Segala makhluk yang hidup pasti akan mengalami mati. Lalu, apakah setiap makhluk akan mengalami mukti? Tentu saja mukti juga akan dialami oleh setiap mahkluk yang hidup. Jika dalam segi makna hampir semua orang mengetahui makna mati: tidak bernyawa, tidak bernapas, dan tidak hidup. Begitu pun mukti, juga mempunyai makna tersendiri, yaitu: mengalami masa hidup yang penuh kesenangan tanpa kekurangan suatu apapun.
Vincent van Gogh adalah pelukis kelahiran 30 Maret 1853. Pelukis kelahiran Belanda ini mengalami beberapa pengalaman semasa hidup yang penuh kesedihan. Vincent van Gogh adalah pelukis yang bisa dibilang sangat produktif, tetapi dia sangat miris karena hasil lukisannya hampir tidak ada yang menghargai semasa hidupnya. Tercatat selama hidup van Gogh sudah menghasilkan sebanyak kurang lebih 900 lukisan.
Proses Kreatif van Gogh
Vinvent van Gogh adalah sosok pelukis yang belajar melukis secara otodidak. Dia sudah melukis sejak masih kecil. Vincent van Gogh juga bisa dibilang kurang berprestasi dalam bidang akademik. Maka dari itu, van Gogh tidak menyelesaikan studinya. Dia lebih berfokus untuk melanjutkan pilihan hidupnya untuk melukis. Meskipun karya-karya tidak dihargai, tetapi dia tidak pernah berhenti dalam membuat karya lukisan.
Vincent van Gogh juga sempat pindah ke Nuenen, Belanda pada tahun 1884. Van Gogh berkeinginan menjadi seorang pelukis realisme seperti Millet. Setelah berhasil menyelesaikan beberapa karya lukisannya terdahulu, kini tingkat kematangan artistik van Gogh semakin terasah. Vincent van Gogh selalu berusaha menciptakan lukisan yang mempunyai daya jual tinggi. Namun, apa daya lukisan van Gogh juga belum ada yang membuat ekonominya membaik kala itu.
Kedekatan van Gogh dengan Theo
Theo adalah adik dari van Gogh. Theo juga adalah seseorang yang paling dekat dengan van Gogh. Vincent van Gogh selalu diberi bantuan secara finansisal oleh Theo karena ekonominya yang semakin hari semakin memburuk. Theo pun pernah membantu menjualkan lukisan van Gogh, tetapi saat tak ada penjualan yang diinginkan oleh van Gogh, maka Theo pun dinilai tidak serius dalam menjualkan karyanya.
Theo dan van Gogh sering surat-menyurat untuk berkabar. Bahkan, ada beberapa artikel yang menyampaikan bahwa kedekatan Theo dan van Gogh dalam surat-menyurat sampai akhir hayat mereka berdua. Theo merasa tidak tega melihat van Gogh yang mengalami kesulitan finansial. Vincent van Gogh juga pernah tinggal serumah dengan Theo, tetapi van Gogh merasa dirinya tidak enak dan tidak nyaman jika harus seatap dengan Theo. Maka van Gogh memutuskan untuk pindah dari rumah Theo.
Rintangan yang Dilewati van Gogh dalam Melukis
Selain karyanya yang tak kunjung terjual dan diketahui oleh banyak orang, ada beberapa rintangan yang dihadapi oleh van Gogh dalam berkarya. Vincent van Gogh menderita beberapa penyakit, seperti: ketidakstabilan mental, epilepsi, delusi, dan gangguan bipolar. Pada tahun 1889 van Gogh secara sukarela menyerahkan dirinya ke rumah sakit jiwa.
Dokter yang menangani van Gogh selama di rumah sakit jiwa bernama Theopile Peyron. Dokter tersebut memberikan terapi kepada van Gogh dengan cara menyuruhnya untuk melukis. Maka dengan senang hati van Gogh melakukan terapi melukis yang dianjurkan oleh dokter. Vincent van Gogh dinyatakan sembuh pada 16 Mei 1890.

Karya Vincent van Gogh
Dari banyak karya yang dihasilkan oleh Vincent van Gogh ada salah satu karya yang dinobatkan sebagai karya termahal di dunia. Karya tersebut adalah Le Potrait du docteur Gachet (Potret Dr.Gachet) di Amsterdam hingga Museum of Modern Art di New York. Karya tersebut terjual sebesar $82.500.000 atau setara dengan Rp1,1 triliun pada 1990. Karya tersebut juga menginspirasi visualisasi pasca-impresionisme di seluruh dunia.
Lalu, ada karya van Gogh The Potato Eaters (Pemakan Kentang) yang diselesaikan tahun (1885). Lukisan tersebut menceritakan bahwa ada sebuah keluarga yang sedang berada di meja makan dan hanya mampu menyantap hidangan kentang dengan jumlah yang sudah di pas dengan anggota keluarga. Vincent van Gogh menampilkan lukisan tersebut ke dalam palet monokrom, pucat dan kurang menggugah mata. Hal tersebut dipilih karena agar menggambarkan kehidupan yang susah dialami keluarga dalam lukisan The Potato Eaters. Ada pula beberapa lukisan van Gogh yang diulas, seperti: Café Terrace at Night (1888) dan Starry Night (1889).

Kematian van Gogh Mengantarkan Karyanya Dikenal Dunia
Vincent van Gogh menghembuskan napas terakhrnya pada 25 Januari 1891. Dia menembakkan peluru ke dadanya sendiri. Setelah itu, dia masih sempat berjalan ke kamarnya untuk menemui Theo. Vincent van Gogh mengutarakan kata-kata terakhirnya kepada Theo adalah: “Kesedihan ini akan bertahan selamanya”. Vincent van Gogh mengira bahwa sampai mati dia akan merasakan kesedihan karena penyakit yang ia derita begitu kompleks dan ditambah yang paling membuatnya sangat frustasi adalah tak ada karyanya yang mampu diapresiasi oleh dunia.
Baru setelah dia meninggal dunia karyanya banyak yang dikenal dunia. Pada Januari 1890, karya van Gogh diulas oleh pelukis sekaligus kritikus bernama Albert Aurier. Setelah ulasan Albert Aurier tersebut, ada juga sosok kritikus seni dan jurnalis yang mengulas karya van Gogh yaitu Octave Merbeau. Baru semenjak itu karya-karya van Gogh mulai dikenal di dunia. Bahkan, van Gogh sering dijadikan sosok inspirasi bagi para pelukis di dunia.[]