• Tentang Metafor
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
  • Disclaimer
  • Kru
  • Kerjasama
Sabtu, 13 September 2025

Situs Literasi Digital - Berkarya untuk Abadi

Metafor.id
Metafor.id
  • Login
  • Register
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Hikmah
    • Sosok
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Tips & Trik
    • Kelana
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
No Result
View All Result
Metafor.id
No Result
View All Result
Home Kolom Esai

Korelasi Pandangan Ilmu Kalam dan Kiri Islam Hassan Hanafi

Nor Ismiyah by Nor Ismiyah
21 Juni 2021
in Esai
0
Korelasi Pandangan Ilmu Kalam dan Kiri Islam Hassan Hanafi

Sumber gambar: tirto.id

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

Pada zaman sekarang ini banyak cendekiawan muslim yang memiliki semangat tinggi dalam mempelajari keislaman dan bersikap kritis terhadap modernisasi, khususnya Barat, maka tidak heran apabila kemajuan dan kebangkitan dunia Islam adalah suatu kenyataan. Tetapi di sisi lain, tidak perlu adanya pembaharuan ataupun reformasi dalam Islam karena Islam sendiri sudah sempurna adanya. Akan tetapi yang harus ditumbuhkan yaitu sikap terhadap agama, keberagamaan kita yang masih banyak kurangnya seperti pemahaman dan keimanan terhadap agama.

Namun dewasa ini masalah tersebut bukan menjadi soal baru, akan tetapi masih banyak masalah keagamaan yang lebih penting dan sangat erat kaitannya dengan kehidupan sosial politik dan ekonomi. Tidak aneh jika masa depan wajah Islam sangat bergantung pada kemampuan umat Islam menjawab masalah-masalah sosial politik dan ekonomi. Dari sinilah hadir sosok cendekiawan muslim yang banyak menuangkan pemikirannya tentang Islam dan menjadi penggagas pembangkitan Islam–atau dalam istilahnya disebut: Kiri Islam.

Pemikiran Ilmu Kalam

Hassan Hanafi adalah pemikir Islam yang pemikirannya bertolak dari pencarian iman dalam menumbuhkan semangat ilmu kalam dari iman ke nalar lalu menuju aksi. Proyeknya itu disebut at-Turats wa at-Tajdid (Tradisi dan Pembaharuan). Hassan Hanafi tidak lagi membahas mengenai ilmu kalam yang semata-mata fokus pada isu bangunan teologi yang berkaitan dengan hal-hal yang bernuansa teosentris, akan tetapi membahas problem kemanusiaan yang bernuansa antroposentris.

Selama ini pembahasan teologis hanya bertumpu pada penjelasan tentang substansi wujud Tuhan Yang Maha Mutlak sebagai Yang Maha Menguasai dan Maha Berkehendak. Dia yang memulai dan mengembalikan sesuatu, Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan seterusnya. Seolah-olah seorang teolog klasik ini bercengkerama dengan kekuasaan Tuhan sehingga mencapai yang fana dan melebur bersama-Nya.

Di sini terlihat hubungan antara manusia dengan Tuhan tidak terbatas pada pengetahuan teoritis saja tetapi juga pada amaliyah praktis. Manusia memuji Tuhan atas karunia nikmat yang diberikan dan bersyukur kepada-Nya atas segala pemberian yang Tuhan berikan. Ini menjadikan hubungan manusia dengan Tuhan hanya satu arah. Seakan manusia hanya menjadi bejana untuk menerima suatu nikmat, pemberian, kemurahan dan kebaikan.

Dari sini kritik Hassan Hanafi terhadap ilmu kalam yang memunculkan teori “Ketidakbutuhan Allah kepada selain-Nya dan Kebutuhan yang lain kepada-Nya”. Maksud dari teori ini adalah menunggalkan Allah dan menggugurkan alam, mempertahankan Dzat Ilahiyah tanpa memperhitungkan dzat manusia dengan tekad mencapai puncak kejayaan dengan berlandaskan dasar. Hal semacam ini yang membuat lemahnya umat Islam dalam bidang sosial politik dan ekonomi. (Yusuf, 2016)

Usaha Hassan Hanafi dalam mengatasi hal tersebut yaitu menegaskan kembali jiwa-jiwa tauhid, yaitu tauhid ucapan dan tauhid perbuatan. Menegakkan syahadat yang mengandung makna peniadaan dan penegasan, artinya peniadaan terhadap segala bentuk penahanan modern yang membuat krisis. Ini merupakan sebuah energi pendorong untuk rakyat kecil dalam melakukan suatu gerakan. Oleh sebab itu menurut Hanafi dari peniadaan tersebut ia ingin mencoba melakukan rekonstruksi pemikiran Islam dalam bentuk pembebasan diri dari berbagai bentuk penindasan, pemaksaan, penganiayaan, ketidakadilan, kekejaman dan otoritarianisme.

Kiri Islam

Dari tangan Hassan Hanafi inilah ilmu kalam berubah menjadi suatu perubahan besar yang mencakup seluruh kesadaran kaum muslimin dan menciptakan agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Dari sinilah diperoleh istilah Kiri Islam, di mana umat Islam menghadapi keterbelakangan dan mengkritisi Islam dengan menggunakan pandangan-pandangan ilmu kalam untuk membangun masa depan Islam yang lebih baik.

Kiri Islam ini merupakan jurnal sekaligus pemikiran Hassan Hanafi yang membahas tentang perlawanan umat Islam terhadap segala bentuk penindasan, penguasaan, pemaksaan dan ketidakadilan yang diterima oleh kaum yang lemah. Sebenarnya tidak ada istilah kanan atau kiri dalam Islam, namun ada dalam strata sosial, politik dan ekonomi, yang tentunya kekuasaan-kekuasaan dan kekuatan ada di pemegang strata tertinggi yang pastinya membawa kepentingan masing-masing kelompok.

Di sini peran Kiri Islam yaitu memihak kepada kaum-kaum yang lemah, yang dikuasai, yang tertindas dan yang menderita. Dalam Islam penyebutan kanan atau kiri ini dikenal dengan sebutan Ashabul Yamin dan Ashabul Syimal, yang dalam konteks agama, bukan cuma politik dan ekonomi.

Tujuan dari Kiri Islam ini sebenarnya sangat baik dan menguntungkan bagi kaum-kaum kecil yang tertindas. Seperti mewujudkan keadilan sosial dalam umat melalui dasar Al-Qur’an, menciptakan masyarakat yang demokratis dan bebas mengungkapkan aspirasinya, meniadakan hak-hak otoriter yang menjadikan penguasa di atas segalanya, dan seterusnya.

Jadi istilah Kiri Islam menurut Hassan Hanafi bermaksud memberi pembaharuan dalam pemikiran Islam agar umat muslim terbebas dari segala bentuk ketertindasan agar umat Islam bisa selangkah lebih maju, unggul dan menjawab permasalahan dalam segala bidang, baik itu agama, sosial politik, ekonomi, dan budaya.[]

Tags: esaiHassan Hanafiilmu kalamislamteologi
ShareTweetSendShare
Previous Post

Tontonan dari Bujursangkar

Next Post

Jika Pulang Selalu Tentang Pergi

Nor Ismiyah

Nor Ismiyah

Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. Tinggal di Sidoarjo dan bisa disapa via Instagram @_noerismesme

Artikel Terkait

Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
Esai

Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna

5 Agustus 2025

Malam itu, saya belum ingin tidur cepat. Hingga lewat tengah malam dan hari berganti (Rabu, 23 Juli 2025) saya duduk...

Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
Esai

Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway

28 Juli 2025

Jika bulan Juni sudah kepunyaan Sapardi, Juli adalah milik Hemingway. Pasalnya, suara tangis bayi-Hemingway pecah di bulan yang sama (21...

Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)
Esai

Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 2 (Selesai)

2 April 2024

Sepuluh menit setelah tanggal berganti menjadi 29 Maret 2024, teks cerpen Agus Noor dihidupkan di ampiteater Ladaya. Sejumlah kursi kayu...

Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 1
Esai

Diri yang Tak Bersih dan Sejumlah Tegangan – Bagian 1

1 April 2024

28 Maret 2024 Masehi. Malam 18 Ramadhan 1445 Hijriah. Saya tiba di Ladaya, Tenggarong, setelah menempuh lebih dari satu setengah...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Belajar Menulis

Belajar Menulis

1 April 2021
Anosmia Bukan Insomnia, Apalagi Amsenia

Anosmia Bukan Insomnia, Apalagi Amsenia

18 Februari 2021
Gambar Artikel Jempolmu, Harimaumu

Jempolmu, Harimaumu

2 November 2020
Gambar Artikel Kutukan Ilmu dan Tipologi Ulama Menurut Al-Ghazali

Kutukan Ilmu dan Tipologi Ulama Menurut Al-Ghazali

10 Desember 2020
Aku Merangkum Desember

Aku Merangkum Desember

30 Maret 2024
Gambar Artikel Mind Management

Mind Management

27 November 2020
Episodik: Depresi

Episodik: Depresi

5 April 2021
Menguak Kebodohanmu Melalui Rekomendasi Netflix-ku

Menguak Kebodohanmu Melalui Rekomendasi Netflix-ku

29 Maret 2023
Upaya Menemukan Kepastian Hidup Ala Spinoza

Upaya Menemukan Kepastian Hidup Ala Spinoza

25 November 2021
Perempuan Sumba dan Budaya Kawin Tangkap

Perempuan Sumba dan Budaya Kawin Tangkap

23 Juni 2021
Facebook Twitter Instagram Youtube
Logo Metafor.id

Metafor.id adalah “Wahana Berkarya” yang membuka diri bagi para penulis yang memiliki semangat berkarya tinggi dan ketekunan untuk produktif. Kami berusaha menyuguhkan ruang alternatif untuk pembaca mendapatkan hiburan, gelitik, kegelisahan, sekaligus rasa senang dan kegembiraan.

Di samping diisi oleh Tim Redaksi Metafor.id, unggahan tulisan di media kami juga hasil karya dari para kontributor yang telah lolos sistem kurasi. Maka, bagi Anda yang ingin karyanya dimuat di metafor.id, silakan baca lebih lanjut di Kirim Tulisan.

Dan bagi yang ingin bekerja sama dengan kami, silahkan kunjungi halaman Kerjasama atau hubungi lewat instagram kami @metafordotid

Artikel Terbaru

  • Cinta yang Tidak Pernah Mandi dan Puisi Lainnya
  • Pemerintah Daerah Tidak Bisa Cari Uang, Rakyat yang Menanggung
  • Merebut Kembali Kembang-Kembang Waktu dari Tuan Kelabu
  • Perempuan yang Menyetrika Tubuhnya dan Puisi Lainnya
  • Perjalanan Menuju Akar Pohon Kopi
  • Ozzy Osbourne dalam Ingatan: Sebuah Perpisahan Sempurna
  • Hisap Aku hingga Putih dan Puisi Lainnya
  • Going Ohara #2: Ketika One Piece Menjelma Ruang Serius Ilmu Pengetahuan
  • Sastra, Memancing, Bunuh Diri: Mengenang Ernest Hemingway
  • Selain Rindu, Apa Lagi yang Kaucari di Palpitu?
  • Status Baru Ibu dan Puisi Lainnya
  • Bentuk Cinta Paling Tenang dan Tak Ingin Jawab

Kategori

  • Event (12)
    • Publikasi (2)
    • Reportase (10)
  • Inspiratif (31)
    • Hikmah (14)
    • Sosok (19)
  • Kolom (65)
    • Ceriwis (13)
    • Esai (52)
  • Metafor (214)
    • Cerpen (53)
    • Puisi (141)
    • Resensi (19)
  • Milenial (47)
    • Gaya Hidup (25)
    • Kelana (12)
    • Tips dan Trik (9)
  • Sambatologi (71)
    • Cangkem (18)
    • Komentarium (32)
    • Surat (21)

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Metafor
    • Cerpen
    • Puisi
    • Resensi
  • Sambatologi
    • Cangkem
    • Komentarium
    • Surat
  • Kolom
    • Ceriwis
    • Esai
  • Inspiratif
    • Sosok
    • Hikmah
  • Milenial
    • Gaya Hidup
    • Kelana
    • Tips & Trik
  • Event
    • Reportase
    • Publikasi
  • Tentang Metafor
    • Disclaimer
    • Kru
  • Kirim Tulisan
  • Kerjasama
  • Kontributor
  • Login
  • Sign Up

© 2025 Metafor.id - Situs Literasi Digital.