mahanani Book & Art Festival
  • Lelaki Tua yang Dipermainkan Nasib
  • Membangun Literasi Peduli Bumi: Festival Buku Berjalan
  • Kandang Menjangan Menggugat dan Puisi Lainnya
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)
  • Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 1
  • Puasa Puisi: Perayaan Sastra Lintas Bahasa
  • Aku Merangkum Desember

Kategori

  • Event (10)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (8)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (63)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (50)
  • Metafor (206)
    • Cerpen (51)
    • Puisi (136)
    • Resensi (18)
  • Milenial (46)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (11)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (70)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2021 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In